Rabu, 26 Juli 2017

Kyai Cebolek

Oleh A Muchlishon Rochmat
Daerah pojok timur laut Kabupaten Pati adalah daerah yang kurang begitu dikenal baik di wilayah Jawa Tengah apalagi Indonesia. Tetapi siapa yang menyangka, di Pati, tepatnya desa Kajen di makamkan seorang salik yang begitu karismatik. Mbah Mutammakin atau Kiai Cebolek namanya. Seseorang yang begitu dihormati oleh masyarakat sekitar dan dipercaya sebagai seorang wali.

Ahmad Mutammakin, Sumahadiwijaya, dan Kiai Cebolek adalah nama yang disematkan pada sosok yang diyakini masyarakat sekitar ini sebagai wali Allah. Kiai Cebolek hidup pada tahun 1645-1740 (Milal, 2002) bersamaan dengan Amangkurat IV dan Pakubuwono II, raja Kartasura. Tidak banyak fakta sejarah yang menjelaskan kehidupan Kiai Cebolek secara menyeluruh. Tetapi kejadian heroik Kiai Cebolek adalah saat ia diadili oleh Ketib Anom di Keraton Kartasura karena dianggap menyebarkan ilmu hakikat (manunggaling kawula gusti) kepada masyarakat awam.

Serat Cebolek yang diyakini sebagai karya pujangga terbesar Keraton Kartasura, R Ng Yasadipura I, merekam perdebatan sengit yang melibatkan Kiai Cebolek dengan Ketib Anom dari Kudus. Selain Serat Cebolek, ada Teks Kajen dan Arsy Muwahhidun yang diyakini sebagai karangan asli Kiai Cebolek, namun tidak sedikit yang meragukannya. Dalam Serat Cebolek, Kiai Cebolek dilukiskan memiliki perangai yang lusuh, jelek, mirip pengemis dan sok pintar padahal bodoh. Hal tersebut sangat kontras dengan apa yang terdapat dalam Teks Kajen dan Arsy Muwahhidun yang mana melukiskan Kiai Cebolek sebagai sosok yang luas ilmunya, memiliki kedalaman sepiritual dan gagah perkasa.

Terlepas dari perbedaan ini, sosok Kiai Cebolek begitu mengisnpirasi dan melekat di sanubari masyarakat sekitarnya. Di Kajen, desa di mana Kiai Cebolek dimakamkan, menjadi ‘kota santri’ dengan lebih dari 30 pesantren. Sangat luar biasa mengingat Kajen yang notabenenya adalah desa kecil yang lahan untuk persawahan pun tak punya. Hampir semua pesantren besar yang tersebar di pesisir pantai Jawa diasuh oleh dzurriyah (anak turunnya) Mbah Mutammakin atau Kiai Cebolek.

Tafsir Suluk Kiai Cebolek
Dalam bukunya Ubaidillah Achmad dan Yuliyatun Tajuddin (Suluk Kiai Cebolek, 2014) disebutkan bahwa ada enam spirit atau suluk Kiai Cebolek sebelum menggapai martabat insan kamil. Keenam suluk ini disimpulkan dari keterangan-keterangan yang ada pada ornamen-ornamen masjid Kiai Cebolek, penuturan para dzurriyahnya dan masyarakat sekitar.

Pertama, suluk niat Kiai Cebolek. Suluk niat menjadi dasar dari segala perbuatan ibadah seorang hamba seperti yang telah disabdakan nabi. Kalau niatnya sudah tidak benar, maka amalnya juga tidak akan benar. Menurut cerita masyarakat sekitar Kajen, kesalahan niat pernah dialami oleh Ketib Anom saat ia berkunjung ke Kajen untuk menemui Kiai Cebolek dan berniat untuk menguji dan menjatuhkannya. Kiai Cebolek mampu menjawab apa yang ditanyakan oleh Ketib Anom. Kemudian Kiai Cebolek meminta Ketib Anom untuk menafsirkan ornamen-ornamen pada dinding masjid Kiai Cebolek, Ketib Anom tidak bisa dan malah kebingungan.

Kedua, suluk ketauhidan. Suluk ini merupakan cerminan kayakinan Kiai Cebolek kepada Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW sebagai Rasulullah. Gelar “Al-Mutammakin” (orang yang berpegang teguh dan berprinsip) yang disandangnya merupakan bukti bahwa Kiai Cebolek mengamalkan nilai-nilai ketauhidan secara total dan kuat. Ketauhidan yang diamalkan Kiai Cebolek bukan hanya di mulut, tapi juga pada tindakan-tindakannya.

Ketiga, suluk transformasi (perubahan diri). Suluk transformasi merupakan suluk yang mengupayakan perubahan diri dari hal yang tidak baik ke hal yang baik. Selain memperbaiki diri sendiri, Kiai Cebolek juga turut memperbaiki masyarakatnya. Kiai Cebolek berusaha sekuat tenaga untuk mendampingi rakyat dan melawan tirani dengan menggunakan ranah tasawuf sebagai media perjuangannya.

Keempat, suluk pembebasan. Setiap individu memiliki kewajiban untuk melepaskan setiap individu dan masyarakat dari penindasan. Suluk pembebasan mengharmonisasikan peran antarindividu, tidak ada yang menguasai dan tak ada yang dikuasai. Berbeda dengan Kiai Cebolek yang menggunakan tasawuf sebagai media untuk membebaskan rakyat dari ketiranian, Gus Dur, salah satu dzurriyahnya dan presiden keempat NKRI, menggunakan demokrasi untuk membebaskan dan melindungi rakyat lemah.

Kelima, suluk kearifan lokal. Kearifan lokal merupakan kekayaan dan identitas yang dimiliki oleh suatu masyarakat. Kiai Cebolek, sebagaimana yang dilakukan oleh para Wali Sanga, berusaha melindungi dan melestarikan kearifan-kearifan lokal masyarakat dengan cara menyisipkan nilai-nilai islami ke dalamnya. 

Keenam, tazkiyatun nafsi (membersihkan diri) dari hal-hal yang syubhat, apalagi haram. Kisah yang melegenda masyarakat sekitar tentang tazkiyatun nafsi Kiai Cebolek adalah saat Kiai Cebolek melakukan riyadhah (olah jiwa) selama empat puluh hari. Pada saat akan berbuka puasa, Kiai Cebolek menyiapkan makanan-makanan yang lezat. Ia meminta istrinya untuk mengikatnya dan meletakkan makanan tersebut di hadapannya. Maka keluarlah nafsu Kiai Cebolek dalam bentuk dua ekor anjing, anjing ini menyantap habis makanan tersebut dan setelah selesai ke dua ekor anjing tersebut akan masuk lagi ke tubuh Kiai Cebolek tetapi Kiai Cebolek tidak memperkenankannya. Kedua anjing ini diberi nama Kamaruddin dan Abdul Kahar. Bisa saja cerita ini hanya kiasan semata, tetapi yang pasti Kiai Ceboleh melakukan tazkiyatun nafsi tingkat tinggi.

Enam suluk ini merupakan tangga untuk menggapai status insan kamil (manusia sempurna) sebagaimana yang Kiai Cebolek ajarkan. Yang perlu kita tahu bahwa Kiai Cebolek tidak melulu beribadah di masjid, tetapi ia juga berjuang bersama rakyat dari segala penindasan dan kesengsaraan yang ada.

Suluk, ajaran, atau semangat Kiai Cebolek tak pernah surut dan akan terus tumbuh subur di kalangan dzurriyah-dzurriyah (anak-cucunya), santri-santri dan masyarakat sekitarnya.

Senin, 03 Juli 2017

ROTIB AL-HADDAD


A-'udzubillaahi minasy syaithoo nir rojim.

{1} Bismillahirrohmaanirrohim. Alhamdulillahirobbil 'aalamin. Arrohmaanir Rohiim. Maaliki Yaumiddin. Iyyaka na'budu wa iyyaaka nasta'iin. Ihdinaashiroothol mustaqiim. Shirootholladziina-an 'amta 'alaihim, ghoiril maghduu bi 'alaihim wa ladh-dhoolliin. Aamiin.

{2} Alloohu laa ilaaha illaa huwal-hayyul qoyyuum. Laa ta' khudzuhu sinatuw walaa naum. Lahuu maa fissamaawaati wamaa fil-ardh. Man dzal-ladzii yasyfa'u-'inda huu illaa bi idznih. Ya' lamu maa baina aydiihim wa maa kholfahum. Walaa yuhiithuuna bi syai'-in min 'ilmihii illaa bimaa syaa' wasi'a kursiyyuhus samaawaati wal ardho walaa ya'-uuduhuu hifzhu-humaa wahuwal 'aliyyul-'azhiim.

{3} Aamanar rosuulu bimaa unzila ilaihi mir robbihii wal mu'minuuna, kullun aamana billaahi wa malaaikatihii wa kutubihii wa rusulihii la nufarriqu baina ahadin min rosulihii waqooluu sami' naa waa atho' naa ghufroonaka robbanaa wa ilaikal mashiiru.

{4} Laa yukallifu-lloohu nafsaan illa wush-'ahaa lahaa maa kasabat wa 'alaihaa maaktasabat, robbanaa laa tu' akhidznaa innasiinaa' aw a'thoo'naa, robbanaa wa laa tahmil 'alainaa ishroon kamaahamaltahu 'alal ladzaiinaa min qoblinaa, robbanaa wa laa tuhammilnaa maa laa thoo qota lanaa bihii, wa'fu'annaa waghfirlanaa waarhamnaa. Anta maulanaa fanshurnaa alal qaumil kaafiriin. Aamiin.

{5} Laailaaha illalloohu wahdahu la syariikalahu, lahul-mulku walahu-hamdu, yuhyi wa yumiitu wa huwa 'alaa kulli syai-in qodiir. 3X

{6} Subhaanalloohi wal hamdu lillaahi, wa laa ilaha ilallohu, wallohu akbar. 3X

{7} Subhaanalloohi wa bi hamdihii. Subhaanalloohil azhiim. 3X

{8} Rabbanaghfir lanaa wa tub 'alainaa, innaka antat-tawwaabur-rohiim.

{9} Alloohumma sholli 'alaa Muhammad. Alloohumma sholli 'alaihi wa salliim. 3X

{10}  A-'udzu bikalimaatillaahit-taammati min syarii maa kholaq. 3X

{11} Bismillaahil-ladzii la yadhurru ma-'aasmihii syai'un fil-ardhi wa la fis-samaai, wa huwas sami'ul 'a-liim. 3X

{12} Rodhiinaa billaahi robbaan, wa biil Islaami diinaan, wa bi Muhammadin nabiyaan. 3X

{13} Bismillaahi wal hamdu lillaahi, wal khooiru waas syarru bi maa syiaatillaah. 3X

{14} Aamannaa billaahi wal yaaumil aakhir, tubna ilallaahi baathinaan wa zhaahiraa. 3X

15.  Yaa Rabbanaa wa´fu ´annaa wamhulladzi kaana minnaa. 3X

16.  Yaa dzal-jalaali wal-ikraam, amitnaa ´alaa diinil islaam. 7X

17.  Yaa qawiyyu yaa matiinu, ikfisyarradh dhaalimiin. 3X

18.  Ashlahallaahu umural muslimiin, sharafallahu syarral mukdziin. 3X

19.  Yaa´Aliyyu yaa Kabiiru, ya ´aliimu, yaa Qadiiru,

Yaa sami´u, yaa Bashiiru, yaa Lathiifu, yaa Khabiiru. 3X

20.  Yaa faarijal hammi, yaa kaasyifal ghammi, yaa man li´abdihii yaghfiru wa yarham. 3X

21.  Astaghfirullaah rabbal baraaya,

Astaghfirullaah minal khataayaa. 4X

22.  Laa ilaaha illallaahu laa ilaaha illallaahu. 25X

Muhammadur Rasulullah shallallaahu ´alaaihi wa sallam wa syarrafa wa karrama wa majjada wa´azhzhama, waradiyallaahu ta´aalaa an ashaabi Rasuulillaahi ajmain wattaabiinaa lahum biihsaani ilaa yawmiddin wa ´alainaa ma´ahum birahmatika yaa arhamar raahimin.

23.  Bismillaahir Rahmaanir Rahim. Qulhuallaahu ahad. Allaahus-Shamad. Lamyalid wa lam yuulad. Wa lam yakun lahu kufuwan ahad. 3X

24.  Bismillaahir Rahmmanir Rahim. Qul A´udzu birabbil falaq. Min syarri maa khalaq. Wa min syarrri ghaasiqin idza waqab. Wa min syarri naffaatsati fil´uqad. Wa min syarri haasidin idzaa hasad.

25.  Bismillaahir Rahmmanir Rahim. Qul A´udzu bi rabbin naasi. Malikinnaasi. Ilaahin-naasi. Min syarril waswaasil khannaas. Alladzi yuwaswisu fi shuduurinnaasi. Minal jinnati wa naas.

26.  Al-faatehah ilaa ruuhi habibbinaa wa syafi´inna Rasuulillaahi Muhammadin ibni Abdillaah shallaahu ´alaihi wassallam wa aalihi wa ashhaabihi wa dzurriyaatihi annallaaha yukli darajaatihim filjanati wayan fa´unaa biasraarihim wa an waarihim wa ´uluumihim fiddini waddunyaa wal aakhirati wayaj´alunaa minhizbihim wa yar zuqunaa mahab batahum wa yatawaffaanaa ´alaa millati him wa yashsuurnaa fi zumratihim.

Al-faatehah

27.  Al-faatehah ilaa ruuhi sayidinna Ali Al ´uraidii wa ilaa ruuhi sayidinaal Muhaajir ilallah Ahmad bin Isa tsumma ilaa ruuhi sayyiidinaal Faqiihil Muqaddami Muhammad bin Alii baa Alawii wa usulihim wafuruu´ihim wajami´i saadaatinaa Aali Aabi ´alawii Annallaaha yuqaddisu arwaahahun fil Jannah, wayunawwiru dharaa ihahum wayu´iidu ´alaina min barakaatihim wa-anwaarihim fiddunnyaa wa aahirah.

Al-faatehah

28.  Al-faatehah ilaa arwaahi jami´isaadaatinaa shufiyati, Annallaaha yuqaddisu arwaahahum fil Jannah wayunawwiru dharaaiha hum wa yu´idu ´alainaa min barokatihim wa asrorihim waanwarihim fid dunyaa wal aakhirah, wa yulhiqunaabihim fi Khairin wa´aafiyatin.

Al-faatehah

29.  Al-faatehah ilaa ruuhi shaahibirraatibi al-Uztaadzi Sayyininaas Syarif Alquthubil ghaus, Abdullah bin Alwi Alhadaad ba ´alawi, annallaaha yuqaddisu ruuhahu fil Jannah, wayunawwiru dharariihahu, wayu´iidu ´alainaa min barakaatihi waasraarihi, waanwaarihi fiddunyaa wal aakhirah.

Al-faatehah

30.  Al-faatehah ilaa ruuhi Sayyid Alwi bin Ibraahim Alhadaad tsuma ilaa ruuhi Syarifah ´Aluyah binti Muhammad bin Ja´far Alhadaad. Tsuma ilaa arwaahi walidina wawalidikum, wa-amwaatinaa wa-amwaatikum wa-amwaatil muslimin ajma´in, Annallaaha yaghfirulahumwayarhamu hum wa yuskinuhhum filjannah wayushlihu umuural Muslimiin, wayakfihim Syarral mu´dziim wa yataqobbalu minnaa wa minkum, wayarzuqunaa waiyyaakum husnal khaatimah ´indal mauti fii khairin wa luthfin wa´aafiyatiin, wa ilaa hadlratin Nabi Muhammad sahallallahu ´alaihi wasallam.

Al-faatehah

31.  Bismillaahir Rahmaanir Rahiim. Alhamdu lillaahi rabbil ´aalamin, hamdaan yuwa fii ni ´amahu wa yukaafi maziidahu. Allaahumma shalli ´alaa sayyidinaa muhammadin wa ahli baitihi wa shohbihi wa sallim. Allaahumma inna nasaluka bilhaqqil faatihatil mu´adhomati wassab´il matsaanii antaftaha lanaa bikulli khoirin, wa antata fa dhola alainaa bi kullii khoirin wa antaj´alanaa min ahlil khoiri, wa antu ´aamilanaa yaa maulaanaa mu´aamalataka liahlil khoiri, wa antahfadhonaa fiiadyaaninaa wa anfusinaa wa aulaadinaa wa ash haabinaa wa ahbaabina min kulli mihnatin wa buk sin wa dhoyrin, innaaka waliyyu kulli khoirin, wa mutafadhdillun bikulli khoirin, wa mu´thin likulli khoirin, ya arhamarraahimiin.

32.  Allaahumma innaa´nas aluka ridhaaka wal Jannah, wa na´udzu bika min sakhathika wan naar. 3X

a.      Yaa ´aalimas sirri minna, la tahtiki sitra´annaa, wa ´aafinaa wa´fu ´anna, wakun lanaa haitsu kunnaa. 3X

b.      Yaa Allaah bihaa yaa Allaah bihaa yaa Allaahu bi husnil khatimah. 3X

c.       Yaa lathiifaan lam yazal, ulthuf binaa fimaa nasal, innaka lathiifun lam tazal, ulthuf binaa wal muslimiin. 3X

d.      Yaa lathiifaan bi khalqih, ya ´allimaan bi khalqih,

Yaa khabiiraan bi khalqih, ultuf binaa ya lathifu

Yaa ´aliimu ya khabiir. 3X

e.      Yaa amaanal khaaifiin, aaminnaa mimmaa nakhaaf,

Yaa amaanal khaaifiin, salimna mimmaa nakhaaf,

Yaa aamaanal khaaifiin, najjinaa mimma nakhaaf. 3x

f.        Al-faatehah biil qabuli, wa ilaa hadhratin nabiyir Rasul, Muhammadin shallallahu ´alaihi wasallam. Al-faatehah

Penyusun:
HABIB ABDULLOH bin ALWI AL-HADAD

Minggu, 02 Juli 2017

KANZUL ARASY beserta TERJEMAHANNYA

Doa Kanzul Arazi Arab Latin Dibawah Ini !

 سم الله الرحمن الرحيم
Bismillaahir Rahmanir Rahiim
Dengan menyebut nama allah yang maha pemuran lagi maha penyayang
لااله الا الله سبحن الملك القدوس
Laa ilaaha illallaahu subhaana malikil qudduus
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah,mahasuci raja yang mahaqudus.
لااله الا الله سبحن العزيز الجبار
Laa ilaaha illallaahu subhaana `aziizil jabbaar
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, maha suci tuhan yang maha perkasa lagi maha kuasa
لااله الا الله سبحن الرء وف الرحيم
Laa ilaaha illallaahu subhaana rauufir rahiim
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, maha ssuci tuhan yang maha pengasih lagi maha penyayang
لااله الا الله سبحن الغفور الرحيم
Laa ilaaha illallaahu subhaana ghafuurir rahiim
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, maha suci Tuhan yang maha pengampun lagi maha penyayang
لااله الا الله سبحن الكريم الحكيم
Laa ilaaha illallaahu subhaana kariimil hakiim
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, maha suci Tuhan yang mahamulia lagi mahabijaksana
لااله الا الله سبحن القوي الوفي
Laa ilaaha illallaahu subhaana qawiyyil wafiy
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, maha suci Tuhan yang maha kuat lagi maha memenuhi
لااله الا الله سبحن اللطيف الخبير
Laa ilaaha illallaahu subhaana lathiifil khabiir
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, maha suci Tuhan yang mahahalus lagi mahamengetahui
لااله الا الله سبحن الصمد المعبود
Laa ilaaha illallaahu subhaana shamadil ma`buud
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, maha suci Tuhan yang bergantung kepadanya segala sesuatu lagi yang disembah
لااله الا الله سبحن الغفور الودود
Laa ilaaha illallaahu subhaana ghafuuril waduud
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, maha suci Tuhan yang maha pengampun lagi maha pecinta.
لااله الا الله سبحن الوكيل الكفيل
Laa ilaaha illallaahu subhaana wakiilil kafii
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, maha suci Tuhan yang maha penolong lagi maha pelindung
لااله الا الله سبحن الرقيب الحفيظ
Laa ilaaha illallaahu subhaana raqiibil hafizh
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, maha suci Tuhan yang maha mengawasi lagi maha memelihara
لااله الا الله سبحن الدائم القائم
Laa ilaaha illallaahu subhaana daa-imil qaa-imi
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, maha suci Tuhan yang kekal lagi mengurus mahluk nya
لااله الا الله سبحن المحي المميت
Laa ilaaha illallaahu subhaana muhyil mumiit
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, maha suci Tuhan yang menghidupkan lagi yang mematikan.
لااله الا الله سبحن الحي القيوم
Laa ilaaha illallaahu subhaana hayyil qayyuum
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, maha suci Tuhan yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus mahluk nya
لااله الا الله سبحن الخالق البارئ
Laa ilaaha illallaahu subhaana khaaliqil baari-I
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, maha suci Tuhan yang menciptakan lagi menjadikan
لااله الا الله سبحن العلي العظيم
Laa ilaaha illallaahu subhaana aliyyil azhiim
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, maha suci Tuhan yang maha tinggi lagi maha besar
لااله الا الله سبحن الواحد الاحد
Laa ilaaha illallaahu subhaana waahidil ahadi
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, maha suci Tuhan yang satu lagi esa
لااله الا الله سبحن المئو من المهيمن
Laa ilaaha illallaahu subhaana mu-minil muhaimini
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, maha suci Tuhan yang memberikan keamanan lagi maha memelihara
لااله الا الله سبحن الحبيب الشهيد
Laa ilaaha illallaahu subhaana khabiibisy syahiid
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, maha suci Tuhan yang maha mencintai lagi maha memyaksikan
لااله الا الله سبحن الحليم الكريم
Laa ilaaha illallaahu subhaana haliimil kariim
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, maha suci Tuhan yang maha penyantun lagi maha mulia
لااله الا الله سبحن الاول القديم
Laa ilaaha illallaahu subhaana awwalil qadiim
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, maha suci Tuhan yang pertama lagi maha terdahulu
لااله الا الله سبحن الاول الاخر
Laa ilaaha illallaahu subhaana awwalil aakhir
Pertama lagi yang terakhir
لااله الا الله سبحن الظاهر الباطن
Laa ilaaha illallaahu subhaana zhaahiril baathini
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, maha suci Tuhan yang lahir lagi yang batin (nyata lagi tersembunyi)
لااله الا الله سبحن الكبير المتعال
Laa ilaaha illallaahu subhaana kabiiril muta`aali
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, maha suci Tuhan yang maha besar lagi maha tinggi
لااله الا الله سبحن القاضى الحاجات
Laa ilaaha illallaahu subhaanal qaadhil haajaat
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, maha suci Tuhan yang memenuhi semua keperluan
لااله الا الله سبحن رب العرش العظيم
Laa ilaaha illallaahu subhaana rabbil `arsyil `azhiim
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, maha suci Tuhan yang menguasai arsyi yang besar
لااله الا الله سبحن الرحمن الرحيم
Laa ilaaha illallaahu subhaanar rahmaanir rahiim
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, maha suci Tuhan yang maha pemurah lagi maha penyayang
لااله الا الله سبحن ربي الاعلى
Laa ilaaha illallaahu subhaana rabbiyal a`laa
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, maha suci Tuhanku yang maha tinggi
لااله الا الله سبحن البرهان السلطان
Laa ilaaha illallaahu subhaanal burhaanis sulthaan
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, maha suci Tuhan yang memiliki bukti lagi kekuasaan
لااله الا الله سبحن السميع البصير
Laa ilaaha illallaahu subhaanas samii`il bashiir
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, maha suci Tuhan yang maha mendengar lagi mahamelihat
لااله الا الله سبحن الواحد القهار
Laa ilaaha illallaahu subhaanal waahidil qahhaar
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, maha suci Tuhan yang satu lai yang maha mengalahkan
لااله الا الله سبحن العليم الحكيم
Laa ilaaha illallaahu subhaanal `aliimil hakiim
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, maha suci Tuhan yang mahamengetahui lagi maha bijaksana
لااله الا الله سبحن الستار الغفار
Laa ilaaha illallaahu subhaanas sattaaril ghaffaar
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, maha suci Tuhan yang maha menutupi kesalahan lai maha pengampun
لااله الا الله سبحن الرحمن الديان
Laa ilaaha illallaahu subhaanar rahmaanid dayaani
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, maha suci Tuhan yang maha pemurah lagi maha membalas
لااله الا الله سبحن الكبير الاكبر
Laa ilaaha illallaahu subhaanal kabiiril akbar
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, maha suci Tuhan yang maha agung lagi maha besar
لااله الا الله سبحن العليم العلام
Laa ilaaha illallaahu subhaanal `aliimil `allaam
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, maha suci Tuhan yang maha mengetahui lagi maha memeriksa
لااله الا الله سبحن الشافى الكافي
Laa ilaaha illallaahu subhaanasy syaafil kaafii
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, maha suci Tuhan yang menyembuhkan lagi maha mencukupi
لااله الا الله سبحن العظيم الباقي
Laa ilaaha illallaahu subhaanal `azhiimil baaqii
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, maha suci Tuhan yang maha besar lagi kekal
لااله الا الله سبحن الصمد الاحد
Laa ilaaha illallaahu subhaanash shamadil ahadi
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, maha suci Tuhan yang bergantung kepadanya segala sesuatu lagi esa
لااله الا الله سبحن رب الارض والسموت
Laa ilaaha illallaahu subhaana rabbil ardhi was samaawaat
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, maha suci Tuhan yang menguasai bumi dn langit
لااله الا الله سبحن خالق المخلوقات
Laa ilaaha illallaahu subhaana khaaliqil makhluuqaat
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, maha suci Tuhan prncipta semua mahluk
لااله الا الله سبحن من خلق اليل والنهار
Laa ilaaha illallaahu subhaana man khalaqal laila wan nahaar
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, maha suci Tuhan yang menciptakan malam dan siang hari
لااله الا الله سبحن الخالق الرزاق
Laa ilaaha illallaahu subhaanal khaaliqir razzaaq
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, maha suci Tuhan yang menciptakan lagi yang memberi rizki
لااله الا الله سبحن الفتاح العليم
Laa ilaaha illallaahu subhaanal fattaahil `aliim
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, maha suci Tuhan yang maha memberi keputusan lagi maha mengetahui
لااله الا الله سبحن العزيز الغني
Laa ilaaha illallaahu subhaanal `aziizil ghaniyyi
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, maha suci Tuhan yang maha perkasa lagi maha kaya
لااله الا الله سبحن الغفور الشكور
Laa ilaaha illallaahu subhaanal ghafuurisy syakuur
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, maha suci Tuhan yang maha pengampun lagi maha mensyukuri
لااله الا الله سبحن العظيم العليم
Laa ilaaha illallaahu subhaanal `azhiimil `aliim
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, maha suci Tuhan yang maha besar lagi maha mengetahui
لااله الا الله سبحن ذى الملك والملكوت
Laa ilaaha illallaahu subhaana dzil mulki wal malakuut
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, maha suci Tuhan yang memiliki kerajaan bumi dan langit
لااله الا الله سبحن ذى العزة والعظمة
Laa ilaaha illallaahu subhaana dzil `izzati wal`azhamah
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, maha suci Tuhan yang mempunyai keagungan dan kebesaran
لااله الا الله سبحن ذي الهيبة والقدرة
Laa ilaaha illallaahu subhaana dzil haibati wal qudrah
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, maha suci Tuhan yang mempunyai pengaruh dan kekuasaan
لااله الا الله سبحن الكبرياء والجبروت
Laa ilaaha illallaahu subhaana dzil kibriyaa-i wal jabaruut
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, maha suci Tuhan yang memiliki kekuasaan dan kebesaran
لااله الا الله سبحن الستار العظيم
Laa ilaaha illallaahu subhaanas sattaaril `azhiim
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, maha suci Tuhan yang maha menutupi kesalahan lai maha besar
لااله الا الله سبحن العالم الغيب
Laa ilaaha illallaahu subhaanal `aalimil ghaibi
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, maha suci Tuhan yang mengetahui hal yang ghaib
لااله الا الله سبحن الحميد المجيد
Laa ilaaha illallaahu subhaanal khamiidil majiid
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, maha suci Tuhan yang maha terpuji lagi maha mulia
لااله الا الله سبحن الحكيم القديم
Laa ilaaha illallaahu subhaanal khakiimil qadiim
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, maha suci Tuhan yang maha bijaksana lagi maha terdahulu
لااله الا الله سبحن القادر الستار
Laa ilaaha illallaahu subhaanal qaadiris sattaar
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, maha suci Tuhan yang maha kuasa lagi maha menutupi
لااله الا الله سبحن السميع العليم
Laa ilaaha illallaahu subhaanas samii`il `aliim
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, maha suci Tuhan yang maha mendengar lagi maha mengetahui
لااله الا الله سبحن الغني العظيم
Laa ilaaha illallaahu subhaanal ghaniyyil `azhiimi
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, maha suci Tuhan yang maha kaya lagi maha besar
لااله الا الله سبحن العلام السلام
Laa ilaaha illallaahu subhaanal `allaamis salaam
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, maha suci Tuhan yang maha mengetahui lai maha sejahtera
لااله الا الله سبحن الملك النصير
Laa ilaaha illallaahu subhaanal malikin nashiir
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, maha suci Tuhan yang menjadi raja lagi maha penolong
لااله الا الله سبحن الغني الرحيم
Laa ilaaha illallaahu subhaanal ghaniyyir rahmaan
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, maha suci Tuhan yang maha kaya lagi maha pemurah
لااله الا الله سبحن القريب الحسنات
Laa ilaaha illallaahu subhaanal qariibil hasanaat
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, maha suci Tuhan yang dekat kebaikan kebaikan nya
لااله الا الله سبحن الولي الحسنات
Laa ilaaha illallaahu subhaanal waliyyil hasanaat
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, maha suci Tuhan yang menguaai kebaikan kebaikan
لااله الا الله سبحن الصبور الستار
Laa ilaaha illallaahu subhaanash shabuuris sattaar
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, maha suci Tuhan yang maha penyabar lagi maha menutupi kesalahan
لااله الا الله سبحن الخالق النور
Laa ilaaha illallaahu subhaanal khaaliqin nuur
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, maha suci Tuhan yang menciptakan nur
لااله الا الله سبحن الغني المعجز
Laa ilaaha illallaahu subhaanal ghaniyyil mu`jiz
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, maha suci Tuhan yang maha kaya lagi maha mengalahkan
لااله الا الله سبحن الفاضل الشكور
Laa ilaaha illallaahu subhaanal fadhilisy syakuur
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, maha suci Tuhan yang maha mulia lagi maha mensyukuri
لااله الا الله سبحن الغني القديم
Laa ilaaha illallaahu subhaanal ghaniyyil qadiim
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, maha suci Tuhan yang maha kaya lagi maha terdahulu
لااله الا الله سبحن ذى الجلال المبين
Laa ilaaha illallaahu subhaana dzil jalaalil mubiin
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, maha suci Tuhan yang mempunyai keagungan lagi maha menerangkan
لااله الا الله سبحن الخالص المخلص
Laa ilaaha illallaahu subhaanal khaalishil mukhlish
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, maha suci Tuhan yang murni lai memurnikan
لااله الا الله سبحن الصادق الوعد
Laa ilaaha illallaahu subhaanash shaadiqil wa`di
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, maha suci Tuhan yang benar janji nya
لااله الا الله سبحن الحق المبين
Laa ilaaha illallaahu subhaanal khaqqil mubiin
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, maha suci Tuhan yang hak lagi yang menerangkan
لااله الا الله سبحن ذى القوة المتين
Laa ilaaha illallaahu subhaana dzil quwwatil matiin
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, maha suci Tuhan yang mempunyai kekuatan lagi maha kokoh
لااله الا الله سبحن القوي العزيز
Laa ilaaha illallaahu subhaanal qawiyyul `aziiz
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, maha suci Tuhan yang maha kuat lagi maha perkasa
لااله الا الله سبحن الحي الذي لا يموت
Laa ilaaha illallaahu subhaanal khayyil ladzii laa yamuut
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, maha suci Tuhan yang hidup lagi tidak mati
لااله الا الله سبحن العلام الغيوب
Laa ilaaha illallaahu subhaanal `allaamil ghuyuub
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, maha suci Tuhan yang maha mengetahui semua yang ghaib
لااله الا الله سبحن الستار العيب
Laa ilaaha illallaahu subhaanas sattaaril `uyuub
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, maha suci Tuhan yang maha menutupi semua cacat (aib)
لااله الا الله سبحن ذى الغفران المستعان
Laa ilaaha illallaahu subhaana dzil ghufraanil musta`aan
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, maha suci Tuhan yang mempunyai ampunan lagi dimintai pertolongan
لااله الا الله سبحن رب العالمين
Laa ilaaha illallaahu subhaana rabbil `aalamiin
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, maha suci Tuhan semesta alam
لااله الا الله سبحن الرحمن الستار
Laa ilaaha illallaahu subhaanar rahmaanis sattaar
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, maha suci Tuhan yang maha pemurah lagi maha menutupi
لااله الا الله سبحن الرحيم الغفار
Laa ilaaha illallaahu subhaanar rahiimil ghaffaar
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, maha suci Tuhan yang maha penyayang lai maha pengampun
لااله الا الله سبحن العزيز الوهاب
Laa ilaaha illallaahu subhaanal `aziizil wahhab
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, maha suci Tuhan yang maha perkasa lagi maha pemberi karunia
لااله الا الله سبحن القادر المقتدر
Laa ilaaha illallaahu subhaanal qaadiril muqtadir
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, maha suci Tuhan yang maha kuasa lagi memberi kekuasaan
لااله الا الله سبحن ذى الغفران الحليم
Laa ilaaha illallaahu subhaanadzil ghufraanil haliim
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, maha suci Tuhan yang memiliki ampunan lagi maha penyantun
لااله الا الله سبحن الملك الملك
Laa ilaaha illallaahu subhaanal malikil mulki
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, maha suci Tuhan yang memiliki semua kerajaan
لااله الا الله سبحن البارئ المصور
Laa ilaaha illallaahu subhaanal baari-il mushawwir
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, maha suci Tuhan yang menciptakan lagi memberi bentuk
لااله الا الله سبحن العزيز الجبار
Laa ilaaha illallaahu subhaanal `aziizil jabbaar
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, maha suci Tuhan yang maha perkasa lagi maha kuasa
لااله الا الله سبحن الجبار المتكبر
Laa ilaaha illallaahu subhaanal jabbaari mutakabbir
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, maha suci Tuhan yang maha kuasa lagi maha agung
لااله الا الله سبحن الله عما يصفون
Laa ilaaha illallaahu subhaanallaahi `amma yashifuun
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, maha suci allah dari apa yang digambarkan oleh mereka (orang orang musyrik)
لااله الا الله سبحن القدوس السبوح
Laa ilaaha illallaahu subhaanal qudduusis subuuh
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, maha suci Tuhan dalan dzat dan sifat nya
لااله الا الله سبحن رب املئكة والروح
Laa ilaaha illallaahu subhaana rabbil malaa-ikati warruuh
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, maha suci Tuhan para malaikat dan ruh
لااله الا الله سبحن ذى الا لاء والنعماء
Laa ilaaha illallaahu subhaana dzil aalaa-I wan na`maa
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, maha suci Tuhan yang mempunyai tanda tanda kebesaran dan nikmat
لااله الا الله سبحن الملك المقصود
Laa ilaaha illallaahu subhaanal malikil maqshuud
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, maha suci raja yang menjadi tujuan
لااله الا الله سبحن الحنان المنان
Laa ilaaha illallaahu subhaanal hannaanil mannaan
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, maha suci Tuhan yang maha pengasih lagi maha pemberi anugerah
لااله الا الله سبحن ادم صفي الله
Laa ilaaha illallaahu subhaana Aadamu shafiyyullaah
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, adam pilihan allah
لااله الا الله سبحن نوح نجي الله
Laa ilaaha illallaahu subhaana Nuuhu najiyyullaah
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, nuh orang yang diselamatkan oleh allah
لااله الا الله سبحن ابراهيم خليل الله
Laa ilaaha illallaahu subhaana Ibraahiimu khaliilullaah
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, ibrahim kekasih allah
لااله الا الله سبحن اسمعيل ذبيح الله
Laa ilaaha illallaahu subhaana Ismaa`iilu dzabiihullaah
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, ismail yang disembelih allah
لااله الا الله سبحن موسى كليم الله
Laa ilaaha illallaahu subhaana Muusaa kalimullaah
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, musa orang yang diajak berbicara oleh allah
لااله الا الله سبحن داود خليفة الله
Laa ilaaha illallaahu subhaana Daawuudu khaaliifatullaah
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, daud khalifah yang diangkat oleh allah
لااله الا الله سبحن عيسى روح الله
Laa ilaaha illallaahu subhaana `Iisaa ruuhullaah
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, ‘isa adalah ruh ciptaan allah
لااله الا الله محمد رسو ل الله
Laa ilaaha illallaah, Muhammadur rasuulullaah
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain allah, muhammad utusan allah
اللهم ارحمنا ببركة توراة موسى وانجيل عيسى وزبورداود وفرقان محمد رسو ل الله صلى الله عليه وسلم برحمتك ياارحم الراحمين
Allahummar hamnaa bibarakati Tauraati Muusaa wainjiili `iisaa wazabuuri daawuuda wafurqaani muhammadir rasuulillaahi shallallaahu `alaihi wasallama birahmatika yaa arhanar raahimiiin
ya allah, rahmatilah kami berkat taurat musa, injil isa, zabur daud dan al qur’an muhammad Saw utusan allah, dengan rahmatmu wahai yang mah penyayang diantara para
penyayang
والحمد لله رب العالمين
Wal hamdu lillaahi rabbil `aalamiin
Dan segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam

DO'A KANZUL ARASY

{01} Bismillaahir Rohmaanir Rohiim.

{02} Laa-ilaaha-illallohu Subhaana Malikil Qudduus.

{03} Laa-ilaaha-illallohu Subhaanal ‘Aziizil Jabbaar.

{04} Laa-ilaaha-illallohu Subhaanar Rouufir Rohiim.

{05} Laa-ilaaha-illallohu Subhaanal Ghofuurir Rohiim.

{06} Laa-ilaaha-illallohu Subhaanal Kariimil Hakiim.

{07} Laa-ilaaha-illallohu Subhaanal Qowiyyil Wafiy.

{08} Laa-ilaaha-illallohu Subhaanal Lathiifil Khobiir.

{09} Laa-ilaaha-illallohu Subhaanash Shomadil Ma’buud.

{10} Laa-ilaaha-illallohu Subhaanal Ghofuuril Waduud.

{11} Laa-ilaaha-illallohu Subhaanal Wakiilil Kafiil.

{12} Laa-ilaaha-illallohu Subhaanar Roqiibil Hafiizh.

{13} Laa-ilaaha-illallohu Subhaanad Daa-imil Qoo-imi.

{14} Laa-ilaaha-illallohu Subhaanal Muhyil Mumiit.

{15} Laa-ilaaha-illallohu Subhaanal Hayyil Qayyuum.

{16} Laa-ilaaha-illallohu Subhaanal Khooliqil Baari-i.

{17} Laa-ilaaha-illallohu Subhaanal ‘Aliyyil ‘Azhiim.

{18} Laa-ilaaha-illallohu Subhaanal Waahidil Ahadi.

{19} Laa-ilaaha-illallohu Subhaanal Mu-minil Muhaimini.

{20} Laa-ilaaha-illallohu Subhaanal Habiibisy Syahiid.

{21} Laa-ilaaha-illallohu Subhaanal Haliimil Kariim.

{22} Laa-ilaaha-illallohu Subhaanal Awwalil Qodiim.

{23} Laa-ilaaha-illallohu Subhaanal Awwalil Aakhir.

{24} Laa-ilaaha-illallohu Subhaanazh Zhoohiril Baathini.

{25} Laa-ilaaha-illallohu Subhaanal Kabiiril Muta’aal.

{26} Laa-ilaaha-illallohu Subhaanal Qoodhil Haajaat.

{27} Laa-ilaaha-illallohu Subhaana Robbil ‘Arsyil ‘Azhiim.

{28} Laa-ilaaha-illallohu Subhaanar Rohmaanir Rohiim.

{29} Laa-ilaaha-illallohu Subhaana Robbiyal A’laa.

{30} Laa-ilaaha-illallohu Subhaanal Burhaaniis Sulthoon.

{31} Laa-ilaaha-illallohu Subhaanas Samii’il Bashiir.

{32} Laa-ilaaha-illallohu Subhaanal Waahidil Qohhaar.

{33} Laa-ilaaha-illallohu Subhaanal ‘Aliimil Hakiim.

{34} Laa-ilaaha-illallohu Subhaanas Sattaaril Ghoffaar.

{35} Laa-ilaaha-illallohu Subhaanar Rohmaanid Dayyaan.

{36} Laa-ilaaha-illallohu Subhaanal Kabiiril Akbar.

{37} Laa-ilaaha-illallohu Subhaanal ‘Aliimil ‘Allaam.

{38} Laa-ilaaha-illallohu Subhaanasy Syaafil Kaafii.

{39} Laa-ilaaha-illallohu Subhaanal ‘Azhiimil Baaqii.

{40} Laa-ilaaha-illallohu Subhaanash Shomadil Ahadi.

{41} Laa-ilaaha-illallohu Subhaana Robbil Ardhi Was-samawaat.

{42} Laa-ilaaha-illallohu Subhaana Khooliqil Makhluuqoot.

{43} Laa-ilaaha-illallohu Subhaana Man Kholaqol Laila Wan Nahaar.

{44} Laa-ilaaha-illallohu Subhaanal Khooliqir Rozzaaq.

{45} Laa-ilaaha-illallohu Subhaanal Fattaahil ‘Aliim.

{46} Laa-ilaaha-illallohu Subhaanal ‘Aziizil Ghoniyyi.

{47} Laa-ilaaha-illallohu Subhaanal Ghofuurisy Syakuur.

{48} Laa-ilaaha-illallohu Subhaanal ‘Azhiimil ‘Aliim.

{49} Laa-ilaaha-illallohu Subhaana Dzil Mulki Wal Malakut.

{50} Laa-ilaaha-illallohu Subhaana Dzil ‘Izzati Wal ‘Azhomah.

{51} Laa-ilaaha-illallohu Subhaana Dzil Haibati Wal Qudroh.

{52} Laa-ilaaha-illallohu Subhaana Dzil Kibriyaa-i Wal Jabaruut.

{53} Laa-ilaaha-illallohu Subhaanas Sattaaril ‘Azhiim.

{54} Laa-ilaaha-illallohu Subhaanal ‘Aalimil Ghoib.

{55} Laa-ilaaha-illallohu Subhaanal Hamiidil Majiid.

{56} Laa-ilaaha-illallohu Subhaanal Hakiimil Qodiim.

{57} Laa-ilaaha-illallohu Subhaanal Qoodiris Sattar.

{58} Laa-ilaaha-illallohu Subhaanas Samii’il 'Aliim.

{59} Laa-ilaaha-illallohu Subhaanal Ghoniyyil ‘Azhiim.

{60} Laa-ilaaha-illallohu Subhaanal ‘Allaamis Salaam.

{61} Laa-ilaaha-illallohu Subhaanal Malikin Nashiir.

{62} Laa-ilaaha-illallohu Subhaanal Ghoniyyir Rohmaan.

{63} Laa-ilaaha-illallohu Subhaanal Qoriibil Hasanaat.

{64} Laa-ilaaha-illallohu Subhaanal Waliyyil Hasanaat.

{65} Laa-ilaaha-illallohu Subhaanash Shobuuris Sattaar.

{66} Laa-ilaaha-illallohu Subhaanal Khooliqin Nuur.

{67} Laa-ilaaha-illallohu Subhaanal Ghoniyyil Mu’jiz.

{68} Laa-ilaaha-illallohu Subhaanal Faadhilisy Syakuur.

{69} Laa-ilaaha-illallohu Subhaanal Ghoniyyil Qodiim.

{70} Laa-ilaaha-illallohu Subhaana Dzil Jalaalil Mubin.

{71} Laa-ilaaha-illallohu Subhaanal Khoolishil Mukhlish.

{72} Laa-ilaaha-illallohu Subhaanash Shoodiqil Wa’di.

{73} Laa-ilaaha-illallohu Subhaanal Haqqil Mubiin.

{74} Laa-ilaaha-illallohu Subhaana Dzil Quwwatil Matiin.

{75} Laa-ilaaha-illallohu Subhaanal Qowiyyil ‘Aziiz.

{76} Laa-ilaaha-illallohu Subhaanal Hayyil Ladzii Laa Yamuut.

{77} Laa-ilaaha-illallohu Subhaanal ‘Allamil Ghuyuub.

{78} Laa-ilaaha-illallohu Subhaanas Sattaaril ‘Uyuub.

{79} Laa-ilaaha-illallohu Subhaana Dzil Ghufroonil Musta’aan.

{80} Laa-ilaaha-illallahu Subhaana Robbil ‘Alamiin.

{81} Laa-ilaaha-illallohu Subhaanar Rohmaanis Sattaar.

{82} Laa-ilaaha-illallohu Subhaanar Rohiimil Ghoffaar.

{83} Laa-ilaaha-illallohu Subhaanal ‘Aziizil Wahhab.

{84} Laa-ilaaha-illallohu Subhaanal Qoodiril Muqtadir.

{85} Laa-ilaaha-illallohu Subhaana Dzil Ghufroonil Haliim.

{86} Laa-ilaaha-illallohu Subhaanal Malikil Mulki.

{87} Laa-ilaaha-illallohu Subhaanal Baari-il Jabbaar.

{88} Laa-ilaaha-illallohu Subhaanal Jabbaaril Mutakabbir.

{89} Laa-ilaaha-illallohu Subhaanalloohi ‘Ammaa Yashifuun.

{90} Laa-ilaaha-illallohu Subhaanal Qudduusis Subbuuh.

{91} Laa-ilaaha-illallohu Subhaana Robbil Malaa-ikati Warruuh.

{92} Laa-ilaaha illallohu Subhaana Dzil Aalaa-i Wan Na’maa.

{93} Laa-ilaaha-illallohu Subhaanal Malikil Maqshuud.

{94} Laa-ilaaha-illallohu Subhaanal Hannaanil Mannaan.

{95} Laa-ilaaha-illallohu Aadamu Shofiyyulloh.

{96} Laa-ilaaha-illallohu Nuuhu Najiyyulloh.

{97} Laa-ilaaha-illallohu Ibraahiimu Kholilulloh.

{98} Laa-ilaaha-illallohu Ismaa’iilu Dzabiihulloh.

{99} Laa-ilaaha-illallohu Muusaa Kaliimulloh.

{100} Laa-ilaaha-illallohu Daawuudu Kholiifatulloh.

{101} Laa-ilaaha-illallohu ‘Iisaa Ruuhulloh.

{102} Laa-ilaaha-illallohu Muhammadur Rosuululloh.

{103} Allohummar hamnaa bibarokati tauraati Muusaa, wa injiili ‘Iisaa wazabuuri Daawuuda wafurqooni Muhammadir Rosuulillahi Shollollohu ‘Alaihi Wasallama birahmatika yaa arhamar roohimiin.

{104} Wal-hamdu-lillahi Robbil ‘Aalamiin.

Sabtu, 01 Juli 2017

Syaikh Junaid

Syekh Junaid Al-Baghdadi adalah seorang ulama sufi dan wali Allah yang paling menonjol namanya di kalangan ahli-ahli sufi. Tahun kelahiran Imam Junaid tidak dapat dipastikan. Tidak banyak dapat ditemui tahun kelahiran beliau pada biografi lainnya. Beliau adalah orang yang terawal menyusun dan membahas tentang ilmu tasawuf dengan ijtihadnya. Banyak kitab-kitab yang menerangkan tentang ilmu tasawuf berdasarkan kepada ijtihad Imam Junaid Al-Baghdadi

Imam Junaid adalah seorang ahli niaga yg kaya raya. Beliau memiliki sebuah gedung tempat beliau berdagang di kota Baghdad yang ramai pelanggannya. Sebagai seorang guru sufi, beliau tidaklah disibukkan dengan mengurusi dagangannya sebagaimana para pedagang lain yang kaya raya di Baghdad.

Waktu berdagangnya sering cuma sebentar saja karena lebih mengutamakan pengajian murid-muridnya yang haus akan ilmu pengetahuan.

Setiap malam beliau berada di masjid besar Baghdad untuk menyampaikan kuliahnya. Banyak penduduk Baghdad datang ke masjid untuk mendengar kuliahnya sehingga penuh sesak.

Imam Junaid hidup dalam keadaan zuhud. Beliau ridha dan bersyukur kepada Allah SWT dengan segala nikmat yang dikaruniakan kepadanya. Beliau tidak pernah berangan-angan untuk mencari kekayaan duniawi dari sumber pekerjaannya sebagai pedagang.

Beliau selalu membagi-bagikan hasil dagangannya kepada golongan fakir miskin, peminta dan orang-orang tua yang lemah.

Bertasawuf Ikut Sunnah Rasulullah saw, begitulah fatwa beliau.

Imam Junaid seorang yang berpegang kuat kepada al-Quran dan as-Sunnah. Beliau sentiasa merujuk kepada al-Quran dan sunnah Rasulullah saw dalam setiap pengajiannya.

Beliau pernah berkata:

“Setiap jalan tertutup, kecuali bagi mereka yang sentiasa mengikuti perjalanan Rasulullah saw. Siapa yang tidak menghafal al-Quran, tidak menulis hadis-hadis, tidak boleh dijadikan guru dalam bidang tasawuf ini.”

Kelebihan dan Karamah

Imam Junaid mempunyai beberapa kelebihan dan karamah. Di antaranya ialah pengaruhnya yg kuat setiap kali menyampaikan kuliahnya. Kehadiran murid-muridnya di masjid, bukan saja terdiri dari orang-orang biasa malah semua golongan menyukainya.

Masjid-masjid sering dipenuhi oleh ahli-ahli falsafah, ahli kalam, ahli Fiqih, ahli politik dan sebagainya. Namun begitu, beliau tidak pernah angkuh dan bangga diri dengan kelebihan tersebut.

Diuji Dengan Seorang Wanita Cantik

Setiap insan yang ingin mencapai keridhaan Allah pastinya akan menerima ujian dan cobaan. Imam Junaid menerima ujian dari beberapa orang musuhnya setelah pengaruhnya meluas. Mereka telah membuat fitnah untuk menjatuhkan citra Imam Junaid.

Musuh-musuhnya telah bekerja keras menghasut khalifah di masa itu agar membenci Imam Junaid. Namun usaha mereka untuk menjatuhkan kemasyhuran Imam Junaid tidak berhasil.

Musuh-musuhnya berusaha berbuat sesuatu yang bisa memalukan Imam Junaid. Pada suatu hari, mereka menyuruh seorang wanita cantik untuk memikat Imam Junaid. Wanita itu pun mendekati Imam Junaid yang sedang tekun beribadat. Ia mengajak Imam Junaid agar melakukan perbuatan terkutuk.

Namun wanita cantik itu hanya dikecewakan oleh Imam Junaid yang sedikitpun tidak mengangkat kepalanya. Imam Junaid meminta pertolongan dari Allah agar terhindar daripada godaan wanita itu. Beliau tidak suka ibadahnya diganggu oleh siapapun. Beliau melepaskan satu hembusan nafasnya ke wajah wanita itu sambil membaca kalimah Lailahailallah. Dengan takdir Tuhan, wanita cantik itu rebah ke bumi dan mati.

Khalifah yang mendapat berita kematian wanita itu akhirnya marah kepada Imam Junaid karena menganggapnya sebagai suatu perbuatan yang melanggar hukum.

Lalu khalifah memanggil Imam Junaid untuk memberikan penjelasan di atas perbuatannya. “Mengapa engkau telah membunuh wanita ini?” tanya khalifah.

“Saya bukan pembunuhnya. Bagaimana pula dengan keadaan tuan yang diamanahkan sebagai pemimpin untuk melindungi kami, tetapi tuan berusaha untuk meruntuhkan amalan yang telah kami lakukan selama 40 tahun,” jawab Imam Junaid.

Wafatnya

Akhirnya kekasih Allah itu telah menyahut panggilan Ilahi pada 297 Hijrah. Imam Junaid telah wafat di sisi As-Syibli, salah satu dari muridnya.

Ketika sahabat-sahabatnya hendak mengajar kalimat tauhid, tiba-tiba Imam Junaid membuka matanya dan berkata, “Demi Allah, aku tidak pernah melupakan kalimat itu sejak lidahku pandai berkata-kata.”

PEMIKIRAN TASAWUF AL-JUNAYD AL-BAGHDADI

Pendahuluan

Tasawuf merupakan ungkapan pengalaman keagamaan yang bersifat subjektif dari seseorang dalam menanggapi mendekatkan diri kepada Allah dengan menitikberatkan pada aspek pemikiran dan perasaan. Bahkan tasawuf banyak juga menyinggung akan penyatuan diri dengan Tuhan serta menjalankan konsep zuhud di dunia. Akan tetapi Secara umum dapat dikatakan bahwa tasawuf itu merupakan usaha akal manusia untuk memahami realitas dan akan merasa senang manakala dapat sampai kepada Allah SWT.[1]

Artinya, orang yang melakukan tasawuf akan mengalami ketenangan pada dirinya. Karena hal itu telah dijamin oleh Allah didalam al-Qur’an bahwasanya ketika mengingat Allah. Maka ia akan mengalami ketenangan dalam hatinya. Apalagi didalam Tasawuf terdapat ajaran-ajaran yang menuntut agar ia selalu ingat kepada Allah, agar ia bisa menyatu denganNya.

Dalam aliran taswuf, Banyak aliran-aliran tasawuf didalam Islam yang antara satu dan lainnya tidak sama dalam titik tekannya, yang kadangkala membuat para pengikutnya saling mengklim bahwa ajarannyalah yang benar. Sehingga dengan demikian, dalam makalah ini akan membahas mengenai tasawuf Al-Junayd al-Baghdadi. Yang corak pemikiran tasawufnya tidak terlepas dari al-Qur’an dan Hadis serta adanya hubungan antara ma’rifat dan syariat, dalam artian keseimbangan keduannya sangatlah penting dalam ranah tasawuf itu sendiri agar sampai pada bagaimana bisa bersama Allah SWT.

A. Biografi Al-Junayd al-Baghdadi

Abu AI-Qasim Al-Junayd bin Muhammad Al-Junayd AI-Khazzaz Al-Qawariri, lahir sekitar tahun 210 H di Baghdad, Iraq, la berasal dari keluarga Nihawand, keluarga pedagang di Persia, yang kemudian pindah ke Iraq. Ayahnya, Muhammad ibn Al-Junayd. Ia adalah murid dari Sirri al-Saqati dan Haris al-Muhasibi.[1]

Al-Junayd pertama kali memperoleh didikan agama dari pamannya (saudara ibunya), yang bernama Sari Al-Saqati, seorang pedagang rempah-rempah yang sehari-harinya berkeliling menjajakan dagangannya di kota Baghdad. Pamannya ini dikenal juga sebagai seorang sufi yang tawadhu dan luas ilmunya. Berkat kesungguhan dan kecerdasan Al-Junayd, seluruh pelajaran agama yang diberikan pamannya mampu diserapnya dengan baik. Dan ia meninggal tahun 297 H / 298 M.[2] dan dianggap sebagai perintis dari tasawuf yang bercorak ortodoks.

B. Pengertian tasawuf meneurut Junayd al-Baghdadi dan tokoh lainnya

Mengenai penegertian tasawuf, Al-Junayd al-Baghdadi mengatakan bahwasanya tasawuf ialah bahwa engkau bersama Allah tanpa penghubung.[3] Sementara menurut Basyuni mendefinisikan tasawuf ialah kesadaran murni yang mengarahkan jiwa kepada amal dan perbuatan yang sungguh-sungguh, menjauhkan diri dari kehidupan dunia dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah untuk mendapatkan perasaan berhubungan erat dengan-Nya.[4]

Akan tetapi Al-Junayd al-Baghdadi, lebih memperinci lagi. Ia membagi definisi tasawuf ke dalam empat bagian, yaitu:[5]

1. Tasawuf adalah Mengenal Allah, sehingga hubungan antara kita dengan-Nya tiada perantara. 2. Tasawuf adalah Melakukan semua akhlak yang baik menurut sunah rasul dan meninggalkan akhlak yang buruk. 3. Tasawuf adalah Melepaskan hawa nafsu menurut kehendak Allah. 4. Tasawuf adalah Merasa tiada memiliki apapun, juga tidak di miliki oleh sesiapa pun kecuali Allah SWT.

Sehingga dari definisi-definisi taswuf diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwasanya tasawuf ialah upaya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, dengan jalan menyucikan diri dari segala sesutu yang dapat mencegah untuk dekat kepadaNya. Baik yang berupa perintah maupun yang dilarang oleh Allah SWT.

C. Pemikiran dan Ciri Tasawuf Al-Junayd al-Baghdadi

Sebelum ajaran tasawuf Al-Junayd al-Baghdadi, terdapat Pandangan-pandangan para sufi cukup radikal, memancing para yuris (fukaha) atau ahli fikih untuk mengambil sikap. Sehingga muncul pertentangan antara para pengikut tasawuf dan ahli fikih. Ahli fikih memandang pelaku tasawuf sebagai orang-orang zindik, yang mengaku Islam tapi tidak pernah menjalankan syariatnya. Hal ini karena, banyak pelaku tasawuf yang secara lahir meninggalkan tuntunan-tuntunan syari’at. Sebaliknya, tokoh zuhud-tasawuf memandang tokoh-tokoh fikih sebagai orang-orang yang hanya memperhatikan legalitas suatu persoalan, banyak penyelewengan dilakukan untuk mendapatkan hal-hal yang sebenarnya dilarang.

Dari adanya hal itu, Al-Junayd al-Baghdadi memberikan penegasan lebih lanjut akan pentingnya amalan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Menurut al-Junayd, tasawuf adalah pengabdian kepada Allah dengan penuh kesucian. Oleh karena itu, barang siapa yang membersihkan diri dari segala sesuatu selain Allah, maka ia adalah sufi.

Karena penekanan pada aspek amaliah inilah, maka tasawuf Al-Junayd al-Baghdadi terkesan berusaha menciptakan keseimbangan antara syari’at dan hakikat. Ini merupakan kecenderungan yang berbeda sama sekali dengan tasawuf yang berorientasi pada pemikiran atau falsafah. syari’at yang tidak diperkuat dengan hakikat akan tertolak, demikian pula hakikat yang tidak diperkuat dengan syari’at juga akan tertolak. Syari’at datang dengan taklif kepada makhluk sedangkan hakikat muncul dari pengembaraan kepada yang Haq (Allah).[6] Hal itu berarti kedekatan kepada Allah dapat dicapai manakala orang telah melaksanakan amaliah lahiriah berupa syari’at dan kemudian dilanjutkan dengan amaliah batiniah berupa hakikat.

Al-Junayd dikenal pemikirannya beraliran salaf. la tidak bersikap radikal dalam menghadapi setiap persoalan. la lebih berkonsentrasi pada ajaran tasawufnya yang bersandarkan pada Al Quran dan Hadis.

Hal itu dapat dilihat pada pemikirannya yang disesuaikan dengan firman Allah:

Artinya: “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah engkau lupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah engkau berbuat kerusakan di bumk Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (Surah AI-Qashash : 77).[7]

Dimana, pada umumnya orang memahami Zuhud sebagai sikap hidup para sufi yang meninggalkan kebahagiaan duniawi. Mereka membekali diri untuk mengejar kehidupan dan kebahagiaan akhirat semata, seolah tidak peduli dengan urusan duniawi atau urusan orang lain di sekitarnya. Jangankan urusan duniawi orang lain, untuk kebutuhan hidupnya sendiri pun terkadang ia tidak terlalu peduli.

Karena diakuiatau tidak bahwasanya Tasawuf sebenarnya telah ada sejak Rasulullah, akan tetapi Rasulullah tidak secara langsung meneyebutkannya dengan tasawuf secara gamlang. Hal itu dapat terlihat dari pola hidup serta tata cara beliau dalam segala bentuk hidupnya yang menampilkan dengan penuh kesederhanaan. Namun pada perkembangan selanjutnya tasawwuf mengalami kemajuan yang dikembangkan oleh masing-masing tokoh tasawuf dengan model masing-masing.

Begituhalnya mengenai masalah hulul dan ittihad yang tetap melandasinya dengan apa yang terdapat didalam ajaran al-Qur’an dan hadis. Artinya tasawuf Junaid al-Baghdady ini tetap memandang bahwa pentingnya syariat demi mencapai akhirat. Dimana, ajaran tasawuf al-Junaid ini sama dengan ajaran tasawuf Al-Muhibbi yang memberi tekanan besar pada disiplin diri atau lebih sepesifik pada disiplin kalbu. Ia memperjelas antara orientasi ukrawi dan moralitas.[8]

Dari ajaran tasawuf Al-Junayd al-Baghdadi ini sangat jelas bahwasanya, orang sufi itu tetap diwajibkan menjalankan syari’at untuk mencapai kehadirat Ilahi Rabbi. Tanpa menjalankan syari’at, seseorang tidak akan sampai kepada Allah SWT.

D. Pandngan Al-Junayd al-Baghdadi terhadap zuhud

Pada umumnya orang memahami Zuhud sebagai sikap hidup para sufi yang meninggalkan kebahagiaan duniawi. Mereka membekali diri untuk mengejar kehidupan dan kebahagiaan akhirat semata, seolah tidak peduli dengan urusan duniawi atau urusan orang lain di sekitarnya. Jangankan urusan duniawi orang lain, untuk kebutuhan hidupnya sendiri pun terkadang ia tidak terlalu peduli.

Pemahaman seperti itu jelas kurang tepat. Sebab banyak sufi tidak mengartikan zuhud seperti itu. Menurut Al-Junayd al-Baghdadi (210-298 H), misalnya, justru sangat tidak menyukai sikap zuhud demikian. Menurut dia, zuhud model itu hanya akan membawa orang, termasuk sufi, pada kondisi yang tidak menggembirakan. Padahal konsep Zuhud adalah dimana kita tetap memiliki harta, namun tidak terlalu mencintainya. Hal ini seperti yang dikatakan Husyain Assabuni bahwa tidak ada zuhud itu meninggalkan harta, akan tetapi bagaimana menggantinya dengan jalan rasa takut didalam hati dan tidak thama’.[9]

Aplikasi zuhud, menurut Al-Junayd al-Baghdadi, bukanlah meninggalkan kehidupan dunia sama sekali, melainkan tidak terlalu mementingkan kehidupan duniawi belaka. Jadi, setiap Muslim termasuk juga para sufi, tetap berkewajiban untuk mencari nafkah bagi penghidupan dunianya, untuk diri dan keluarganya. Letak zuhudnya adalah, bila ia memperoleh rezeki yang lebih dari cukup. ia tidak merasa berat memberi kepada mereka yang lebih memerlukannya.

Berdasarkan pemahaman dan penghayatan Junayd al-Baghdadi tentang zuhud ini, maka tidak berlebihan kalau kemudian ia disebut sebagai “Sufi yang moderat”. Kemoderatan Junayd al-Baghdadi dalam bertasawuf jelas terlihat ketika ia bicara soal zuliud misalnya. Karena. zuhud merupakan pangkal atau dasar dari segala ajaran yang terkandung dalam sufisme yang diyakini oleh setiap sufi. Untuk menjadi sufi, setiap orang harus terlebih dulu menjalani zuhud atau menjadi zahid. Untuk menjadi zahid, seorang sufi harus melepaskan kesenangannya pada benda-benda yang selama ini telah memberinya kenikmatan duniawi. Sebab kesenangan kepada duniawi diyakini sebagai pangkal segala bencana. Sedangkan bencana yang paling besar bagi setiap sufi adalah ketika mereka tidak dapat mendekati dan bersatu dengan Tuhan.

Menurut Junayd al-Baghdadi, setiap Muslim, termasuk juga para sufi, seharusnya mengikuti jejak Rasulullah saw, yaitu menjalani kehidupan ini seperti manusia biasa, menikah, berdagang, berpakaian yang pantas. tapi juga dermawan, la tidak suka dengan sifat manusia yang apatis.

Kata Al-Junyad, “Seorang sufi tidak seharusnya hanya berdiam diri di masjid dan berzikir saja tanpa bekerja untuk nafkahnya. Sehingga untuk menunjang kehidupannya orang tersebut menggantungkan diri hanya pada pemberian orang lain. Sifat-sifat seperti itu sangatlah tercela. Karena sekali pun ia sufi, ia harus tetap bekerja keras untuk menopang kehidupannya sehari-hari. Dimana jika sudah mendapat nafkah, diharapkan mau membelanjakannya di jalan Allah SWT.”[10]

Konsep taswuf Al-Junyad sperti itu dapat diterapkan pada keadaan zaman sekarang ini, karena pada kehidupan modern kali ini tidak mungkin seseorang melakukan zuhud yang meninggalkan kehidupan dunia secra total karena masih banyaknya tanggung jawab yang harus di pikilnya serta diperlukan adanya interaksi dengan banyak orang serta urusan dunia yang lain. Maka dengan demikian konsep zuhud yang ditawarkan Al-Junyad yang sangat cocok dengan tantangan zaman kali ini.

Selain itu, meski Al-Junayd seorang sufi, ia tidak melulu membicarakan soal tasawuf saja, tetapi juga berbagai masalah lain yang berhubungan dengan kemaslahatan umat Islam. Inilah juga yang membuat Al-Junayd agak berbeda dengan para sufi pada umumnya.

Misalnya. Al-Junayd sangat peduli terhadap berbagai penyakit yang timbul di masyarakat. Menurut dia, di dalam masyarakat lebih banyak ditemukan orang yang sakit jiwa ketimbang mereka yang sakit jasmani. Itu lantaran jiwa lebih sensitif dan lebih rapuh ketimbang fisik, sehingga jiwa lebih mudah menderita. Lebih lanjut, penyakit jiwa ini lebih merusak jika dibandingkan dengan penyakit fisik. Sebab penyakit tersebut lebih mudah menggerogoti jiwa dan moral manusia. Sedangkan jika jiwa seorang sudah rusak, maka dengan mudah ia akan terseret pada berbagai perbuatan yang menyalahi ajaran agama, yang lebih jauh akan menggiringnya masuk ke dalam neraka.[11]

E. Al-Baghdadi dalam hal Ittihad dan Hulul

Berbicara Ittihad yang dikembangkan oleh al-Busthami dan Hulul yang dipopulerkan oleh al-Hallaj atau konsep cinta dan menyatu dengan Allah sangatlah menarik dalam taswwuf. Sehingga, Radikalisme dan liberalisme tasawuf dapat kita amati dalam fenomena ittihad dan hulul tersebut, yang keduanya memiliki kesamaan dalam menafikan realitas konkret manusia.

Keliaran pemikiran semacam itu dalam pandangan Junayd al-Baghdadi, tidaklah benar. Baginya, dunia tasawuf harus tetap berpijak pada realitas konkret manusia. Pencapaian tertinggi dalam dunia tasawuf hanyalah sampai level mahabbah dan ma’rifah. Dengan demikian eksistensi konkret hamba (ubudiah) tetap terpisah dari eksistensi tuhan (uluhiah). Menurut Al Junaid, syariat tetaplah penting dalam menuju mahabbah dan ma’rifah.[12]

Kendati demikian, dari pemahan itu, manusia menurut Al-Junyad bisa mendekati bahkan bersatu dengan Tuhan melalui tasawuf. Dan untuk mencapai kebersatuan itu, orang harus mampu memisahkan ruhnya dari semua sifat kemakhlukan yang melekat pada dirinya. Walau begitu, kata Al-Junayd, sufisme adalah suatu sifat (keadaan) yang di dalamnya terdapat kehidupan manusia. Artinya, esensinya memang merupakan sifat Tuhan, Tapi gambaran formalnya (lahirnya) adalah sifat manusia.

Di sinilah Junayd al-Baghdadi ingin menegaskan bahwa sesungguhnya diri manusia telah dihiasi dengan sifat Tuhan, Sehingga, kondisi tingkat tertinggi dari suatu pengalaman sufistik yang dicapai seorang sufi pada persatuannya dengan Tuhan, juga dapat dilukiskan. Pada tingkat ini seorang sufi akan kehilangan kesadarannya, la tidak lagi merasa memiliki hubungan dengan lingkungannya. Seluruh perhatiannya hanya tertuju buat Tuhan dengan kehilangan kesadarannya akan keduniaan, maka ia otomatis sedang berada dengan Tuhan.

Pada tingkat yang demikian. seorang sufi merasakan tidak ada lagi jarak antara dirinya dengan Tuhan. Karena sifat-sifat yang ada pada dirinya semuanya sudah digantikan dengan sifat Tuhan. Segala kehendak pribadi manusia lenyap, digantikan dengan kehendakNya.

Ketika Al-Junayd al-Baghdadi ditanya mengenai al-Haaq yang dilontarkan pada diri al-Hallaj. Ia tidak mengartikan hal itu langsung kepada arti Allah SWT, Tetapi ia mengartikan al-Haqq itu merupakan lawan dari al-Bathil. Al-Hallaj dibunuh dijalan yang benar.[13] Artinya, kata al-Haqq yang dikatakan oleh al-Hallaj tersebut menandakan bahwa ia adalah sesuatu yang benar bukanlah Allah SWT. Terlepas dari itu, dapat kita lacak apakah pernyataan al-Hallaj itu ada latar belakang dari apa yang dikatakan. Karna pada saat itu terdapat suatu kekuasan yang besar yang mungkin kebijakannya lepas dari ajaran agama, yang mendorong dirinya berkata demikian.

Al-Junayd al-Baghdadi bahkan berkata, bahwa yang mengetahui Allah hanyalah Allah sendiri. Demikian pula dengan orang yang dicintai Allah (Nabi Muhammad) yang telah dibukakan tabir 70.000 tabir hijab, hanya tinggal satu hijab antara ia dengan-Nya.[14] Hal itu dapat kita pahami dalam perjalanan Rasulullah saat kejadian Mi’raj. Begitu halnya dengan Nabi-Nabi lain disaat ia berhadapan dengan Allah, beliau tidak mampu melihat secara langsung. Apalagi manusia biasa yang derajatnya jauh dari Derajat kenabian itu sendiri.

Bahakan Al-Junayd al-Baghdadi memperlihatkan sikap cukup keras terhadap orang yang mengabaikan syari’at. Ketika diceritakan kepadnya tentang orang yang telah mencapai ma’rifat, kemudian ia dibebaskan oleh Allah dari amal ibadah. Ia justru berkata bahwa orang tersebut sebenarnya berada dalam lumuran dosa dan mereka lebih berbahya dari pada pencuri serta pembuat keonaran.[15]

Dalam hal ini, Al-Junayd al-Baghdadi ingin menegaskan bahwasanya walaupun orang telah menyatu dengan Allah SWT. Baginya tetap dikenakan kewajiban melaksankan aturan-aturan syari’at, yang menandakan bahwa Manusia tetaplah manusia yang tidak akan berupah posisinya menjadi Allah SWT. walaupun ia sedang merasa dalam keadaan Ittihat ataupun Hulul itu sendiri.

Maka dengan demikian, untuk mencapai persatuan kepada Tuhan, menurut Al-Junayd al-Baghdadi. manusia harus menyucikan batin, mengendalikan nafsu, dan rnembersihkan hati dari segala sifat-sifat kemakhlukan. Setelah kebersatuan dengan Tuhan itu tercapai, seorang sufi kembali tersadar. Dan selanjutnya harus mengajak umat dan membimbingnya ke jalan yang diyakininya. Maksud dari apa yang ditawarkan Al-Junyad ini, diharapkan agar oaring yang bertaswuf harus seimbang antara urusan dunia dan ahirat serta bagaimana didalam perakteknya adanya keterkaitan antara syariat dan hakekat itu sendiri.

F. Kesimpulan

Dari uaraian pemikiran tasawuf Al-Junayd al-Baghdadi diatas dapat disimpulkan bahwa:

1. Nama lengkap al-Baghdadi ialah Abu AI-Qasim Al-Junayd bin Muhammad Al-Junayd AI-Khazzaz Al-Qawariri, lahir sekitar tahun 210 H di Baghdad, Iraq, la berasal dari keluarga Nihawand, keluarga pedagang di Persia, yang kemudian pindah ke Iraq. Ayahnya, Muhammad ibn Al-Junayd. Ia adalah murid dari Sirri al-Saqati dan Haris al-Muhasibi. 

2. Sementara penegrtian tasawuf menurut Al-Junayd al-Baghdadi adalah Tasawuf adalah Mengenal Allah, sehingga hubungan antara kita dengan-Nya tiada perantara. Ajarannya dengan melakukan semua akhlak yang baik menurut sunah rasul dan meninggalkan akhlak yang buruk dan melepaskan hawa nafsu menurut kehendak Allah serta Merasa tiada memiliki apapun, juga tidak di miliki oleh sesiapa pun kecuali Allah SWT. 

3. Adapun ciri tasawuf Al-Junayd al-Baghdadi yaitu adanya keterkaitan antara syari’at dan hakekat yang dilandasi dengan ajaran-ajaran dari al-Qur’an dan Hadis. 

4. Aplikasi zuhud, menurut Al-Junayd al-Baghdadi, bukanlah meninggalkan kehidupan dunia sama sekali, melainkan tidak terlalu mementingkan kehidupan duniawi belaka. 

5. Konsep Ittihad dan Hulul yang menampakkan bahwa sufi seakan derajatnya sama dengan Allah menurut Junayd al-Baghdadi tidaklah benar. Baginya, dunia tasawuf harus tetap berpijak pada realitas konkret manusia. Pencapaian tertinggi dalam dunia tasawuf hanyalah sampai level mahabbah dan ma’rifah. Dengan demikian eksistensi konkret hamba (ubudiah) tetap terpisah dari eksistensi tuhan (uluhiah).


Dari apa yang ditawarkan Al-Junyad mengenai tasawufnya, tentu sesuai dengan ajaran Rasulullah dan tentunya diharapkan mampu menjawab persoalan bebrapa taswuf yang kadangkala jauh dari tuntunan syariat yang dianjurkan oleh Agama Islam.

abdkadiralhamid@2013