Kamis, 31 Mei 2018

Sholat Dalam Pandangan Hakekat

Sholat dalam pandangan Ilmu Hakekat

Pandangan Hakekat : Sholat bukan menyembah namun Sholat adalah berdiri menyaksikan diri sendiri yaitu bersaksi diri kita sendiri bahwa Tiada Nyata pada Diri Kita Hanya Allah yaitu Diri Batin ( Muhammad Mustaffa ) dan Diri Dzahir kita itu menanggung Rahasia Allah. 

Pengertian SHOLAT HAKIKI ter-urai dalam kalimah ALHAMDU (alif–lam–ha–mim-dal) yang bermaksud SEGALA PUJI MILIK ALLAH. Inilah perkataan yang mula mula dilafazkan oleh manusia yaitu Nabi Allah Adam a.s “ALIF” Melambangkan NIAT karena niat itu ialah mendzahirkan DIRI BATIN. Diri inilah IMAM yang kita ikuti yaitu ULIL AMRI atau pemerintah = pemimpin. “LAM” Bila telah nyata Diri Batin, maka kita lafazkan TAKBIR RATUL IHRAM. Maka berawal dari sini bukanlah manusia yang berkehendak tetapi segala-galanya adalah digerakkan oleh Allah. “HA” Apabila telah nyata Allah menguasai diri kita, maka kita pun rukuk menandakan kita tunduk patuh akan Kebesaran Allah dan siap menerima segala PerintahNya. “MIM” Maka diri kita mengakui bahwa Dzat Allah itulah Tuhan Sekalian Alam yang meliputi seluruh diri kita mengwujudkan dan menghidupkan kita. Kita pun sujud menandakan rasa syukur kita. “DAL” Satelah kita tahu Dzat telah meng-karunia-kan kepada diri kita menjadi KhalifahNya dibumi ini, maka kita pun merendah diri atas Karuniah itu (yang tidak dikaruniahkan Allah kepada makhluk lain selain manusia ) . RINGKASAN ALHAMDU . ALIF = Niat LAM = Berdiri Betul HA = Ruku’ MIM = Sujud DAL = Duduk Antara Dua Sujud . URAIAN TENTANG NIAT Usalli, Fardhu, Rakaat, Lillah Hi Ta’ala Usul Diri Rangka Nyata Allah Usalli = Kita berniat untuk mengusul asal diri kita Fardhu = Fardhu ialah Diri Yang Di-usul Rakaat = Rangka kita ialah Jasad yang di dzahirkan Lillah Hi Taala = Nyata Allah melalui jasad yang dzahir. Barulah dapat diusul akan Asal Usul Diri. Maka setelah diusul nyatalah Allah itu Meliputi Diri Dzahir dan Diri Batin. Diri Dzahir tiada mempunyai daya dan upaya melainkan melakukan Af’al Allah semata-mata. Dengan KESADARAN itu maka Nyatalah Kebesaran Allah dan kita-pun TAKBIR untuk meng-ESA-kan Dzat Tuhan itu meliputi sekalian diri. . URAIAN TAKBIRATUL IHRAM Allah = Sifat Napsiah = 1 Hu = Sifat Salbiah = 5 Akbar = Sifat Maani & Maknuyah = 14 Maka nyatalah ke 20 Sifat-sifat Kebesaran Allah didalam ucapan “ALLAH HU AKBAR”. . CARA- CARA SHOLAT HAKIKI . HAKEKAT SHOLAT : Artinya berdiri menyaksikan diri sendiri, kita bersaksi dengan diri kita sendiri bahwa tiada yang nyata pada diri kita.. Hanya diri batin (Allah) dan diri dzahir kita (Muhammad) yang membawa dan menanggung rahasia Allah swt. Hal ini terkandung dalam surat Al-Fatihah yaitu : Alhamdu (Alif, Lam, Ha, Mim, Dal) Kalimah Alhamdu ini diterima ketika Rasulullah isra’ dan mi’raj. Mengambil pengertian akan hakekat manusia pertama yang diciptakan Allah swt yaitu Adam as. Takkala Roh (diri batin) Adam as. sampai ketahap dada, Adam as pun bersin dan berkata Alhamdulillah = Segala puji bagi Allah Apa yang dipuji adalah : Dzat (Allah), Sifat (Muhammad), Asma’(Adam) dan Afa’al (Manusia) Jadi sholat itu bukan berarti : Menyembah tapi suatu “cara” penyaksian diri sendiri dan sesungguhnya tiada diri kita melainkan diri Allah semata. Kita menyaksikan bahwa diri kitalah yang membawa dan menanggung rahasia Allah swt. Dan tiada sesuatu pada diri kita hanya rahasia Allah semata serta..tiada sesuatu yang kita punya kecuali Hak Allah semata. Sesuai dengan firman Allah dalam surat Al-Ahzab : 72 “Inna ‘aradnal amanata ‘alas samawati wal ardi wal jibal. Fa abaina anyah milnaha wa’asfakna minha wahamalahal insanu” Artinya : “Sesungguhnya kami telah menawarkan suatu amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung tapi mereka enggan menerimannya (memikulnya) karena merasa tidak akan sanggup, lantas hanya manusia yang sanggup menerimanya” Dan karena firman Allah inilah kita mengucap : “Asyhaduanlla Ilaaha Illallah Wa Asyahadu Anna Muhammadar Rasulullah” . “Kita bersaksi dengan diri kita sendiri bahwa tiada yang nyata pada diri kita sendiri hanya Allah semata-mata dengan tubuh dzahir kita sebagai tempat menanggung rahasia Allah dan akan menjaganya sampai pada masa yang telah ditentukan.” Manusia akan berguna disisi Allah jika dapat menjaga amanah Rahasia Allah dan berusaha mengenal dirinya sendiri. Bila manusia dapat mengenal dirinya maka dengan sendirinya ia dapat mengenal Allah. .

Selasa, 29 Mei 2018

HAKIKAT MUNKAR NAKIR

Assalamu'alaikum warohmatullohi wabarokatuh saudara-saudara ku dimana saja berada yang semoga di muliakan dan di rohmati Alloh.

Berikut ini adalah pemaparan mengenai "HAKIKAT MUNKAR DAN NAKIR" (RAHASIA ALAM BARZAKH).

SEBELUMNYA KITA MOHON MAAF DAN KAMI HIMBAU BAGI YANG BELUM MEMPUNYAI GURU AL-MURSYID ATAU GURU THORIQOT ATAU GURU AL HIKMAH ATAU GURU MA'RIFAT DAN JIKA BELUM MAMPU MENTAJALLIKAN SESUATU INFORMASI APAPUN KEPADA ALLOH ATAU BELUM BISA MEMFILTER KE-ILMUAN DARI APA YANG DI DENGAR, DI LIHAT, DI BACA, DI RASA ATAU DI PIKIRKAN. MAKA SEBAIKNYA KAMI HIMBAU JANGAN TERUSKAN BACA ARTIKEL INI.
KARENA INI SIFATNYA HANYA SEKEDAR UNTUK MENAMBAH WAWASAN BAGI SESAMA PEJALAN (SI SALIK).

Saat ini kita semua umat muslim pasti yakin dan meyakini bahwa semua orang Islam pasti bisa menjawab pertanyaan:
- siapa Tuhan mu?
- siapa Nabi mu?
- apa kitab mu?
Itu adalah satu pertanyaan yang bahkan anak TK tidak butuh waktu semenit untuk menghafalkan jawabannya. Itulah katanya sebuah pertanyaan MUNKAR wa NAKIR di alam kubur yang banyak di kemukakan oleh Ulama mutasyari'in (ahli syari'at).

Namun itu jugalah pasti menjadi satu pertanyaan besar, bagaimanakah hakikatnya atau kenyataannya atau sejatinya?

Saat jiwa (ruh) ini berpisah dengan raga atau di sebut dengan mati/kematian, saat itu kamu masih tidak percaya kalau kamu itu sudah mati, sehingga masih ngotot pingin sekali kembali ke jasad, namun sayangnya dan sungguh di sayangkan sudah tidak bisa. Di karenakan ajal (jatah) nya sudah selesai. Atau kontrak hidup (umur) kita selama di dunia sudah habis!
Dan saatnya pulang kepada rahmat Alloh.
Pada saat ruh mu berpisah dari jasad itu, maka kamu akan memanggil-manggil keluarga dan kawan-kawan: "Ini aku, ini aku. Bagaimana aku ini? Apa ini yang sebenarnya terjadi?"
Namun sayangnya tidak ada orang yang bisa merespon kamu (kecuali dia seorang Wali Alloh).

Sebab selama hidup mu kamu bersifat "NAKIR" = CUEK/TIDAK PEDULI, tidak pernah mau mengenal kesejatian Alloh dan Rosululloh s.a.w. (ma'rifah), maka saat itu kamu akan menuai hasil CUEK/NAKIR mu itu ketika di dunia.

Kamu mulai bertanya-tanya pada diri, "di mana Tuhan? Siapa sebenarnya Tuhan? Di mana Rosululloh? Siapa sebenarnya Rosululloh?"

Maka saat itu siksaan pertama mulai terjadi, takut dan kebingungan, ini sering di ibaratkan atau di silokakan kepala yang dipukuli oleh Malaikat NAKIR.

Lalu kamu melesat ke berbagai arah ke seluruh penjuru alam semesta dengan kecepatan jiwa yang jauh melebihi kecepatan cahaya. Semakin jauh dari bumi kamu akan semakin merasa sangat asing, terasa semakin gelap, dan semakin ketakutan sehingga kembali lagi ke bumi.
Sebab jiwa tidak lagi terpenjara oleh tubuh, maka saat itu kamu mampu mengingat semua perjalanan hidup mu, semua hasil perbuatan baik dan buruk selama hidup dengan sangat jelas sekali. Bahkan kamu akan mengetahui bahwa semua kebaikan kamu ketika di dunia ternyata sudah di balas dengan berbagai kenikmatan yang Alloh berikan saat ketika di dunia, namun tidak menyisakan untuk sesudah kematian.

Mengapa demikian?

Ketidak ma'rifat-an berakibat tidak menghidupkan amalan untuk barzakh dan akhirat. Sebab yang tidak berma'rifat, segala amalannya hanya bersandar pada kira-kira dan katanya saja, tidak pernah mencapai tujuan dari di adakannya amalan-amalan itu sendiri, dan tidak pernah memenuhi fungsi dari amalan-amalan, tidak juga memenuhi kriteria amalan yang di terima di sisi Alloh.
Dan amalan yang seperti itu hanya berbalas ketika di dunia (sebab bagaimanapun, Alloh tidak akan menyia-nyiakan setiap usaha). Namun setiap perbuatan buruk yang belum dibersihkan/disucikan, maka akan terbawa sampai alam barzakh dan akhirat.

Siksaan kedua pun di mulai. Akibat dari segala perbuatan buruk selama hidup (pembangkangan/MUNKAR) maka kamu akan menuai MUNKAR itu sendiri, mulailah menyeruak rasa susah, menyesal sehingga kamu meratap sejadi-jadinya.
Jika ketika di dunia pernah sakit jiwa di selingkuhi pacar?! Itu belum apa-apanya, sebab sakit kamu ketika di dunia masih terhijab oleh jasad. Namun ketika di Barzakh hanya ada jiwa, sakit atas penyesalan itu luar biasa panas (nar = api). Sebab sudah tidak ada jasad yang menghijabi sakit mu ketika itu.

Ketahuilah, bahwa alam Barzakh itu bukan di dalam kuburan tanah. Pengertian alam Barzakh ini saja orang sering kali salah dalam memahaminya, di kira alam Barzakh adalah alam kubur saja. Lalu bagaimana kalau jasad orang yang tidak di kubur??? Apa lantas tidak masuk alam Barzakh? Alam Barzakh itulah alam kubur, dan alam kubur itulah alam Barzakh.
Hakikatnya alam kubur itu adalah terkubur oleh kedangkalan fikir dan sempitnya hati selama ia masih hidup.
Barzakh artinya adalah dinding, maknanya dimensi lain. Ya tempatnya tetap di jagad raya ini, hanya berbeda dimensi dan terdinding.

Dan jiwa-jiwa yang tersiksa oleh hukum alam (sunatulloh) dari zaman dulu hingga sekarang, semua tersiksa, meratap, dan merengek di sebabkan tidak pernah memahami hakikat kehidupan.
Dan mereka sendirian, kok bisa begitu? Bukankah banyak sekali jiwa-jiwa yang tersiksa? Mengapa mereka tidak bisa saling lihat, dengar, dan berkomunikasi? Supaya bisa saling curhat gitu?!
Hal itu di sebabkan mereka semasa hidup hanya mengandalkan fisik: mata fisik, telinga fisik, mulut fisik, dan pikiran duniawi saja. Tidak pernah melatih indera hati/ruhani: mata, telinga, mulut, dan fikiran hati/ruhani.

Bukankah segala sesuatu yang tidak pernah dilatih, tidak akan bisa berbuat apa-apa? Sehingga tidak berguna dan berfungsi. Maka kamu akan buta dan tetap buta, bisu, tuli, dan kalut.

Ketahuilah, bahwa agama memang sangat di bungkus oleh banyak ibarat dan permisalan, hanya manusia-manusia hakikat yang bisa membuka sandinya. Sesungguhnya siksaan-siksaan itu nyata adanya, siksaan terhadap jiwa itu jauh lebih menyakitkan daripada sakit pada jasmaniah.

Perjuangannya adalah, sekuat apakah kamu mau mengorbankan seluruh tenaga, pikiran, dan waktu untuk meraih kebenaran hakiki? Perjuangan membersihkan hati? Sehingga kamu tidak mengantri menjadi jiwa-jiwa yang akan meratap seperti pendahulu-pendahulu yang sudah terlanjur tidak memahami makna hidup yang sebenarnya. Yang hanya tahu cerita, bacaan, dan hafalan. Yang hanya tahu olah bibir dan olah raga/gerak saja.

Sudah menjadi hukum sunatulloh (hukum alam) bahwa mudah itu hasilnya kecil/remeh, dan sulit itu hasilnya besar/sempurna. Syari'at itu sangat mudah, hanya butuh olah bibir dan olah raga/gerak, hasilnya hanya keteraturan dunia. Namun hakikat itu sangat sulit, selain harus olah bibir dan olah raga/gerak, juga dibutuhkan oleh rasa dan olah hati/ruhani, sebab hasilnya adalah kesempurnaan mencapai Alloh.

MAKA BER-SYARI'AT-LAH DAN BER-HAKIKAT!
MAKA KAMU AKAN MENCAPAI ESENSI KEHIDUPAN YANG DI RIDHOI OLEH ALLOH S.W.T.

BERJALANLAH DENGAN KEDUA KAKI MU, SYARI'AT (KAKI KANAN), DAN HAKIKAT (KAKI KIRI), MAKA HIDUP MU AKAN SE IMBANG. JANGAN HANYA BER SYARI'AT SAJA DAN JANGAN HANYA BER-HAKIKAT SAJA.

SYARI'AT BAGINDA ROSULILLAH S.A.W. ADALAH SYARI'AT YANG BERNUASA HAKIKAT.

Ini bukan perkara yang main-main. Diamlah diri sejenak, tafakurlah, tanyalah pada hati nurani (tempat lahul mahfudz). Maafkan dan maklumi segala sesuatu, bersimpuhlah pada Alloh (meskipun baru tahu nama), dan hubungi Rosululloh (meskipun baru kenal cerita). Mintalah dipertemukan guru (Waliyulloh) untuk membimbing mu kepada jalan Nya.

HIDUP BERMANFAAT. MATI BAHAGIA. TAHU JALANNYA PULANG (SHIROTOL MUSTAQIM).



Penulis: Jadmiko
Sumber: Di adaptasi dan di kembangkan dari berbagai sumber literatur dan di filter oleh ke-ilmuan.

Bagi yang belum memiliki guru mursyid, silahkan ikuti bimbingan kami dengan sanad ke-ilmuan yang jelas dan dapat di pertanggung jawabakan di sisi Alloh.
CP: 081213333500 (WA)

#Parapsikologi
#KonsultanSpiritual

Rabu, 23 Mei 2018

Ma'rifat Insan

Awal Agama "Mengenal ALLAH''

"Dan Dialah yang menidurkan kamu di malam hari dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan di siang hari, kemudian Dia membangunkan kamu pada siang hari untuk disempurnakan umur yang telah ditentukan, kemudian kepada Allah-lah kamu kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang dahulu kamu kerjakan " (An-Nisaa: 78)

JUMAT, 03 OKTOBER 2008

Ilmu Ma'rifat

Bismillahirohmaanirrohiim

Pada pertengahan abad pertama tahun islam, lahirlah ilmu tasawwuf tetapi masih bernama Zuhud / Abid. Nama ini diceruskan oleh beberapa orang yang bernama Abu Dzar dan Said Ibnu Zubair. Sedangkan nama tasawwuf terkenal pada pertengahan abad kedua tahuh islam dan di populerkan oleh seseorang yang bernama Abu Hasyim dari negeri kufah. Tasawwuf berasal dari orang-orang sufi di negeri Syam / Parsi yang memakai pakaian dari bulu domba putih dengan madzhab Ruhbaniat / Bathiniah yang berdasarkan al-qur’an dan al-hadist.

Kata sufi berasal dari kata suffah yang artinya shaff ( barisan shaff dalam sholat ), sebab orang-orang sufi yang kuat imannya dan murni kebaktiannya selalu memilih shaff pertama pada waktu sholat ( shaff terdepan )

Dalam membicarakan tassawwuf, orang sufi lebih senang mengatakan ma’rifat dari pada perkataan ilmu, sebab ilmu itu kaku dan tidak ada nilainya untuk mencari jawaban dari pertanyaan Apa dan Bagaimana, tetapi ilmu tidak dapat menjawab pertanyaan Apa dan mau Kemana. Sebab itulah orang-sufi lebih senang mendengar / mengatakan ma’rifat, karena kata ma’rifat lebih lebih tinggi nilainya

a. Niat lebih didahulukan daripada beramal

b. Sunnah lebih dipentingkan daripada yang fardhu

c. Taat lebih didahulukan daripada beribadah

Arti Tasawwuf :

Ta = Takwa = tajerit

Sa = Sabar = Sofa

Wa = Wara’/Wajib = Wafa

Fa = Fana = Fanafillah

Setelah kita mengetahui arti tasawwuf,

maka kita menjadi fakir yang artinya :

Fa Fana

Ki Kina’ah

Ra Ridha / ikhlas

Barulah kita mengenal hadist dibawah ini :

ﺍﻮﻠﺩ ﻣﻌﺮﻔﺔﺍﻠﻠﻪ
Artinya: Awal agama adalah mengenal Allah

Mengenal diri

Allah Swt berfirman :

Aku jadikan adam dari tanah,

dan tanah aku jadikan dari air,

airpun ku jadikan daripada nur muhammad,

maka ruh dan tubuh tersebut bernama nur muhammad,

kepada ruh dan tubuh inilah segala kainah

sebelum mengenal allah maka kenalilah diri terlebih dahulu, setelah mengenal diri sendiri, maka kita akan mengenal allah, setelah itu fanalah diri kita ( seakan-akan yang ada hanyalah allah semata )

seperti kata abdullah ibnu abbas Radhiyallahu anhu ya Rasulullah, apakah yang pertama kali diciptakan oleh allah swt?, Rasulullah menjawab

ٳﻦﺍﻠﻠﻪﺨﻠﻖﻗﺑﻞﺍﺷﻳﺎٕﻧﻮﺮﻧﺑﻳﻚﻧﻮﻧﻮﺭ

Artinya : sesungguhnya allah swt telah menjadikan terlebih dahulu nur

muhammad, yang di jadikan dari pada dzat allah

Pengenalan diri

Didalam rahim bapak 40 hari

Mada madi mani manikam..

Pusat jantung watsulbi mutrait otak

Dalam otak ada lemak,

Dalam lemak ada minyak

Dalam minyak ada nur,

Dalam nur ada nur akal

Dalam nur akal ada hizabbunnur

Dalam hizabbunnur ada hidayatul amanah allah swt

Penyaksian di alam roh

Allasturabbikum benarkah aku tuhan engkau?

Qoolu balaa benar, engkau tuhan kami

Syahidna kami menyaksikan ( bersaksi )

Susunan dalam rahim bapak

Di otak 7 hari

Di tulang belakang 7 hari

Di watsulbi muntrait 7 hari

Di tulang dada 7 hari

Di pusat 7 hari

Di kalam 5 hari

Jumlah 40 hari

Di dalam Rahim Ibu 9 bulan 09 hari / 7 bulan 7 hari

( titik 9 nuktah )

1 hari = hu

3 hari = allah

7 hari = innallah ( hanya allah )

4 bulan 4 hari = turabbunnur ( tarab nur )

7 bulan 7 hari = subhanallah ( maha suci allah )

8 bulan 8 hari = alhamdulillah ( segala puji bagi allah )

9 bulan 9 hari = allahu akbar ( kebesaran allah )

Lahir kedunia inna ana amanna

( sesungguhnya aku beriman, pembawa amanah allah swt )

Wujud artinya ada, mustahi tiada mana yang mustahil adalah akuan agar kita wajib allah ta’ala adatidak sah ma’rifatnya bila tidak mengetahui asal kejadian diri kita ini

Sebelum mempelajari ilmu ma’rifat ini,

pelajarilah terlebih dahulu 20 sifat Allah

Sifat nafsiah :

wujud / ada atau berwujud

Yang wajib bagi dzat

Sifat salbiah :

Qidam

Baqa’

Muhalafatu lil hawadist

Wahdaniyah

Menolak yang tidak layak bagi dzat

Sifat ma’ani :

Qodrat ( kuasa )

Irodat ( kehendak )

Ilmu ( mengetahui )

Hayat ( hidup )

Sama’ ( mendengar )

Bashor ( mendengar )

Kalam ( berkata-kata )

Berdiri ia kepada yang maujud

Sifat ma’nawiyah :

Qodirun ( yang maha kuasa )

Muridun ( yang maha berkehendak )

Alimun ( yang maha mengetahui )

Hayyun ( yang maha yang maha hidup )

Sami’un ( yang maha mendengar )

Basirun ( yang maha melihat )

Mutakalliman ( yang maha berkata-kata )

Yang wajib bagi dzat di karenakan dengan sesuatu karena

Pertanyaan & jawaban orang-orang sufi

Siapa namamu?

“Abdi atau Allah”

Cantikkah wajahmu?

“Kecantikan hanya wajah Allah”

Dimanakah wajah allah?

“Didalam iman yang kokoh dan tak pernah rusak, sebab di hadapanku hanya ada satu wajah, yaitu wajah allah”

Rasulullah saw bersabda :

ﺍﻧﺎﺍﺑﻭﺍﻻﺮﻭﺡﻭﺍﺪﻢﺍﺑﻮﺍﻠﺑﻧﺭ

Artinya : aku adalah bapak sekalian ruh, sedangkan nabi adam adalah bapak

dari sekalian tubuhmanusia, tetapi nabi adam di jadikan dari pada tanah

Awaluddin Makrifatulloh

“AWALUDDIN MA’RIFATULLAH” Artinya : Awal Agama mengenal Allah.

18 APRIL 2016 · PUBLIK

Maka sebelum mengenal Allah terlebih dahulu kita diwajibkan mengenal diri, setelah mengenal diri, terkenallah kepada Allah, bilamana sudah mengenal Allah, Fanalah diri kita atau tidak ada mempunyai diri lagi, pada hakikatnya hanya Allah.

Selanjutnya terlebih dahulu kita mengenal diri, bilamana tidak mengenal asalnya kejadian diri, maka tidaklah sempurna Ilmu yang kita pelajari. Seperti kata ABDULLAH IBNU ABBAS. R. A :

“Ya Rasulullah, apakah yang pertama dijadikan Allah Ta’ala?"

Nabi SAW bersabda : “INNALLAHA KHALAKA KABLAL ASY YAA INNUR NABIYIKA MINNUIHI”

artinya “Sesungguhnya Allah Ta’ala telah menjadikan terlebih dahulu ialah Nur Nabi Muhammad SAW yang dijadikan dari pada Zat Allah”.

SYECH ABDUL ASYSYAHRANI RAHIMA HULLAH ALIHI berkata :

“INNALLAHA KHALAKA RUHUN NABI SAW MIN ZATIHI WAKHALAKAL ‘ALAMI MINNURI MUHAMMAD SAW.”

Artinya “Sesungguhnya Allah telah menjadikan Roh Nabi Muhammad dari pada Zat Allah, dan sekalian Alam ini dijadikan dari pada Nur Muhammad SAW serta Nabi Adam dan diri kita atau tubuh kita”.

Nabi Bersabda : “ANA ABUL ARWAH, WA ADAMU ABUL BASYARU”

Artinya : “Aku Bapak segala Roh dan Nabi Adam Bapak sekalian Tubuh Manusia tetapi Nabi Adam dijadikan dari pada tanah".

Allah berfirman : “KHALAKAL INSANA MINTIY” artinya Aku jadikan insan Adam dari pada tanah, dan tanah dari pada Air,

Airpun dijadikan dari pada Nur Muhammad, maka Roh dan Tubuh tersebut bernama Nur Muhammad.

Kepada Roh dan Tubuh inilah segala kainah, Insya Allah kita akan melihat kesempurnaan Zat Wajibal Wujud, karena tubuh kita yang kasar ini tidak dapat mengenal Allah, sebab fana.

Yang dapat mengenal/meresapkan Nur Muhammad SAW.

Siapa yang dapat mengenal atau meresapkan Nur Muhammad SAW berarti ia mengenal atau meresapkan Tuhannya, karena itu adalah kenyataan dari Wujud Allah yang kita miliki, seperti penglihatan, pendengaran dan sebagainya yang berasal dari pada Nur.

Firman Allah Ta’ala : “KADJA AKUM MINALLLAHINNURI” artinya Sesuatu apa saja yang menimpa kepada kamu adalah dari pada Allah yaitu Nur.

Firman Allah Ta’ala Selanjutnya : “KAD JA AKUMUL KAKKUMIR RABBIKUM”

artinya Sesuatu apa saja yang masing-masing kamu adalah hak dari pada Tuhan dari Nur kepada Nur.

Di sinilah sampai pelajaran segala Ilmu dari Aulia dan Ambiya asalnya mengenal Allah.

Demikian pula pendapat Arifbillah serta kelakuannya karena ia mengenal Diri-Nya berasal dari kejadian Nur.

Firman Allah Ta’ala dalam Hadist Qudsi : “KHALA ILA JALI WAKHALAKHUL ASY YA ILA JALIK”

artinya “Aku jadikan kamu karena Aku, dan Aku jadikan Alam semesta karena Engkau Ya Muhammad.”

Rasulullah SAW bersabda : “ANA MINALLAHI WALMU’MINUNKAMINNI

artinya “Aku daripada Allah, dan segala Mu’min daripada Aku.” Maka dari itu, berpeganglah kepada Nur Muhammad, baik di waktu beribadat maupun di luar dari beribadat.

Syech ABDURRAUB berkata : “Yang sebenar diri adalah Nyawa, yang sebenarnya Nyawa adalah Nur Muhammad atau Sifat, yang sebenarnya Sifat adalah Zat Hayyun akan tetapi La Gairi (tidak lain)".

Adapun sebagian pendapat dari Alim Ulama adalah bahwa yang sebenarnya Diri adalah Roh, tatkala masuk pada Diri atau Tubuh bernama Nyawa, tatkala keluar masuk bernama Nafas, bilamana ingin sesuatu bernama Nafsu

Dan apabila dapat memiliki sesuatu barang bernama Ikhtiar, dapat pula membuat sesuatu barang bernama Akal atau Ilmu.

Inilah yang sebenarnya Diri. Karena pada diri inilah zahirnya Tuhan.

Nabi Muhammad SAW bersabda : “ZAHIRU RABBI WAL BATHINU ABDUHU”

artinya Zahir Tuhan itu ada pada Bathin HambaNya, yakni kepada Ilmu Hakikat. Kepada Ilmu Hakikat inilah yang sebenarnya untuk meng-Esakan Allah.

Dengan adanya keterangan tersebut di atas, maka kenalilah Diri agar sempurna untuk mengenal Allah SWT.

Nabi Muhammad SAW bersabda : “MAN’ARA PANAFSAHU PAKAD ‘ARA PARABBAHU”

artinya “Siapa mengenal dirinya maka mengenal ia akan TuhanNya”. Dan “MAN ‘ARA PANAFSAHU BIL FANA PADA’ARA PARABBAHU BILHAQA” artinya Maka barang siapa mengenal dirinya binasa, niscaya dikenalnya Tuhannya kekal.

Saudaraku..."Untuk Lebih Jelasnya Mari Kita Simak Atas Firman Allah Ta’ala Berikut Ini : “KAD JA AKUMUL KAKKUMIR RABBIKUM”

artinya Sesuatu apa saja yang masing-masing kamu adalah hak dari pada Tuhan dari Nur kepada Nur.

Di sinilah sampai pelajaran segala Ilmu dari Aulia dan Ambiya asalnya mengenal Allah.

Demikian pula pendapat Arifbillah serta kelakuannya karena ia mengenal Diri-Nya berasal dari kejadian Nur.

Firman Allah Ta’ala dalam Hadist Qudsi : “KHALA ILA JALI WAKHALAKHUL ASY YA ILA JALIK”

artinya “Aku jadikan kamu karena Aku, dan Aku jadikan Alam semesta karena Engkau Ya Muhammad.”

Rasulullah SAW bersabda : “ANA MINALLAHI WALMU’MINUNKAMINNI \

artinya “Aku daripada Allah, dan segala Mu’min daripada Aku.” Maka dari itu, berpeganglah kepada Nur Muhammad, baik di waktu beribadat maupun di luar dari beribadat.

Saudaraku..." Untuk Lebih Jelasnya Mari Kita Simak Berikut Ini; Mengenal diri ada terbagi 3 (tiga) bagian ;

Pertama ; Harus mengetahui asal diri (seperti tersebut diatas).

Ke Dua ; Matikanlah diri/tubuh kita yang ada ini (mati Ma’nawiyah).

Ke Tiga ; Setelah Fana diri di dalam diri, Uludiyah Allah Ta’ala dalam Ilmu Allah Ta’ala yang Qadim adanya.

Sebagaimana “Allah SWT berfirman dalam Hadist Qudsi : “ MAUTU ANTAL KABLAL MAUTU” artinya Matikanlah dirimu sebelum mati kamu (mati sebenarnya).

Mematikan diri adalah sebagai berikut : “LAA QADIRUN, WALA MURIDUN, WALA ‘ALIMUN, WALA HAYYUN, WALA SAMI’UN, WALA BASIRUN, WALA MUTAKALLIMUN.

Artinya : - Tidak ada berkuasa ; - Tidak ada berkehendak ; - Tidak ada kita tahu ; - Tidak ada kita hidup ; - Tidak mendengar ; - Tidak melihat ; - Tidak berkata-kata.

Kesemuanya itu hanya Allah, tetapi setelah Fananya seluruh diri/tubuh kita di dalam “UHU DIAH ALLAH dengan Ilmu Allah yang Qadim. Dan ketahuilah Sir Allah dalam Diri/Tubuh kita. Jika kita tidak mengetahui, maka kita selalu bergelumang Dosa.

Nabi SAW bersabda : “WUJUDUKA ZAMBUN LAA YUGA SIBAHU ZAMBUN”

artinya Bermula Adam itu dosa yang amat besar, maka tiap-tiap diri/tubuh yang berdosa tidaklah sempurna untuk mengenal Allah, walaupun bagaimana berbaktinya tetap tidak sempurna untuk mengenal Allah, karena berbakti itu adalah umpama diri/tubuh dengan Roh

Maka dari itu ketahuilah Sir Allah yang sebenarnya di dalam Rahasia yang ada.

Allah berfirman dalam Hadist Qudsi : “AL INSANU SIRRI WA ANA SIRRAHU”

artinya Insan itu adalah RahasiaKu dan Akupun RahasiaNya.

Allah berfirman dalam Hadist Qudsi : “AL INSANU SIRRI WASIARI SIFATI WASIFATI LA GAIRI” artinya “Insan itu adalah RahasiaKu

RahasiaKu itu adalah SifatKu, SifatKu itu tidak lain dari padaKu.

GHAUSUL ‘AZAM berkata “JISMUL INSANU WANAFSAHU WAKABLAHU WARUHUHU WABASARAHU WA ASNA NURU WAYAZRUHU WARIJLUHU WAKULLU ZALIKA AZHIRTULAHU BINAFSIHI LINAFSI ILA HUWA ILLA ANA GHAIRUHU”

artinya Diri atau tubuh manusia, hatinya dan pendengarannya, penglihatannya, serta tangan dan kakinya, kesemuanya itu adalah kenyataan bagi DiriKU, tetapi bukan ‘Ainnya dan bukan lainnya.

Allah itu tidak lain dari Insan, sebab kita ini adalah Hak dari pada Allah dan tidak ia berpisah segala kelakuanNya atau Af’alNya.

Allah berfirman : “WAFI AMPUSIKUM APALA TUBSIRUN”

artinya Ada Tuhan kamu pada diri kamu, mengapa tidakkah kamu lihat akan Aku, kata Allah, padahal Aku terlebih hampir daripada matamu yang putih dengan yang hitamnya, terlebih hamper lagi Aku dengan kamu.

Nabi SAW bersabda : “MAN NAJARA ILA SYAI’AN WALAM YARALLAHUFIHI FAHUWA HATIL”

artinya Siapa yang melihat kepada sesuatu, tidak dilihatnya Allah didalamNya, maka penglihatannya itu batal dan sia-sia belaka.

ABU BAKAR SIDDIK R.A berkata “MAA RA AITU SYAI’AN ILLA WARA AITULLAH HAKABLAHU”

artinya "Tidak Aku lihat sesuatu melainkan yang aku lihat Allah Ta’ala terlebih dahulu”.

USMAN IBNU AFFAN berkata “MAA RA AITU SYAI’AN ILLA WARA AIRULLAHA“

atinya “Tidak aku lihat sesuatu melainkan yang aku lihat Allah sesertanya".

UMAR IBNU KHATTAF berkata “MAA RA AITU SYAI’AN ILLA WARA AITULLAHA BADAHU”

artinya Tidak aku lihat sesuatu, hanya aku lihat Allah Ta’ala kemudiannya.

ALI BIN ABI TALIB “MAA RAITU SYAI’AN ILLA WARA AITULLAHA FIHI”

artinya “Tidak aku lihat sesuatu melainkan yang aku lihat Allah Ta’ala di dalamnya”.

Demikianlah apa yang dikatakan oleh para sahabat Nabi tersebut di atas, maka pelajarilah ilmu ini kepada guru sebagaimana mestinya, sebab Allah tidak bersatu dan tidak bercerai/ berpisah dengan sesuatu apa juapun.

Inilah jalannya untuk mengenal Allah yang hidup kekal dan abadi yang tidak pernah kita lupakan setiap saat dan waktu maupun di dalam tidur.

Inilah pelajaran yang sebenarnya untuk Ma’rifat mengenal Allah dan menghilangkan pekerjaan dunia serta mempelajari ilmunya dengan meniadakan atau menghilangkan diri/ tubuh pada tingkah laku kita, maka tidak termasuk lagi pada huruf “HA“

Dan tidak boleh lagi dikata atau disebut Allah. Bila mana dengan jalan pelajaran mematikan diri/tubuh seperti : Zat, Sifat, Asma dan Af’al yang ada pada kita.

Jika sudah kita tidak ada (memanakan diri/tubuh) inilah yang dimaksud menyerahkan diri kepada Allah Ta’ala, maka bertemulah kita Ghaib di dalam Ghaib, Ujud di dalam Ujud, Zat di dalam Zat, Sifat di dalam Sifat, Asma di dalam Asma, Af’al di dalam Af’al, Sir di dalam Sir, Rahasia di dalam Rahasia dan Rasa di dalam Rasa yang menerima Zauk atau Widdan.

Dalil yang menunjukkan hilangnya diri kepada Allah Ta’ala sebagai berikut :

"TIZIBUL BADANI SARAL QALBI “ artinya Hancurkan Badan jadikan Hati.

“TAZIBUL QALBI SARANRUH” artinya Hancurkan Hati jadikan Ruh.

“TAZIBUL RUHI SARANNUR" artinya Hancurkan Ruh jadikan Nur.

“TAZIBUNNURI SARAS SIRRI" artinya Hancurkan Nur jadikan Rahasia.

"TAZIBUSSIRRI ILLA ANA ILLA ANA” artinya Hancurkan Rahasia jadikan Aku ya Aku yang Mutlak, dan yang sebenarnya Aku itu adalah Rahasia sekalian Makam Manusia yang berada di dalam hati atau bathin.

Demikianlah Untuk Kali Ini Dan Aku Rasa Bahasan Kita Sudah Cukup Semoga Saja Bermanfaat Bagi Kita Semua. Aamiin...

Dan Juga Tak Lupa Pula Kucapkan Puji Dan Syukur Kedat ilahi Rabby Serta Kepada Para Guru Yang Telah Sudi Mewarikan Ilmunya Kepada Kita Semua Sehingga Kita Pun Tau Dan Kenal Siapa Sesungguhnya Diri Kita Ini. Aamiin..." Aamiin..." Yaa Robbal’alamiin...” Alfatihah....,~

Jumat, 18 Mei 2018

Tidur Ala Rosululloh SAW

Tuntunan Rasulullah Sebelum Tidur dan Posisi Tidur yang Benar

Allahumma Sholli Ala Muhammad. Apakah Anda Cinta Nabi? Ikutilah Sunnah Beliau.

Rasulullah bersabda :

“Ya Aisyah jangan engkau tidur sebelum melakukan empat perkara, yaitu :
1. Sebelum khatam Al Qur’an
2. Sebelum membuat para Nabi memberimu syafaat di hari akhir
3. Sebelum para muslim meridhoi kamu
4. Sebelum kau laksanakan haji dan umroh”

Bertanya Aisyah :
“Ya Rasulullah, Bagaimana aku dapat melaksanakan empat perkara seketika?”

Rasul tersenyum dan bersabda :
1. “Jika engkau tidur bacalah : Al Ikhlas tiga kali seakan-akan kau mengkhatamkan Al Qur’an.” Bismillaahir rohmaanir rohiim, Qulhualloohu ahad’ Alloohushshomad’ lam yalid walam yuulad’ walam yakul lahuu kufuwan ahad’ (3x)

2. “Membaca sholawat untuk ku dan para nabi sebelum aku, maka kami semua akan memberi syafa’at di hari kiamat. Bismillaahir rohmaanir rohiim, Alloohumma shollii ‘alaa Muhammad wa’alaa alii Muhammad (3x)

3. “Beristighfarlah untuk para muslimin maka mereka akan meridhoi kamu. Astaghfirulloohal adziim aladzii laa ilaaha illaa huwal hayyul qoyyuum wa atuubu ilaih (3x)

4. “Perbanyaklah bertasbih, bertahmid, bertahlil, bertakbir maka seakan - akan kamu telah melaksanakan ibadah haji dan umroh.
Bismillaahir rohmaanir rohiim, Subhanalloohi Walhamdulillaahi walaailaaha illalloohu alloohu akbar (3x)

InsyaAllah tidurnya diberkahi. Amin

Selanjutnya posisi tidur yang sehat menurut Nabiullah Muhammad SAW:

 

Posisi tidur tuntan nabi yaitu dengan  posisi miring kekanan yaitu kuping, pipi, tangan, kaki sebelah kanan berada dibawah. Wajah dan badan bagian depan dihadapkan ke kiblat. Tidur dengan posisi seperti ini adalah posisi tidur yag dicontohkan oleh Rasulullah SAW.

Berbagai Manfaat Tidur Ala Rasulullah SAW

Berbagai manfaat bisa didapat dari posisi tidur ala Rasulullah SAW ini, antara lain:

1.  Mendapatkan pahala, sebab mengikuti sunah Rasulullah SAW.

2.  Tidak cepat lapar.

Ketika tidur miring kekanan sepertitidur ala Rasulullah SAW, lambung yang berada di sebelah kiri akan menggantung (nggandul-bhs jawa). Lambung yang berada dalam posisi seperti ini akan menghentikan kerja  mesin giling pada lambung sehingga bahan yang digiling akan awet dan saraf lapar tidak bangun/muncul. Sebaliknya jika tidur miring kekiri, lambung akan tertindih menimbulkan reaksi mesin giling pada lambung terus bekerja sehingga bahan gilingan tersebut akan ludes dan ampasnya menungggu untuk segera berjumpa teman-teman di kakus. Bangun tidur perut terasa lapar dan ingin buang hajat. Kebanyakan orang-orang yang doyan makan bergerak refleks memegang perut ketika lapar. Kenapa ? Raja-raja romawi kuno membiasakan diri mereka tidur miring kekiri agar perut mereka cepat lapar dan mereka senang mengadakan pesta jamuan makan. Islam mengajarkan lewat Rasulullah SAW agar menyidikitkan makan sebab asal mula penyakit,  menurut beliau sumbernya adalah lambung dan lambung adalah wadah makanan berarti pola makan yang harus dijaga jika ingin tetap sehat dan tidak penyakitan. Dengan tidur menirutidur ala Rasulullah SAW,  kesehatan akan terjaga dan itu merupakan salah satu cara untuk mengurangi makan.

3.  Meredam amarah.

Jika anda ingin meredam marah tidurlah dengan posis tidur ala Rasulullah SAW. Tidur dengan posisitidur ala Rasulullah SAW adalah posisi mayat dikubur. Posisi ini akan mengingatkan anda kepada  kematian. Ketika anda ingat mati, degup jantung yang tadinya kencang karena nafsu amarah perlahan akan mengendur sebab nafsu amarah kalah posisi dengan akal di beranda hati. Saraf adalah komandan penggerak anggota tubuh. Akal adalah kurir hati sekaligus bos/atasan saraf yang memicu pergerakan anggota tubuh. Perasaan pasrah pada hati memilih akal dan untuk sementara mengenyampingkan nafsu. Hati menciptakan kode “slow” di akal. Oleh akal kode tersebut disampaikan ke saraf berupa mandat. Saraf menerima perintah ‘slow’ dari bos dan dilanjutkan ke jantung. Sebagai anggota, jantung melaksanakan perintah komandan untuk bergerak pelan. Perlahan degup jantung berkurang ritme pergerakannya dan berjalan normal. Darah menjadi pelan jalannya dan tidak memaksa pembuluh lagi untuk jalur cepat. Anda normal kembali. Tidurlah dengan posisi ini dan jangan lupa berdoa semoga Tuhan memberi pencerahan dalam tidur anda berupa mimpi yang benar untuk menyelesaikan permasalahan anda.

4. Meningkatkan daya kerja otak dan konsentrasi.

Tidur ala Rasulullah SAW bisa meningkatkan kerja otak dan konsentrasi. Jika anda membiasakan diri tidur dengan posisi yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW maka ketika anda terbangun dari tidur anda akan merasa segar dan pikiran anda jernih. Dalam keadaan terjaga, anda akan merasa lebih mudah untuk berkonsentrasi.

5. Terhindar dari mimpi buruk.

Ketika kita tidur dengan posisi tidur ala Rasulullah SAW seluruh anggota tubuh kita menghadap kiblat. Dengan posisi ini maka ruh kita kembali kepada Allah SWT dan jasad halus kita berkumpul dengan orang-orang solih. Manusia dalam dzatnya dibagi menjadi tiga : ruh, jasad halus dan jasad kasar. Ketika manusia tidur , ruh kembali kepada Tuhan, jasad halus mengembara dan jasad kasar tinggal di bumi. Ruh yang kembali kepada Tuhan bisa saja dikembalikan atau ditahan sampai ajal/waktu yang telah ditentukan. Ketika ruh dikembalikan ke jasad kasar, jasad halus mengikuti ruh masuk kedalam jasad kasar tersebut maka manusia itu bangun dan ketika ruh ditahan, manusia itu mati dan jasad halus mengembara untuk beberapa waktu untuk kemudian kembali kepada Tuhan. Oleh karaena itu kita sering mendengar ada orang yang tidur namun tidak bangun selamanya, kenapa….? Baik atau buruknya mimpi seseorang tergantung dimana berkumpulnya jasad halus ketika manusia itu tidur. Kita pernah mendengar orang yang menceritakan mimpinya bahwa dia bermimpi dikejar anjing, pembunuh, setan kuntilanak, bertemu wajah-wajah yang menyeramkan, terseret arus air yang deras, terbang diatas atap rumah, bertemu dengan orang yang sudah mati bahkan mengetahui hal-hal yang belum terjadi. Mengapa bisa seperti itu ? Jawabannya adalah mimpi itu tergantung dimana perginya jasad halus didalam pengembaraannya dan dimana dia berkumpul ketika manusia tidur. Oleh sebab itu kita dianjurkan untuk berdoa memohon keselamatan kepada Tuhan ketika tidur bahkan memohon agar ruh kita dijaga dari hal-hal yng tidak baik. Ketika kita tidur dalam posisi badan menghadap arah kiblat maka jasad halus kita akan menuju kiblat tersebut dan dia akan berkumpul dengan para nabi, kekasih-kekasih Allah dan orang-orang salih baik yang masih hidup maupun yang sudah tiada. Bahkan jika beruntung  jasad halus naik ke langit ke alam malakut (alam malaikat). Disana jasad halus bisa mengetahui ketentuan-ketentuan atas manusia yang belum terjadi berupa pengkabaran ataupun kejadian yang digambarkan dengan symbol-simbol bahasa jasad halus yang orang menyebutnya bahasa mimipi. Oleh karena itu kita juga pernah mendengar atau mendapati bahkan mengalami sendiri suatu kejadian yang terjadi hari ini tetapi kita merasa pernah mengalaminya atau bertemu seseorang yang belum kita kenal tetapi kita merasa pernah bertemu dengan orang  itu sebelumnya atau kita sudah mengetahui apa yang akan terjadi esok hari dengan diri kita atau si anu, si anu…..dsb. Inilah istimewanya jasad halus ketika tidur oleh sebab itu lindungilah ia dengan doa-doa sehingga ia terjaga dari gangguan makhluk yang tidak menyenangkan dan kumpulkan ia dengan orang-orang solih dengan cara hadapkan ia ke arah kiblat ketika tidur, arah yang semestinya ia tuju sebab kita tidak /belum bisa menguasai jasad halus ini. Berbeda dengan para nabi atau kekasih-kekasih Tuhan yang mana ruh dan jasad halus mereka selalu berkumpul di teras Rahmat dan Kemuliyaan Alloh SWT.

Mencegah Mendengkur  Dengan Tidur Ala Rasulullah SAW

6. Mencegah tidur mendengkur.

Jika anda termasuk orang yang tidur mendengkur cobalah tidur dengan posisi tidur ala Rasulullah SAW niscaya dengkuran anda yang sangat mengganggu itu akan berhenti dan anda akan lebih disukai dan dicintai  oleh istri dan anak-anak anda sebab suara yang tidak bernada dan berirama yang setiap malam kuping mereka mengkonsumsinya kini telah tiada dan mereka bisa bernafas lega dalam tidur mereka…he…he…he….

Semoga paparan tentang tidur ala RAsulullah SAW ini bermanfaat. Wallahu a’lam