Kamis, 30 Maret 2017

Definisi Wali blm d post

Ketika disebut kata wali maka yang langsung terbayang dalam benak kita adalah suatu keanehan, ke-nyleneh-an, dan kedigdayaan. Itulah yang dapat ditangkap dari pemahaman masyarakat terhadap wali ini. Maka bila ada orang yang bertingkah aneh, apalagi kalau sudah dikenal sebagai kyai, mempunyai indera keenam sehingga mengerti semua yang belum terjadi, segera disebut sebagai wali. Lalu siapakah wali Allah yang sebenarnya?

Definisi Wali

Secara etimologi, kata wali adalah lawan dari ‘aduwwu (musuh) dan muwaalah adalah lawan dari muhaadah (permusuhan). Maka wali Allah adalah orang yang mendekat dan menolong (agama) Allah atau orang yang didekati dan ditolong Allah. Definisi ini semakna dengan pengertian wali dalam terminologi Al Qur’an, sebagaimana Allah berfirman, “Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang beriman dan selalu bertaqwa.” (Yunus: 62 – 64)

Dari ayat tersebut, wali adalah orang yang beriman kepada Allah dan apa yang datang dari-Nya yang termaktub dalam Al Qur’an dan terucap melalui lisan Rosul-Nya, memegang teguh syariatnya lahir dan batin, lalu terus menerus memegangi itu semua dengan dibarengi muroqobah (terawasi oleh Allah), kontinyu dengan sifat ketaqwaan dan waspada agar tidak jatuh ke dalam hal-hal yang dimurkai-Nya berupa kelalaian menunaikan wajib dan melakukan hal yang diharomkan (Lihat Muqoddimah Karomatul Auliya’, Al-Lalika’i, Dr. Ahmad bin Sa’d Al-Ghomidi, 5/8).

Ibnu Katsir rohimahulloh menafsirkan: Allah Ta’ala menginformasikan bahwa para wali Allah adalah orang-orang yang beriman dan bertaqwa. Siapa saja yang bertaqwa maka dia adalah wali Allah (Tafsir Ibnu Katsir, 2/384).

Syaikh Ibnu Utsaimin rohimahulloh juga menjelaskan dalam Syarah Riyadhus Shalihin no.96, bahwa wali Allah adalah orang-orang yang beriman dan bertaqwa. Mereka merealisasikan keimanan di hati mereka terhadap semua yang wajib diimani, dan mereka merealisasikan amal sholih pada anggota badan mereka, dengan menjauhi semua hal-hal yang diharamkan seperti meninggalkan kewajiban atau melakukan perkara yang harom. Mereka mengumpulkan pada diri mereka kebaikan batin dengan keimanan dan kebaikan lahir dengan ketaqwaan, merekalah wali Allah.

Wali Allah Adalah yang Beriman Kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam kitabnya yang berjudul Al Furqon Baina Auliya’ir Rohman wa Auliya’us Syaithon hlm. 34 mengatakan: “Wali Allah hanyalah orang yang beriman kepada Rasulullah ShallAllahu ‘alaihi wa sallam, beriman dengan apa yang dibawanya, dan mengikuti secara lahir dan batin. Barangsiapa yang mengaku mencintai Allah dan wali-Nya, namun tidak mengikuti beliau maka tidak termasuk wali Allah bahkan jika dia menyelisihinya maka termasuk musuh Allah dan wali setan. Allah Ta’ala berfirman, “Katakanlah: ‘Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu’.” (Ali Imron: 31)

Hasan Al Bashri berkata: “Suatu kaum mengklaim mencintai Allah, lantas Allah turunkan ayat ini sebagai ujian bagi mereka”.

Allah sungguh telah menjelaskan dalam ayat tersebut, barangsiapa yang mengikuti Rasulullah ShollAllahu ‘alaihi wa sallam maka Allah akan mencintainya. Namun siapa yang mengklaim mencintai-Nya tapi tidak mengikuti beliau ShallAllahu ‘alaihi wa sallam maka tidak termasuk wali Allah. Walaupun banyak orang menyangka dirinya atau selainnya sebagai wali Allah, tetapi kenyataannya mereka bukan wali-Nya.

Dari uraian di atas, terlihat bahwa cakupan definisi wali ini begitu luas, mencakup setiap orang yang memiliki keimanan dan ketaqwaan. Maka wali Allah yang paling utama adalah para nabi. Para nabi yang paling utama adalah para rasul. Para Rasul yang paling utama adalah ‘ulul azmi. Sedang ‘ulul azmi yang paling utama adalah Nabi kita Muhammad ShallAllahu ‘alaihi wa sallam.

Maka sangat salah suatu pemahaman yang berkembang di masyarakat kita saat ini, bahwa wali itu hanya monopoli orang-orang tertentu, semisal ulama, kyai, apalagi hanya terbatas pada orang yang memiliki ilmu yang aneh-aneh dan sampai pada orang yang meninggalkan kewajiban syari’at yang dibebankan padanya.


Ulama dan Para Wali

Ulama (jama' dari orang alim), Ulama bisa dibilang Ulama bila dia telah memahami 3 hal :

Ilmu SyariatIlmu ThariqatIlmu Haqeqat

Sesungguhnya ulama telah disebutkan di dalam Al-Qur'an dan Hadits Nabi SAW bahwa Allah SWT akan mengangkat orang-orang yang beriman dan orang-orang yang berilmu.

Nabi SAW bersabda : "Ulama warisannya para nabi" dan Nabi SAW bersabda yang diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud : "Wahai Ibnu Mas'ud, duduknya kamu satu jam di majlisnya orang alim, tidak memegang pena atau pulpen dan tidak menulis satu huruf pun maka lebih baik kamu daripada kamu memerdekakan seribu orang budak, dan melihatnya kamu ke wajah orang alim, maka lebih baik kamu dari pada kamu menyedekahkan seribu kuda di jalan Allah SWT dan mencium tangannya orang alim, maka lebih baik kamu dari pada kamu beribadah seribu tahun".

Berkata Nabi SAW : "Satu orang ahli ilmu seperti ulama yang waro (apik) lebih ditakutkan syaiton dari pada seribu orang ahli ibadah yang bersungguh-sungguh tetapi dia bodoh".

Berkata Nabi SAW : "Barang siapa yang mencari ilmu kepada seorang ulama maka Allah akan mengampuni dosanya sebelum dia melangkah".

Berkata Nabi SAW : "Barang siapa yang memandang kepada seorang alim dengan memandang pandangan gembira, maka Allah SWT menjadikan pandangannya dengan Allah menciptakan para Malaikat yang khusus untuk memintakan ampun kepada Allah untuk orang yang memandang ulama".

Berkata Nabi SAW : "Barang siapa yang memuliakan orang alim, maka dia telah memuliakan aku, dan barang siapa yang telah memuliakan aku, maka dia telah memuliakan Allah, barang siapa yang telah memuliakan Allah maka tempatnya adalah di syurga".

Berkata Nabi SAW : "Tidurnya orang alim lebih baik dari pada ibadahnya orang jahil atau bodoh".

Jelas hadits di atas bahwa ulama adalah kekasih Allah SWT dan kekasih Nabi SAW, Ulama-ulama Nabi Muhammad SAW adalah ulama yang mengajak umat mengajarkan kepada kebesaran Allah SWT dan mengikuti sunah-sunah Rasulullah SAW serta menerangkan kepada mereka tentang :

Ilmu WajibIlmu SunahIlmu MakruhIlmu MubahIlmu Subhat

Di dalam ilmu syari'at, thareqat dan haqeqat.

Hakekatnya tugas ulama kepada orang awam adalah mengajarkan bahwa Tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah, agar ketauhidan dan keyakinan mereka tidak berubah dari kemegahan dunia serta isinya.

Apakah Para Wali Itu ?

Aulia atau Wali adalah ulama yang mengamalkan ilmu Allah SWT, ada yang diberi dan ada yang harus dengan belajar.

Aulia atau Wali adalah karunia dari Allah yang tidak bisa dicita-citakan untuk orang tersebut menjadi wali. Para Aulia atau Wali mereka kebanyakan beristiqomah/konsisten/kontinyu di dalam mengamalkan amal ibadah kepada Allah SWT, tetapi Aulia ini dibagi 2 :

1. Aulia atau Wali yang di mulai dengan menuntut ilmu
Aulia atau Wali ini akan lebih dipelihara oleh Allah SWT dengan ilmu yang dimilikinya karena dia memahami karunia yang telah diberikanNya, maka dia akan menjaga dengan sebaik-baiknya, menjalankan perintah Allah dan menjauhi laranganNya.

Allah SWT berfirman : "Sesungguhnya para wali-wali Allah tidak merasakan takut dan tidak merasakan sedih".

Ayat di atas jelas bahwa Allah SWT ridho kepadanya dan dia ridho kepada Allah SWT, baik apa yang Allah berikan kesenangan maupun kesusahan, tidak ada di hati para Wali Allah itu mengeluh karena mereka selalu bersyukur dan hari-harinya bertambah kebaikan sehingga Allah memberikan kelas yang tinggi disisi-Nya dengan beberapa macam kelas, para Wali Allah itu seperti ilmu padi, hati mereka makin terisi dengan cahaya, maka makin tunduk dan patuh kepada aturan-aturan Allah SWT.

Sesungguhnya telah jelas para Wali-wali Allah di dalam sabda Nabi SAW bahwa Allah SWT berfirman : "Sesungguhnya bila seseorang hamba Allah dicintai oleh-Nya maka Allah akan menjadikan matanya adalah mata-Ku, kupingnya adalah kuping-Ku, mulutnya adalah mulut-Ku dan gerakannya adalah gerakan-Ku dan barang siapa yang mengganggunya maka dia siap berperang dengan-Ku".

Maka demikian itu Allah memberikan kelebihan kepada mereka berupa kelebihan yang diluar akal manusia yang dinamai dengan "Karomah".

Karomah

Karomah atau sering disebut dengan Keramat (Kemuliaan), kemuliaan disebabkan karena pengamalan ilmu mereka sehingga menimbulkan efek-efek kebaikan, mereka tidak rela melihat orang-orang fukoro atau masakin kesusahan, mereka selalu menjaga anak-anak yatim dan banyak sekali amal kebaikan yang menimbulkan karomah atau kemuliaan.

Sebagian dari ulama menafsirkan bahwa karomah atau kemuliaan Allah berikan kepada para Wali-wali Allah seperti hal-hal yang tidak diberikan kepada hamba-hamba Allah yang biasa seperti contohnya : ada mereka yang bisa menyembuhkan orang yang buta, ada mereka yang bisa berjalan di air atau di udara atau hal-hal yang diluar kebiasaan manusia, akan tetapi hakekatnya bahwa para wali Allah itu mulia karena mereka memuliakan undang-undang Allah SWT. Diantara mereka banyak sekali dan tidak terhitung jumlahnya dan tidak ada satu orang walipun yang mengakui dirinya wali.

2. Aulia atau Wali yang diberikan dengan karunia Allah tanpa belajar
Ada pula Aulia atau Wali yang diberikan dengan karunia Allah tanpa belajar tetapi banyak dari pada mereka yang tidak bisa menjaganya seperti contohnya Barsesoh yang diberikan kemuliaan semua muridnya bisa terbang, akan tetapi karena tidak memiliki ilmu dia menghalalkan segala cara sehingga dia mati dalam keadaan yang buruk.

Maka kesimpulannya adalah bahwa ilmu itu diatas segala-galanya.

Wallahu'alam



 Wallahu a’lam.

(Disarikan dari Majalah Al Furqon Ed.1/Th.III dengan sedikit tambahan)

***

Penulis:

Amalan blm d post

RAsma Mahabah Nur Pemikat Hati Semua Makhluk

Viky First " Rasa Sejati "

1 tahun yang lalu

– QUBRANAKA YA RAHMAN QUBRANAKA YA RAHIM 100X ( untuk mendongkrak cahaya dalam tubuh / aura pengasihan )

– NURUN ALA NURRIN 300X ( menambah / menguatkan aura agar kluar memancar )

– YA NURROHMAN YA NURROHIM 100X ( menambah daya tarik / pengasihan sejati )

– Pilihlah di antara di atas yang di aggap cocok

– Bila di baca semua nya maka si pengamal jadi si pemikat hati smua makhluk

– Bila di tirakati puasa 3 hari badan si pengamal akan trisi energi kekuatan mahabah, dalam urusan umum asmara, jodoh, usaha akan laris manis lebih manis dari gula, daya takluk bertambah, kharisma meningkat, wibawa umum, pemikat lawan jenis, aura ketampanan memancar/cantik, pemanis diri, nanti juga akan merasakan nya sendri,

– Efek nya terasa PD tingkat tinggi, wajah terasa sejuk, awal penyatuan wajah terasa setrum rendah,

– Godaan nya emosi/nafsu naik turun setiap lihat cewe/cowo yang amat cantik/tampan karna khodam ruhani yg mendiami asma2 tersebut, bila godaan itu bisa lolos maka kita menjadi pribadi yg baik & bijak, semua karakter kita yg keras jadi lembut, penuh kasih sayang ke setiap orang,

– Maka jangan lepas dzikir istigfar n sholawat bila ingin mengamalkan asma mahabah nur ini

– Amalkan habis sholat fardhu subuh n magrib, secara istiqomah dengan hati khusuk n ikhlas meminta ridho orantua agar allah juga ridho apa yg d hajati terkabul inilah kunci nya

– Bila mau puasai habis maktubah + hajat, ke 3 asma itu d baca masing2 300x

– Puasa nya niat lillahita’ala,

– Pantangan nya yg d larang allah

– Bila ingin lihat aura nya dalam berdzikir matikan lampu nya gelap gulita

– Pesan saya jangan lah untuk tujuan negative atau durjana pemetik bunga, kelak dapat azab dari allah, hukum allah sangatlah adil, semoga amaliah yg saya ijazahkan kepada saudaraku dengan sempurna atas izin n ridho allah swt, semoga allah mengabulkan yg menjadi hajat kita, cukuplah allah yg menjadi sandaran meminta pertolongan n mengadu, tanamkan dalam hati yg sabar, ikhlas n tawadu, barakallah, aamiiiin

♥♪♫♥♪♫♥♪♫

Silahkan di Share / Bagikan

Semoga bisa bermanfaat buat yang lain juga

☆☆☆☆☆

Selasa, 28 Maret 2017

ANTA NUSKHOH

LIRIK ANTA NUSKHOH DAN TERJEMAHAN

أنت نسخة الأکوان 0 ۞ 0 فيك صنعة الرحمن 
Anta nuskhotul akwân ~ Fika shun'atur-Rohman

واجمع سورالقرأن 0 ۞ 0 باسم الله باسم الله 
Wajma 'suwarol Qur'ân ~ Bismillâh (Alloh Alloh) Bismillah

يمم نحونا وانحوا 0 ۞ 0 واشرب صاح لاتصح 
Yammim nahwanâ wan-hu ~ Wasyrob shôha lâ tash-hu

ثم من الحشی فامحوا 0 ۞ 0 غيرالله غيرالله 
Tsumma minal Hasya fam-hu ~ Ghoirolloh (Alloh Alloh) ghoirollâh

نحن ربنا نذکر 0 ۞ 0 ثم غيره نهجر 
Nahnu Robbana nadzkur ~ Tsumma ghoirohu nahjur

ولحالنا تنظر 0 ۞ 0 عين الله عين الله 
Walihâlinâ tandhur ~ 'Ainalloh (Alloh Alloh)' ainalloh

صاح دعنی فی ذکری 0 ۞ 0 فاعذر فالهوی عذری 
Shôhi da'nî fî Dzikri ~ Fa'dzur falhawâ 'udzrî

أنا ليس فی سری 0 ۞ 0 إلا الله إلاالله 
Ana laisa fî sirri ~ illalloh (Alloh Alloh) illalloh

☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆

Arti Terjemahannya:

Anta nuskhotul akwân ~ Fika shun'atur-Rohman

Wajma 'suwarol Qur'ân ~ Bismillâh (Alloh Alloh) Bismillah ...
Wahai Rosululloh, engkau laksana Al-Qur'an, sebuah kitab yang begitu sempurna, di dalam mu terkandung ayat-ayat Alloh, Tuhan Yang Maha Pengasih
Dalam dirimu terkumpul tanda -tanda kemuliaan Al-Qur'an dalam lafadz Bismillah ...

Yammim nahwanâ wan-hu ~ Wasyrob shôha lâ tash-hu 
Tsumma minal Hasya fam-hu ~ Ghoirolloh (Alloh Alloh) ghoirolloh ...
Wahai Alloh, menghadaplah kepada kami, wahai kawan mabuklah (bercinta dengan Alloh), dan janganlah sadar dari mabukmu itu
kosongkanlah hatimu dan isilah hatimu itu dengan dzikrulloh, jangan ada dalam hatimu selain Alloh ...

Shôhi da'nî fî Dzikri ~ Fa'dzur falhawâ 'udzrii 
Ana laisa fî sirri ~ illalloh (Alloh Alloh) illalloh ...
Tinggalkanlah aku dalam untaian dzikir ini. 
Alasanku semua ini karena cintaku yang begitu besar kepada Mu. 
Semua ini tidaklah lagi aku sembunyikan semua ini aku lakukan semata-mata hanya karena Alloh ...

Yasin 2 blm di post

Khasiat dibalik Surat Yasiin dan yaasin fadilah

Barang siapa membaca Surat Yassin dengan khusyuk, 
Niscaya Allah SWT akan menulis pahala kepadanya seperti pahalanya orang yang membaca Al Qur'an 10x.

Pada masa 1000 tahun sebelum Allah menciptakan langit dan bumi para malaikat sering mendengar Allah SWT membaca Surat Yassin dan Surat Thoha.

Berarti 1000 tahun sebelum kejadian penciptaan langit dan bumi Allah SWT telah menciptakan kedua surat tersebut dan sering dibaca olehNya.

Para malaikat berkata: "bagus benar susunan ayat demi ayat itu, Ya Allah kepada siapa akan diturunkan kedua surat itu ..?

Allah berfirman "Untuk umat Nabi akhir zaman (yakni umat Nabi Muhamad SAW). Yassin lamaa quri'at lahu, artinya Yassin itu menurut tujuan hajat pembacanya (surat yassin itu dibaca menurut tujuan (hajat) orang yang membacanya. Jadi kalau ada hajat yang ingin diraih dengan baca surat ini sebanyak-banyaknya insya Allah degan izin Allah SWT akan terkabul )

Sebagai bukti sudah sering terjadi, contoh sesorang menyatakan pernah membaca surat yassin sebanyak 47x pas malam hari Subhanallah segala hajatnya terkabul dan segala kesusahan hilang.

Fadhilah dan khasiat surat yasin

Pengertian Surah Yasin merupakan surat yang di turunkan di Makkah, surah ini merupakan surat ke 36 dengan jumlah 83 ayat, dinamai yasin karena di mulai dengan huruf y_a_s_i_n

Isi surat Yasiin.

- Kandungan Keimanan. 
- Keimanan akan Allah dengan mensucikannya dengan sifat-sifatnya, 
Keimanan akan Alqur'an yang merupakan ilmu, kekuasaan dan rahmat Allah, 
keimanan akan surga dan sifat-sipatnya, keimanan akan hari akhir.

-Kisah-kisah nya? 
Kisah utusan-utusan nabi isa as dengan penduduk anthakiyah. 
- salah satu ayatnya menjelaskan adanya bukti ilmu pengetahuan Astronomi: semua bintang di cakrawala berjalan pada garis edarnya.

Fadillah surat Yasiin. 
- dibacakan pada orang sakaratul maut maka akan memepermudah keluarnya ruh. 
- Membaca Surah Yasin = Membaca Alqur'an 10 kali. 
- Dapat memberi syafaat bagi pembacanya. 
- Dimudahkan hajatnya. 
- Meringankan siksa kubur. 
- Menolak kejahatan. 
- Di baca pada malam jum'at mendapatkan ampunan. 
- Jika belum menikah akan dapat jodoh. 
- Jika ketakutan, Allah akan menghilangkan rasa takutnya itu. 
- Jika dipenjara, niscaya akan bebas. 
- Orang tersesat akan mendapatkan jalan lagi. 
- Orang haus akan hilang hausnya. 
- Orang sakit akan hilang sakitnya. 
- Ada lagi Namanya: Surat Yasiin fadillah, Membaca 1 kali Yassin Fadhilah setara dengan membaca Surat Yasin biasa 7 kali. Anda bisa Mendownload Surat Yassin fadhilah dalam Postingan ini. silahkan di pilih di   sini

Beberapa manfaat surat Yasiin. 
Antara lain adalah:

Menurut sabda Nabi Muhammad saw, siapa membaca surah Yaasiin (Yasin) satu kali, sama dengan membaca Alqur'an sampai khatam (selesai) sepuluh kali, siapa membiasakan membaca surah Yaasiin setiap malam sampai mati, maka termasuk mati syahidJika dibaca pada waktu pagi, maka memperoleh kegembiraan sampai sore, dan jika dibaca disore hari maka dapat gembira sampai pagi.Jika Anda ada maksud kepada pembesar supaya berhasil, maka bacalah surah yaasiin dari rumah sebanyak 25 kali, maka insya Allah berhasil.Jika dibacakan untuk orang yang akan meninggal dunia, maka tidak akan dicabut nyawanya selama itu belum didatangi malaikat Ridwan dengan maksud memberi kegembiraan kepada orang yang akan meninggal tersebut.Jika dibacakan pada mayat di dalam kubur maka diringankan siksanya, jika ditulis dan dilebur air, lalu diminum, sama dengan meminum seribu obat.

Khasiatnya lagi adalah dapat dipergunakan sebagai obat sakit panas, caranya dibaca sekali, setiap sampai pada lafadz "MUBIIN" dengan mengikat benang sekali sampai tujuh, kemudian diikatkan pada bahu kanannya orang yang sakit panas, maka insya Allah sehat kembali.

Mendayagunakan surat Yasiin.

1.Pemagaran Rumah- Ambil Air Satu Ember Besar penuh.- Celupkan jari telunjuk kanan kedalam ember yang di isi air.- 
Baca Sholawat Nabi 3 X- Baca surah Yasin 7 X, 
pada ayat ke 9 baca 11 x- Baca Ayat Qursy 99 X - 
Baca ayat Qursy 1 X, lalu pada ayat ter akhir baca 100 X- 
Berdo'a mohon kepada Allah, agar air bermanfaat untuk memagari rumah sehingga apabila ada ghoib fasik / kafir akan binasa seketika itu juga. 
(Saat berdo'a jari telunjuk kanan tetap ada di dalam ember air).

Keterangan: Setelah berdo'a, percikan air ke seluruh area rumah 
(Pagar, tembok rumah, pintu, genteng dll) .- Gunakan juga sedikit untuk membersihkan lantai.- Masukan kedalam tangki Air dll. 
Semoga bermanfaat.

********

Tidak semua orang tahu apa yang dimaksud Yasin Fadhilah. Namun dikalangan masyarakat pedesaan, terutama di kalangan warga pesantren sangat akrab dengan Yasin Fadhilah. Aku ketika masih duduk di bangku kelas 1 SMPN di Prajekan Kab. Bondowoso sudah dikenalkan terhadap Yasin Fadhilah oleh kakek yang berlatar budaya pesantren. Kakek hanya menyuruh membaca minimal setiap malam Jumat harus membaca Yasin Fadhilah tanpa memberi tahu apa manfaatnya.

Setelah sekian puluh tahun berlalu, aku ditakdirkan mukim di kota kembang Bandung. Ketika mengantar istriku ke Bursa Buku Palasari, mataku terbelalak melihat cover buku warna hijau dengan judul "Menyingkap Rahasia Yasin Fadhilah dan keampuhannya". Aku segera membelinya. Buku tersebut ditulis oleh KH. Muhammad Zain muallif. Setelah selesai membaca buku tersebut, aku bersyukur kepada kakek yang telah menunjukkan Yasin Fadhilah. Semoga segala amal ibadah kakek diterima disisi-Nya.

Menurut KH. Muhammad Zain muallif, ternyata Yasin Fadhilah itu tidak ada dalam Kitab Suci Al-Quran. Yasin Fadhilah itu adalah Surat Yasin yang sudah diberi lima macam tambahan sbb:

1.  Di antara ayat Surat Yasin ada yang diulang sampai tiga kali atau lebih.

Mengulang-ulang satu ayat ada contoh dari Rasulullah Saww sebagaimana disampaikan oleh Abu Dzarrin ra beliau berkata:

"Nabi Saww pernah bangun malam dengan membaca sebuah ayat dan mengulang-ulang ayat itu, sehingga sampai pada pagi hari. Ayat tersebut adalah:

In tu'adzdzibhum fa innahum 'ibaaduka  (Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba-Mu) ".

(HR.Imam Nasa'I dan Ibnu Majah).

2.  Di antara beberapa ayat yang satu dan yang lain diselingi dzikir dan do'a. Isinya selalu disesuaikan atau berhubungan dengan isi kandungan ayat tersebut.

Berdzikir dan berdo'a yang demikian, sangat sesuai dengan sebuah hadits yang bersumber dari sahabat Hudzaifah bin Al-Yaman ra ia berkata:

"Pada malam hari saya pernah shalat bersama Nabi Saww, lalu ia membuka Surat Al-Baqarah, Surat Ali Imraan, dan Surat An-Nisaa 'kemudian membacanya dengan tartil. Ketika beliau melewati ayat yang didalamnya ada tentang mensucikan Allah, maka beliau membaca "Sumhaanallaah." Ketika beliau melewati (ayat) tentang permohonan, maka beliau memohon (berdoa) dan ketika ia melewati (ayat) tentang permohonan perlindungan, maka ia memohon perlindungan kepada Allah. "

(HR. Imam Muslim).

3.  Setiap dzikir dan do'a yang mengiringi ayat itu, selalu dibuka dengan shalawat dan salam atas Nabi Muhammad Saww, keluarganya, dan para sahabatnya. Kemudian dzikir dan do'a tersebut selalu ditutup dengan sebuah dzikir yang sangat populer yang menyatakan: " Bahwa Allah itu Maha Kuasa atas segala sesuatu ."

Dari Fudhalah bin Ubaid ra berkata, bahwa Nabi Saww sungguh telah mengajarkan umatnya bagaimana cara mereka berdo'a. Kemudian beliau bersabda:

"Apabila salah satu di antara kamu berdo'a, maka mulailah dengan memuji Allah Ta'ala dan memuji-Nya pula dengan berulang-ulang. Kemudian bacalah shalawat kepada Nabi Saww. Kemudian berdo'alah dengan sesuka hati! "

(HR. Abu Dawud, Tirmdzi, Ibnu Hibban, Hakim dan Baihaqi).

4.  Dzikir dan do'a yang mengiringi ayat, selalu diulang sampai tiga kali. Demikian pada umumnya.

Dzikir dan do'a yang selalu diulang sampai tiga kali merupakan Adab berdo'a yang sering dilakukan oleh Rasulullah Saww. Hal yang demikian diriwayatkan oleh Ibn Mas'ud ra berkata:

"Rasulullah Saww ketika berdo'a, beliau berdo'a tiga kali dan ketika memohon kemada Allah, maka beliau memohon tiga kali juga".

(HR. Imam Muslim).

5.  Setelah Surat Yasin itu tamat, kemudian ditutup dengan do'a khusus.

Rasulullah Saww menegaskan tentang hal tersebut berdasarkan hadits yang bersumber dari Ibnu Imran ra sebagai berikut:

"Barangsiapa yang selesai membaca Al-Quran, maka memohonlah kepada Allah dengan Al-Quran itu. Maka sesunggugnya akan dating beberapa kaum, membaca Al-Quran, kemudian mereka meminta minta kepada manusia dengan Al-Quran itu. "

(HR. Imam Tirmidzi).

Berdasarkan analisa KH. Muhammad Zain muallif, maka kelima tambahan yang ada pada Yasin Fadhilah merupakan bagian dari "Adab Membaca Al-Quran" dan "Adab Berdo'a" yang sesuai dengan apa yang telah digariskan Islam. Selain itu, kelima tambahan tersebut merupakan hal yang mustahab (dipandang baik dalam Islam). "Adab Membaca Al-Quran" dan "Adab Berdo'a" bisa juga diaplikasikan pada surat-surat Al-Quran yang lainnya. Dengan bantuan KH. Muhammad Zain muallif, tersingkaplah rahasia Yasin fadhilah. Sehingga umat islam yang ingin mendawamkan Yasin Fadhilah tidak perlu ragu dan takut bid'ah. Sebab adab membaca Al-Quran dan adab berdo'a telah dipraktekkan oleh Rasulullah Saww, para sahabat, dan ulama Salaf.

Senin, 27 Maret 2017

SAHAbat nabi paling tampan blm d post


DIHYAH BIN KHALÎFAH AL-KALABIY RODHIYALLOHU ANHU, MALAIKAT JIBRIL PUN MENJELMA DALAM RUPANYA

KISAH DIHYAH BIN KHALIFAH AL-KALABIY RODHIYALLOHU ANHU, HINGGA MALAIKAT JIBRIL SERING MENJELMA DALAM RUPANYA

‘Awwanah bin al-Hakam berkata: “Manusia yang paling tampan rupanya, ialah seseorang yang Malaikat Jibril Alaihissallam datang dalam bentuk rupanya. Yakni Dihya.”[1]

Dihyah bin Khalîfah al-Kalbi Radhiyallahu anhu adalah salah satu di antara para sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang telah lama masuk Islam. Beliau masuk Islam sebelum perang Badar. Akan tetapi, dalam peperangan itu, beliau belum sempat mengikutinya. Baru, setelah peperangan itu, beliau tidak pernah absen dalam jihad di medan peperangan.[2]

Dia juga salah seorang sahabat Rasulullah yang masyhur. Dia dikaruniani Allah berupa keutamaan yang tidak dimiliki sahabat lainnya. Di antara keutamaan yang beliau miliki, yaitu Malaikat Jibril Alahissallamseringkali datang menemui Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam wujud menyerupai dirinya. Imam an-Nasaa`i meriwayatkan dengan sanad yang shahîh dari Yahya bin Ya’mur rahimahullah dari Ibnu ‘Umar Radhiyallahu anhuma :

كَانَ جِبْرَائِيْلُ يَأْتِيْ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلّمَ فِيْ صُوْرَةِ دِحْيَةَ الْكَلْبِيِّ.

Malaikat Jibril Alaihissallammendatangi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallamdalam rupa Dihyah al-Kalbi.

Dalam hadits lain disebutkan:

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلّمَ قَالَ عُرِضَ عَلَيَّ الْأَنْبِيَاءُ فَإِذَا مُوسَى ضَرْبٌ مِنْ الرِّجَالِ كَأَنَّهُ مِنْ رِجَالِ شَنُوءَةَ وَرَأَيْتُ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ عَلَيْهِ السَّلَام فَإِذَا أَقْرَبُ مَنْ رَأَيْتُ بِهِ شَبَهًا عُرْوَةُ بْنُ مَسْعُودٍ وَرَأَيْتُ إِبْرَاهِيمَ صَلَوَاتُ اللَّهِ عَلَيْهِ فَإِذَا أَقْرَبُ مَنْ رَأَيْتُ بِهِ شَبَهًا صَاحِبُكُمْ يَعْنِي نَفْسَهُ وَرَأَيْتُ جِبْرِيلَ عَلَيْهِ السَّلَام فَإِذَا أَقْرَبُ مَنْ رَأَيْتُ بِهِ شَبَهًا دَحْيَةُ ((مسلم الإسراء برسول الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلّمَ 1/395))

Dari Jâbir Radhiyallahu anhubahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata: “Telah diperlihatkan kepadaku para nabi, maka aku melihat Musa Alaihissallamadalah seorang laki-laki yang kuat, seakan-akan dia adalah lelaki dari kaum Syanû’ah. Dan aku melihat Isa bin Maryam Alaihissallam dan yang paling mirip dengannya di antara yang pernah aku lihat, adalah Urwah bin Mas’ud. Dan aku melihat Ibrâhîm Alaihissallam, dan yang paling mirip dengannya di antara yang pernah aku lihat ialah sahabat kalian –yaitu diri beliau sendiri– dan aku pun melihat Jibril Alaihissallam, dan yang paling mirip dengannya di antara yang pernah aku lihat adalah Dihyah”. [HR Muslim].

عن أَبي عُثْمَانَ قَالَ أُنْبِئْتُ أَنَّ جِبْرِيلَ عَلَيْهِ السَّلَام أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلّمَ وَعِنْدَهُ أُمُّ سَلَمَةَ فَجَعَلَ يُحَدِّثُ ثُمَّ قَامَ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلّمَ لِأُمِّ سَلَمَةَ مَنْ هَذَا أَوْ كَمَا قَالَ قَالَ قَالَتْ هَذَا دِحْيَةُ قَالَتْ أُمُّ سَلَمَةَ ايْمُ اللَّهِ مَا حَسِبْتُهُ إِلَّا إِيَّاهُ حَتَّى سَمِعْتُ خُطْبَةَ نَبِيِّ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلّمَ يُخْبِرُ جِبْرِيلَ أَوْ كَمَا قَال. ((صحيح البخاري باب علامات النبوة في الإسلام كتاب المناقب 3362))

Dari Abu ‘Utsman, ia berkata: “Telah diberitakan kepadaku bahwa Malaikat Jibril Alaihissallam datang kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan Ummu Salamah sedang bersama beliau. Maka, dia pun berbicara lantas berdiri, sehingga Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun berkata kepada Ummu Salamah: ‘Siapakah ini?’ – atau seperti ucapan beliau – lantas Ummu Salamah pun berkata: ‘Ini adalah Dihyah’. Ummu Salamah berkata: ‘Demi Allah, sungguh aku mengira, ia adalah Dihyah, sampai aku mendengar khutbah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mengabarkan bahwa dia adalah Malaikat Jibril Alaihissallam‘.”[3]

Ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengirimkan surat-surat seruan memeluk Islam kepada para raja, kisra dan kaisar, yaitu pada akhir tahun ke enam hijriah, Dihyah termasuk salah satu delegasi yang ditugaskan. Adapun tugas yang diberikan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Dihyah, yaitu agar ia menyampaikan surat beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Hiraklius kaisar Romawi.

Dalam satu riwayat disebutkan:

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَـا أَنَّهُ أَخْبَرَهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَتَبَ إِلَى قَيْصَرَ يَدْعُوهُ إِلَى الْإِسْلَامِ وَبَعَثَ بِكِتَابِهِ إِلَيْهِ مَعَ دِحْيَةَ الْكَلْبِيِّ وَأَمَرَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلّمَ أَنْ يَدْفَعَهُ إِلَى عَظِيمِ بُصْرَى لِيَدْفَعَهُ إِلَى قَيْصَرَ ((صحيح البخاري كتاب الجهاد والسير باب دعاء النبي الناس إلى الإسلام))

Dari ‘Abdullah bin ‘Abbâs Radhiyallahu anhuma bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menulis surat kepada kaisar untuk mengajaknya masuk Islam. Beliau pun mengutus Dihyah al-Kalbi untuk menyampaikan suratnya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallammemintanya supaya menyerahkan surat tersebut kepada penguasa kota Bushra, agar ia menyampaikannya kepada kaisar.[4]

Ibnu Katsir rahimahullah menyebutkan di dalam al-Bidayah wa an-Nihayah, sepulang dari menemui kaisar – dan Dihyah mendapatkan hadiah yang banyak dari kaisar – ketika ia telah sampai di daerah Hisma, ia dihadang oleh sekelompok orang dan mereka pun mengambil semua yang ada padanya. Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutus Zaid bin Haritsah Radhiyallahu anhu untuk memerangi mereka.[5]

Demikian, sekilas kisah Dihyah bin Khalîfah al-Kalbi Radhiyallahu anhu. Pada masa hidupnya, beliau tinggal di daerah Mizzah di Damaskus, dan beliau hidup hingga sampai masa kekhilafahan Mu’awiyah bin Abi Sufyan. Semoga keridhaan Allah Subhanahu wa Ta’ala senantiasa tercurahkan pada sahabat yang mulia ini. (Ustadz Ahmad Danil).

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 04/Tahun XII/1429H/2008M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl9 Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-761016]
_______
Footnote
[1]. Al-Ishâbah, Ibnu Hajar, hlm. 371. no 2474.
[2]. Thabaqât, Ibni Sa’ad, 4/249.
[3]. Shahîh al-Bukhâri, kitab al-Manâqib, Baab: ‘Alâmâtin-Nubuwwah fil-Islâm.
[4]. Shahîh al-Bukhâri, kitab al-Jihâd was-Siyar, Bab: Du’â’in-Nabiyyi an-Nâsa ilal Islâm.
[5]. Al-Bidayah wan-Nihayah, Ibnu Katsir, 6/242.

Sumber: https://almanhaj.or.id/3796-dihyah-bin-khalifah-al-kalbi-radhiyallahu-anhu-malaikat-jibril-menjelma-dalam-rupanya.html

Minggu, 26 Maret 2017

Kisah sayyidina ustman blm di post

Tragedi Pembunuhan Usman Dalam Tarikh Al Khulafa

Kitab Tarikh Al Khulafa adalah salah satu dari kitab sejarah para khalifah yang sering diandalkan oleh para Salafiyun. Kitab ini merupakan karya seorang Ulama Sunni kenamaan yang tidak diragukan keilmuannya yaitu Al Hafiz Jalaludin As Suyuthi. Salah satu hal yang cukup mengherankan menarik adalah kitab ini tidak sedikitpun menyinggung Peran Abdullah bin Saba’ dalam pengepungan dan pembunuhan Usman. Hal ini sangat kontras sekali dengan para Salafiyun yang tidak henti-hentinya menebar dongeng Abdullah bin Saba’ sebagai faktor utama dalam tragedi pembunuhan Usman bin Affan. Begitulah memang dan Tulisan kali ini akan menunjukkan bahwa apa yang ada dalam kitab Tarikh Al Khulafa adalah serangan yang telak bagi para Salafiyun

.

Sahabat Nabi Ikut Mengepung

Sebelumnya kami telah menuliskan bahwa Para sahabat Nabi ikut serta dalam pengepungan rumah Khalifah Usman RA. Hal ini ternyata juga dapat dilihat dalam kitab Tarikh Al Khulafa 1/61

وأخرج البخاري عن أبي عبد الرحمن السلمي أن عثمان حين حوصر أشرف عليهم فقال: أنشدكم بالله ولا أنشد إلا أصحاب النبي صلى الله عليه وسلم ألستم تعلمون أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: من جهز جيش العسرة فله الجنة فجهزتهم ألستم تعلمون أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: من حفر بئر رومة فله الجنة؟ فحفرتها فصدقوه بما قال.

Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Abdurrahman As Sulami bahwa ketika Usman dikepung dia melihat kepada orang-orang yang mengepungnya kemudian berkata ”Aku meminta kalian bersumpah kepada Allah dan tidaklah aku meminta sumpah ini kecuali kepada Sahabat–sahabat Nabi SAW, Tidakkah kalian tahu bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda ’barang siapa yang mempersiapkan perbekalan bagi pasukan Usrah maka dia memperoleh surga’. Lalu saya mempersiapkannya. Bukankah kalian juga tahu bahwa Rasulullah SAW bersabda ’barang siapa yang menggali sumur Rumata maka dia akan masuk surga’. Lalu saya menggali sumur itu. Orang-orang yang mengepung Usman itu membenarkan apa yang ia katakan.

Al Hafiz Jalaludin As Suyuthi mengutip hadis riwayat Bukhari dimana Usman RA meminta kesaksian mereka yang mengepungnya atas keutamaan-keutamaan yang ia miliki. Perhatikan kata-kata yang dicetak tebal, kata-kata itu dengan jelas menunjukkan bahwa Usman meminta kesaksian sahabat-sahabat Nabi yang ikut mengepungnya. Hadis di atas dapat dilihat dalam Shahih Bukhari 4/13 hadis no 2778.

Tentu saja riwayat ini menolak semua omong kosong yang menyatakan kalau dalang pengepungan Usman adalah Abdullah bin Saba’. Apakah para sahabat Nabi itu dengan mudahnya dipermainkan oleh seorang Abdullah bin Saba’. Sepertinya para Salafiyun itu harus berhenti untuk membodohi orang awam dengan menutup-nutupi sejarah yang sudah hitam. Cukup terima apa adanya dan tidak perlu mendistorsi sejarah demi melindungi doktrin generasi emas para Sahabat Nabi. 😦

.

.

Pandangan Az Zuhri

Tidak perlu salah paham, saya tidak menjelek-jelekkan siapapun. Cukup kita menerima apa yang sudah terjadi. Apakah sulit untuk menerima kalau para Sahabat Nabi bisa melakukan kekeliruan yang terkadang berakibat fatal. Bukankah tidak ada satupun dalil yang menyatakan kalau para Sahabat Nabi itu selalu berada dalam kebenaran. Mari kita lihat apa yang dikatakan oleh Az Zuhriseorang Ulama hadis terkenal yang dikutip dalam Tarikh Al Khulafa 1/63

قال الزهري ولي عثمان الخلافة اثنتي عشرة سنة يعمل ست سنين لا ينقم الناس عليه شيئاً وإنه لأحب إلى قريش من عمر بن الخطاب لأن عمر كان شديداً عليهم فلما وليهم عثمان لان لهم ووصلهم ثم توانى في أمرهم واستعمل أقرباءه وأهل بيته في الست الأواخر وكتب لمروان بخمس إفريقية وأعطى أقرباءه وأهل بيته المال وتأول في ذلك الصلة التي أمر الله بها وقال إن أبا بكر وعمر تركا من ذلك ما هو لهما وإن أخذته فقسمته في أقربائي فأنكر الناس عليه ذلك أخرجه ابن سعد.

Az Zuhri berkata ”Usman memangku khilafah selama dua belas tahun. Selama enam tahun pemerintahannya tidak ada seorang pun yang menyatakan kebencian kepadanya. Sebab dia adalah orang yang lebih disenangi orang Quraisy daripada Umar bin Khattab  sebab Umar sangat keras dan tegas kepada mereka. Ketika Usman berkuasa, dia bersikap lunak kepada mereka dan menyambungkan semua hubungan dengan mereka. Namun kemudian setelah ia bersikap lamban dalam menyelesaikan perkara mereka. Lalu dia mengangkat kerabat-kerabat dekatnya dalam enam tahun terakhir. Dia memberi kekuasaan kepada Marwan seperlima dari wilayah Afrika. Dia juga memberikan harta kepada kerabat-kerabat dekatnya dari Baitul Mal. Dia menafsirkan ini sebagai hubungan tali silaturahmi seperti yang Allah perintahkan. Dia berkata ”sesungguhnya Abu Bakar dan Umar tidak mengambil hak mereka. Namun saya mengambil apa yang menjadi hak saya dan saya bagikan kepada saudara-saudara dekatku”. Orang-orang pada saat itu mengingkarinya, ini diriwayatkan oleh Ibnu Saad.

saya katakan : Az Zuhri seorang Ulama kebanggaan kaum Salafiyun tidak segan-segan mengatakan apa yang dilakukan Usman dalam pemerintahannya. Jika dilihat dengan baik, sebenarnya apa yang dilakukan oleh Usman yaitu mengangkat kerabat-kerabat dekatnya dalam kekuasaan agak bernuansa nepotisme, benarkah?. Silakan pikirkan sendiri

.

.

Pandangan Ibnu Musayyab

Sebelum Az Zuhri, seorang tabiin yang terkenal keilmuannya Said bin Al Musayyab juga mengatakan hal yang sama. Lebih tepatnya Az Zuhri hanya mengulang apa yang ia dapatkan dari Ibnu Musayyab. Lihat Tarikh Al Khulafa 1/64

وأخرج ابن عساكر من وجه آخر عن الزهري قال: قلت سعيد بن المسيب: هل أنت مخبري كيف كان قتل عثمان وما كان شأن الناس وشأنه؟ ولم خذله أصحاب محمد صلى الله عليه وسلم؟

Ibnu Asakir meriwayatkan dari jalur yang lain dari Az Zuhri yang berkata ”saya bertanya pada Said bin Al Musayyab ’apakah anda bisa menceritakan kepadaku bagaimana Usman dibunuh dan bagaimana sikap dia dan sikap manusia, serta mengapa Sahabat-sahabat Rasulullah tidak membelanya?.

Tanggapan saya : Sepertinya dalam pandangan Az Zuhri sahabat-sahabat Rasulullah SAW tidak membela Usman. Seandainya pandangan Az Zuhri ini salah, maka sudah tentu Ibnu Musayyab yang terkenal keilmuannya itu akan membantah Az Zuhri. Anehnya alih-alih menyalahkan Az Zuhri, Ibnu Musayyab malah memberikan alasan bahwa banyak sahabat Nabi yang tidak menyukai pemerintahan Usman. Sepertinya Ibnu Musayyab membenarkan anggapan Az Zuhri bahwa para sahabat tidak membela Usman. Berikut apa yang dikatakan Ibnu Musayyab

فقال ابن المسيب: قتل عثمان مظلوماً ومن قتله كان ظالماً ومن خذله كان معذوراً فقلت: كيف كان ذلك؟ قال إن عثمان لما ولي كره ولايته نفر من الصحابة لأن عثمان كان يحب قومه فولى الناس اثنتي عشرة سنة وكان كثيراً ما يولي بني أمية ممن لم يكن له مع رسول الله صلى الله عليه وسلم صحبة فكان يجيء من أمرائه ما ينكره أصحاب محمد وكان عثمان يستعتب فيهم فلا يعزلهم وذلك في سنة خمس وثلاثين فلما

Ibnu Musayyab berkata ”Sesungguhnya ketika Usman memerintah, ada sebagian sahabat yang tidak suka pemerintahannya sebab Usman lebih condong kepada kaumnya. Dia menjabat khalifah selama dua belas tahun. Yang diangkat sebagai pejabat pemerintahan kebanyakan berasal dari bani Umayyah yang tidak pernah hidup bersama Rasulullah SAW. Orang-orang yang menjabat itu tidak disenangi oleh para Sahabat Rasulullah. Usman dicela oleh para sahabat karena mengangkat mereka tetapi Usman tidak memecat mereka. Ini terjadi pada tahun 35 H.

Tanggapan saya : Tidak hanya itu, bahkan Ibnu Musayyab menceritakan sesuatu yang lebih berat yang terjadi pada pemerintahan Usman. Di antaranya pengangkatan Abdullah bin Abi Sarh dan percekcokan Usman dengan Ibnu Mas’ud, Abu Dzar dan Ammar bin Yasir. Percekcokan ini bukan masalah biasa dan sepertinya merupakan masalah besar sampai-sampai kabilah-kabilah Ibnu Mas’ud, Abu Dzar dan Ammar bin Yasir menyimpan dendam terhadap Usman. Inti dari pernyataan Ibnu Musayyab adalah Para sahabat memang berselisih dengan Usman tentang apa-apa yang ia lakukan dalam pemerintahannya. Anehnya para Salafiyun sering berakrobat kalau hal ini hanyalah sejarah rekaan orientalis dan distorsi orang-orang sesat. Padahal cerita-cerita ini terdapat dalam Tarikh Al Khulafa 1/64 dimana Al Hafiz As Suyuthi hanya mengutip perkataan Ibnu Musayyab. Jadi yang orientalis dan sesat itu sebenarnya siapa? As Suyuthi atau Ibnu Musayyab. Inilah kata-kata Ibnu Musayyab tersebut

كان في الست الأواخر استأثر بني عمه فولاهم وما أشرك معهم وأمرهم بتقوى الله فولى عبد الله ابن أبي سرح مصر فمكث عليها سنين فجاء أهل مصر يشكونه ويتظلمون منه وقد كان قبل ذلك من عثمان هنأة إلى عبد الله بن مسعود وأبي ذر وعمار بن ياسر فكانت بنو هذيل وبنو زهرة في قلوبهم ما فيها لحال ابن مسعود وكانت بنو غفار وأحلافها ومن غضب لأبي ذر في قلوبهم ما فيها وكانت بنو مخزوم قد حنقت على عثمان لحال عمار بن ياسر

Saat enam tahun terakhir Usman lebih mengutamakan anak-anak pamannya, banyak diantara mereka yang diangkat sebagai pejabat juga. Dia memerintahkan mereka untuk bertakwa kepada Allah SWT. Dia mengangkat Abdullah bin Abi Sarh menjadi gubernur Mesir. Dia menjabat selama dua tahun. Orang-orang Mesir datang mengadukan masalah yang mereka hadapi dan mereka merasa dizalimi oleh Abdullah bin Abi Sarh. Sedangkan sebelumnya telah terjadi percekcokan antara Usman dan Ibnu Mas’ud, Abu Dzar Al Ghiffari dan Ammar bin Yasir. Oleh sebab itu ada semacam bara yang menggumpal di kalangan bani Hudzail dan Bani Zuhrah terhadap Usman atas perlakuannya kepada Ibnu Mas’ud. Bani Ghifar dan sekutu-sekutunya serta mereka yang membela Abu Dzar juga menyimpan dendam kepada Usman. Bani Makhzum juga merasa tercekik melihat apa yang dilakukan Usman terhadap Ammar bin Yasir.

saya berkata : Selain itu Ibnu Musayyab juga mengatakan kalau para Sahabat besar seperti Thalhah, Aisyah dan Ali juga ikut mengkritik pemerintahan Usman.

فخرج من أهل مصر سبعمائة رجل فنزلوا المسجد وشكوا إلى الصحابة في مواقيت الصلاة ما صنع ابن أبي سرح بهم فقام طلحة بن عبيد الله فكلم عثمان بكلام شديد وأرسلت عائشة رضي الله عنها إليه فقالت: تقدم إليك أصحاب محمد صلى الله عليه وسلم وسألوك عزل هذا الرجل فأبيت؟ فهذا قد قتل منهم رجلاً فأنصفهم من عاملك ودخل عليه على بن أبي طالب فقال إنما يسألونك رجلا مكان رجل وقد ادعوا قبله دماً فأعزله عنهم واقض بينهم فإن وجب عليه حق فأنصفهم منه

Sekitar 700 orang Mesir datang ke Madinah. Mereka memasuki Masjid Nabawi. Mereka mengadukan kepada para sahabat di waktu-waktu shalat mengenai perlakuan jahat Abdullah bin Abi Sarh. Thalhah bin Ubadillah berdiri dan mengucapkan perkataan yang sangat kasar kepada Usman. Aisyah kemudian mengirim surat kepada usman yang isinya ”Sahabat Rasulullah datang kepadamudan memintamu memecat orang itu, namun kamu tidak mau memecatnya. Padahal salah seorang diantara mereka telah dibunuh oleh pejabat yang kamu angkat, maka berlaku adillah kamu”. Ali juga datang kepada Usman dan berkata ”Sesungguhnya mereka memintamu untuk menggantikan orang itu dengan orang lain dan mereka mengatakan bahwa pejabatmu itu telah menumpahkan darah. Maka pecatlah orang itu dan putuskanlah diantara mereka. Jika ada hal yang wajib diberlakukan padanya maka berlaku adillah”.

Saya katakan : Semua keterangan ini sudah cukup untuk menggambarkan situasi pemerintahan Usman pada saat itu dimana terdapat perselisihan yang besar antara para Sahabat Nabi dengan sang khalifah Usman. Pada akhirnya Usman bersedia memecat Abdullah bin Abi Sarh dan memberikan pilihan bagi orang-orang Mesir untuk mengangkat gubernur bagi mereka. Merekapun mengusulkan Muhammad bin Abu Bakar sebagai gubernur dan Usman menyetujuinya.

.

.

Surat Misterius

Nah tibalah kita pada peristiwa yang memicu pengepungan dan pembunuhan Usman bin Affan RA yaitu setelah rombongan Muhammad bin Abu Bakar melakukan perjalanan ke Mesir mereka dikejutkan dengan adanya surat misterius dari pelayan Usman yang isinya sangat menggemparkan siapapun yang membacanya. Surat ini membuat rombongan Muhammad bin Abu Bakar kembali ke Madinah untuk meminta pertanggungjawaban Usman. Kalau sejarah versi Salafiyun mereka mengatakan bahwa surat tersebut adalah buatan orang-orang munafik pengikut Abdullah bin Saba’ sedangkan dalam Tarikh Al Khulafa 1/64 anda akan melihat versi yang benar-benar berbeda. Berikut kisah surat misterius tersebut

فقال لهم اختاروا رجلا أوليه عليكم مكانه فأشار الناس عليه بمحمد بن أبي بكر فقالوا استعمل علينا محمد بن أبي بكر فكتب عهده وولاه وخرج معهم عدد من المهاجرين والأنصار ينظرون فيما بين أهل مصر وابن أبي سرح

Usman kemudian berkata kepada mereka ”pilihlah orang yang kalian sukai dan akan saya jadikan ia pemimpin bagi kalian sebagai pengganti Abdullah bin Abi Sarh. Orang-orang itu meminta Muhammad bin Abu Bakar. Usman kemudian menulis keputusan untuk mengangkat Muhammad bin Abu Bakar sebagai gubernur. Di saat itu ada beberapa muhajirin dan anshar yang melihat apa yang terjadi antara penduduk Mesir dan Ibnu Abi Sarh.

فخرج محمد ومن معه فلما كان على مسيرة ثلاثة أيام من المدينة إذا هم بغلام أسود على بعير يخبط البعير خبطاً كأنه رجل يطلب أو يطلب فقال له أصحاب محمد صلى الله عليه وسلم ما قصتك وما شأنك؟ كأنك هارب أو طالب فقال لهم أنا غلام أمير المؤمنين وجهني إلى عامل مصر فقال له رجل: هذا عامل مصر قال ليس هذا أريد وأخبر بأمره محمد بن أبي بكر فبعث في طلبه رجلا فأخذه فجاء به إليه فقال غلام من أنت فأقبل مرة يقول أنا غلام أمير المؤمنين ومرة يقول أنا غلام مروان حتى عرفه رجل أنه لعثمان

Muhammad dan orang-orangnya pergi menuju Mesir. Setelah berjalan selama tiga hari mereka dikejutkan oleh seorang pelayan berkulit hitam yang menunggang Unta dan memukulnya dengan lecutan keras seolah-olah sedang dikejar atau mengejar seseorang. Sahabat-sahabat Muhammad bin Abu Bakar berkata ”ada apa denganmu seolah-olah engkau sedang dikejar atau mengejar seseorang?”. Orang itu berkata ”saya adalah pelayan amirul mukminin yang diperintahkan untuk menemui gubernur Mesir”. Salah seorang sahabat Muhammad bin Abu Bakar berkata”bukankah gubernur Mesir ada disini?”. Orang itu berkata ”bukan dia”. Muhammad bin Abu Bakar diberitahu kedatangan orang itu. Dia kemudian memanggilnya dan orang itupun dibawa menghadap Muhammad bin Abu Bakar. Dia berkata ”siapa engkau wahai pelayan”?. Orang itu menjawab ”saya adalah pelayan amirul mukminin” namun dia juga berkata ”saya adalah pelayan Marwan bin Hakam”. Kemudian orang-orang yang ada disitu memeriksanya dan akhirnya mereka mengetahui kalau dia adalah pelayan Usman.

فقال له محمد إلى من أرسلت قال إلى عامل مصر قال بماذا قال برسالة قال معك كتاب قال لا ففتشوه فلم يجدوا معه كتاباً وكانت معه إداوة قد يبست فيها شيء يتقلقل فحركوه ليخرج فلم يخرج فشقوا الإداوة فإذا فيها كتاب من عثمان إلى ابن أبي سرح فجمع محمد من كان عنده من المهاجرين والأنصار وغيرهم ثم فك الكتاب بمحضر منهم فإذا فيه:

Muhammad bin Abu Bakar berkata ”kepada siapa engkau diutus?”. Jawabnya ”saya diutus menemui gubernur Mesir”. Muhammad berkata ”dengan apa engkau diutus”. Jawabnya ”saya membawa sepucuk surat”. Muhammad bertanya ”Apakah kau membawa surat itu”. Orang itu menjawab ”tidak”. Mereka memeriksa orang itu, namun tidak ada surat yang dimaksud. Orang itu membawa kantong kulit kering yang di dalamnya ada sesuatu yang bergerak-gerak. Para sahabat Muhammad menggoncangkan kantong tersebut tetapi isinya tidak keluar juga. Akhirnya mereka menyobek kantong tersebut dan didalamnya ada surat yang dikirim Usman untuk Ibnu Abi Sarh. Muhammad bin Abu Bakar kemudian mengumpulkan orang anshar muhajirin dan beberapa orang lainnya. Lalu dia membuka surat tersebut di hadapan orang-orang dan di dalamnya tertulis

إذا أتاك محمد وفلان وفلان فاحتل في قتلهم وأبطل كتابه وقر على عملك حتى يأتيك رأيي واحبس من يجيء إلى يتظلم منك ليأتيك رأيي في ذلك إن شاء الله تعالى

Jika datang Muhammad bin Abu Bakar dan Fulan dan Fulan maka bunuhlah Mereka dan batalkan isi surat yang dia bawa. Dan tetaplah kamu bertugas pada jabatanmu sekarang hingga datang perintahku. Penjarakan orang-orang yang datang kepadaku yang mengatakan bahwa dia dizalimi olehmu, hingga aku perintahkan hal lain untukmu, insya Allah.

فلما قرأوا الكتاب فزعوا وأزمعوا فرجعوا إلى المدينة وختم محمد الكتاب بخواتيم نفر كانوا معه ودفع الكتاب إلى رجل منهم وقدموا المدينة فجمعوا طلحة والزبير وعلياً وسعداً ومن كان من أصحاب محمد صلى الله عليه وسلم ثم فضوا الكتاب بمحضر منهم وأخبروهم بقصة الغلام وأقرأوهم الكتاب فلم يبق أحد من أهل المدينة إلا حنق على عثمان وزاد ذلك من كان غضب لابن مسعود وأبي ذر وعمار بن ياسر حنقاً وغيظاً وقام أصحاب محمد صلى الله عليه وسلم فلحقوا بمنازلهم ما منهم أحد إلا وهو مغتم لما قرأوا الكتاب

Setelah membaca surat tersebut, mereka sangat terkejut. Mereka bingung dan akhirnya kembali ke Madinah. Muhammad bin Abu Bakar menandai surat tersebut dengan tanda tangannya dan tanda tangan beberapa orang yang hadir bersamanya. Kemudian menyerahkan surat itu pada salah seorang diantara mereka. Di Madinah, mereka mengumpulkan Thalhah, Zubair, Ali, Sa’ad dan sahabat-sahabat Rasulullah yang lain. Kemudian mereka membuka surat itu serta menceritakan soal pelayan hitam tersebut. Mereka membacakan surat tersebut kepada orang yang hadir. Isi surat tersebut menjadikan tak ada seorangpun penduduk Madinah yang tidak membenci Usman. Hal ini juga menimbulkan kemarahan orang-orang yang mendukung Ibnu Mas;ud, Abu Dzar dan Ammar bin Yasir. Sahabat-sahabat Rasulullah kembali kerumahnya dan tidak ada seorangpun yang membaca surat tersebut yang tidak merasa jengkel.

وحاصر الناس عثمان سنة خمس وثلاثين وأجلب عليه محمد بن أبي بكر ببني تيم وغيرهم فلما رأى ذلك علي بعث إلى طلحة والزبير وسعد وعمار ونفر من الصحابة كلهم بدري ثم دخل على عثمان ومعه الكتاب والغلام والبعير فقال له علي هذا الغلام غلامك قال نعم قال والبعير بعيرك قال: نعم قال: فأنت كتبت هذا الكتاب قال: لا وحلف بالله ما كتبت هذا الكتاب ولا أمرت به ولا علم لي به قال له علي: فالخاتم خاتمك قال: نعم قال: فكيف يخرج غلامك ببعيرك وبكتاب عليه خاتمك لا تعلم به؟فحلف بالله ما كتبت هذا الكتاب ولا أمرت به ولا وجهت هذا الغلام إلى مصر

Orang-orang kemudian mengepung Usman pada tahun 35 H. Muhammad bin Abu Bakar menarik dukungan dari bani Taim dan yang lainnya. Ketika melihat persitiwa itu Ali mengutus orang untuk menemui Thalhah, Zubair, Sa’ad dan Ammar serta sahabat-sahabat Rasulullah yang lain dari Ahlu Badar. Ali datang menemui Usman bersama surat dan pelayan hitam tersebut. Ali berkata ”apakah dia pelayanmu?”. Usman menjawab ”benar”. Ali berkata ”apakah ini untamu?”. Usman menjawab ”benar”. Ali bertanya ”Apakah engkau yang menulis surat ini” Usman menjawab ”tidak” . Dia bersumpah dengan nama Allah bahwa dia tidak menulis surat tersebut dan tidak pula menyuruh siapapun menulis surat itu serta dia sama sekali tidak tahu menahu tentang surat tersebut. Ali berkata ”Apakah ini stempelmu?”. Usman menjawab ”benar”. Ali berkata ”bagaimana bisa pelayanmu keluar dengan untamu dan dengan surat yang ada stempelmu namun kamu tidak mengetahuinya?”. Usman bersumpah dengan nama Allah bahwa dia tidak pernah menulis surat itu, tidak pula memerintahkan seorangpun untuk menuliskannya dan tidak pernah memerintahkan pelayan tersebut ke Mesir.

.

.

Cerita yang tertulis dalam Tarikh Al Khulafa ini justru memposisikan para pengepung Usman sebagai pihak yang tidak tahu menahu soal surat misterius tersebut. Mereka malah meminta pertanggungjawaban Usman mengenai surat tersebut. Tidak sedikitpun dalam cerita di atas dinyatakan kalau surat tersebut dibuat-buat oleh rombongan Muhammad bin Abu Bakar atau seperti kata Salafiyun orang munafik pengikut Abdullah bin Saba’. Lihat saja dalam cerita di atas, surat tersebut diperoleh dari pelayan Usman yang ternyata dibenarkan oleh Usman sendiri. Surat tersebut dibacakan di depan orang banyak dan disaksikan oleh para Sahabat Nabi. Bahkan dari cerita di atas Usman sendiri menyatakan kalau stempel dalam surat tersebut adalah stempelnya.

Walaupun begitu sepertinya terlalu terburu-buru jika langsung dinyatakan kalau Usman menulis surat tersebut. Usman sendiri bersumpah dengan nama Allah bahwa ia tidak menulis surat tersebut. Pelayan, Unta dan stempel adalah milik Usman tetapi Usman bersumpah bukan dia yang menulis maka tidak ada alternatif lain kecuali ada orang dekat Usman yang menulis surat tersebut, orang yang dengan leluasa bisa menggunakan pelayan, Unta dan stempel milik Usman. Atau justru ini menunjukkan kelemahan Usman sebagai khalifah dimana orang-orang dekatnya bisa leluasa memanfaatkan kekuasaan pemerintahan tanpa sepengetahuan Usman RA.

.

.

Peran Muhammad bin Abu Bakar

Tarikh Al Khulafa 1/65 juga menyebutkan kalau mereka para pembunuh Usman masuk ke rumah Usman bersama Muhammad bin Abu Bakar. Bahkan disebutkan kalau Muhammad bin Abu Bakar memang awalnya berniat membunuh Usman tetapi akhirnya ia mengurungkan niatnya.

وولده وجاء علي إلى امرأة عثمان فقال لها من قتل عثمان قالت لا أدري دخل عليه رجلان لا أعرفهما ومعهما محمد ابن أبي بكر وأخبرت علياً والناس بما صنع محمد فدعا علي محمداً فسأله عما ذكرت امرأة عثمان؟ فقال محمد: لم تكذب قد والله دخلت عليه وأنا أريد قتله فذكرني أبي فقمت عنه وأنا تائب إلى الله تعالى والله ما قتلته ولا أمسكته فقالت امرأته صدق ولكنه أدخلهما.

Kemudian Ali mendatangi istri Usman dan berkata kepadanya ”siapa yang membunuh Usman?”. Istri Usman berkata ”saya tidak tahu, ada dua orang yang masuk yang saya tidak tahu siapa , tapi Muhammad bin Abu Bakar masuk bersama kedua orang tersebut”. Dia menceritakan kepada Ali apa yang diperbuat Muhammad bin Abu Bakar. Kemudian Ali memanggil Muhammad dan menanyakan tentang yang diceritakan istri Usman. Muhammad bin Abu Bakar berkata ”dia tidak berdusta, demi Allah saya masuk ke kamarnya dan bermaksud membunuhnya. Tapi dia mengingatkanku dengan Ayahku. Maka saya berdiri dan bertobat kepada Allah. Demi Allah, saya tidak membunuhnya dan tidak pula menyentuhnya. Istri Usman berkata ”dia benar tapi dialah yang memasukkan mereka ke dalam rumah”.

.

.

Penutup

Kitab Tarikh Al Khulafa ini sedikitpun tidak menyebutkan soal Abdullah bin Saba’ dan pengikutnya yang munafik dalam tragedi pembunuhan Usman. Bahkan kitab ini memuat berbagai kekurangan Usman dalam pemerintahannya yang menjadi pemicu pengepungan dan pada akhirnya pembunuhan Usman. Jadi kita melihat sisi yang berimbang antara Usman yang terkepung dan mereka yang mengepungnya. Tentu saja versi Al Hafiz As Suyuthi dalam Tarikh Al Khulafa berbeda jauh dengan versi para Salafiyun yang hanya menampilkan posisi Usman sebagai orang tidak bercacat sedikitpun dan menampilkan  para pengepung Usman sebagai pemberontak yang munafik pengikut Abdullah bin Saba’. Para salafiyun memang suka mendistorsi sejarah demi menutup-nutupi sejarah hitam bahkan para Salafiyun itu tidak segan-segan menuduh sejarah yang berbeda dengan versi mereka adalah sejarah buatan orientalis dan syiah yang sesat.

Siapakah yang bertanggung jawab dalam tragedi pembunuhan Usman?. Usmankah?, Muhammad bin Abu Bakar? Para pengepung yang diantaranya ada para Sahabat Nabi?. Mungkin kita tidak perlu mencari-cari siapa pastinya yang bertanggung-jawab. Yang perlu diingat adalah Membunuh seorang Muslim itu haram hukumnya sehingga siapapun yang membunuh Usman maka ialah yang akan menanggung dosanya tidak peduli siapapun dia. Selain itu tidak bisa pula seenaknya mengatakan kalau semua para pengepung Usman berniat membunuhnya, bisa jadi para sahabat yang ikut mengepung Usman hanya menginginkan Usman menindak tegas siapa si pengirim surat misterius, atau hanya ingin Usman bertindak tegas untuk mencopot para penjabat Usman yang bertindak zalim atau mungkin pengepung Usman yang lain hanya ingin Usman turun dari jabatannya.Yah Hanya Tuhan Yang Tahu 🙂

Salam Damai

.

.

Catatan :

Maaf kalau lumayan panjang 😉
Serial Kisah Usman ini masih akan terus berlanjut, jadi harap bersabarkayaknya nggak ada yang nunggu deh MasRiwayat dalam Tarikh Al Khulafa itu yang dicetak biru 🙂

Iklan

Selasa, 21 Maret 2017

Surah al-Kahfi blm d post

us ini diskontinyu. Kami telah pindah ke Parstoday Indonesian

Minggu, 20 Desember 2015 10:58

Tafsir Surat Al-Kahf Ayat 107-110


 

Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal. (18: 107)

 

Mereka kekal di dalamnya, mereka tidak ingin berpindah daripadanya. (18: 108)

 

Ayat-ayat sebelum ini menjelaskan tentang nasib yang bakal dialami oleh kaum Kafir yang menolak dan mendustakan kebenaran. Telah dijelaskan bahwa mereka akan sengsara kelak di hari kiamat karena kebiasaan mereka yang mendustakan ajaran rasul-rasul dan mengolok-oloknya. Dua ayat ini menerangkan keadaan sebaliknya yaitu nasib kaum Mukmin dan yang beramal saleh. Mereka bakal masuk ke surga firdaus dan hidup bahagia di sana. Dengan iman dan amal saleh, mereka berhak mendapat surga yang merupakan tempat tinggal abadi bagi orang-orang yang saleh. Tak ada kekurangan, cela, kesukaran dan derita di dalamnya, sehingga orang yang masuk ke surga tak akan pernah berpikir untuk meminta tempat yang lebih baik. Dalam sejumlah riwayat disebutkan bahwa surga memiliki beberapa tingkatan dan tingkatan surga yang tertinggi adalah firdaus yang namanya disinggung di ayat tadi.

 

Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:‎

1. Surga diberikan tidak dengan cuma-cuma. Iman dan amal saleh adalah syarat penting untuk memperoleh surga. Iman tanpa amal tidak sempurna sementara amalan sebaik apapun ia tidak akan diterima dan tidak sampai ke akhirat tanpa iman kepada Allah. 

2. Surga adalah tempat tinggal di akhirat yang sangat luas dan penuh kenikmatan. Semua orang yang masuk ke dalamnya tak akan membayangkan akan adanya tempat yang lebih baik darinya.

 

قُلْ لَوْ كَانَ الْبَحْرُ مِدَادًا لِكَلِمَاتِ رَبِّي لَنَفِدَ الْبَحْرُ قَبْلَ أَنْ تَنْفَدَ كَلِمَاتُ رَبِّي وَلَوْ جِئْنَا بِمِثْلِهِ مَدَدًا (109)

 

Katakanlah: "Kalau sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Rabbku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Rabbku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula). (18: 109)

 

Di akhir surat al-Kahfi, setelah menceritakan tentang Ashhabul Kahfi, kisah Nabi Musa dan Khidr dan kisah Dzul Qarnain, Allah Swt memerintahkan Nabi Muhammad Saw untuk menyampaikan dua hal kepada umat manusia baik yang Kafir maupun yang Muslim. Karenanya, ayat ini dan ayat setelahnya dimulai dengan kata ‘qul’ yang berarti katakan. Meskipun sebenarnya, Nabi tidak pernah mengucapkan suatu apapun dari diri sendiri. Semua yang beliau katakan berasal dari Allah. Al-Quran adalah firman Ilahi meliputi makna dan kata-katanya yang turun ke kalbu Nabi Saw untuk disampaikan kepada umat.

 

Ayat tadi menjelaskan bahwa kalimat-kalimat Allah tidak terhitung dan tak bisa dibayangkan oleh manusia. Jika semua lautan di dunia dijadikan tinta untuk menuliskan semua kalimat Allah maka seluruh tinta itu akan habis sementara kalimat Allah belum selesai dituliskan. Lalu apa yang dimaksudkan dengan kalimat Allah? Semua hal yang menjadi petunjuk akan Allah disebut dengan kalimat Allah. Artinya kalimat ini meliputi segala penciptaan baik yang kecil maupun yang besar, kitab-kitab Ilahi, wahyu kepada para nabi dan segala yang menjadikan petunjuk akan Allah. Dalam salah satu ayat suci al-Quran Nabi Isa as disebut dengan gelar kalimah Allah. Sebab, wujud beliau, proses penciptaan dan lembar-lembar kehidupannya adalah mukjizat Ilahi kepada umat manusia.

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:‎

1. Seluruh alam adalah kalimat Allah yang menunjuk kepada Allah, Tuhan yang Maha Mengetahui. Jika mata dan telinga manusia melihat dan mendengar kalimat-kalimat ini ia bisa memanfaatkannya untuk menuju kepada kesempurnaan.

2. Semakin tinggi ilmu manusia ia akan semakin menyadari akan luasnya ketidaktahuan yang ada padanya. Manusia tak akan mungkin mencapai akhir keilmuan.

 

قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَى إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ فَمَنْ كَانَ يَرْجُوا لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا (110)

 

Katakanlah: "Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Ilah kamu itu adalah Ilah Yang Esa". Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Rabbnya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Rabb-nya".

 

Ayat ini adalah perintah dari Allah kepada Nabi-Nya untuk secara tegas dan jelas mengumumkan bahwa beliau adalah manusia seperti manusia-manusia yang lain. Tak ada perbedaan antara beliau dan yang lain. Hanya saja Allah mengutamakan beliau dengan wahyu yang merupakan pesan dari Allah untuk disampaikan kepada manusia. Pesan itu adalah perintah kepada umat manusia untuk tidak menyembah kecuali Allah Swt dan supaya mereka mengerjakan amal saleh. Jika pesan itu dilaksanakan, maka mereka akan mendapat curahan rahmat dari Allah yang ganjarannya adalah surga. Ayat ini menekankan soal tauhid dan keharusan bagi manusia untuk menjauhkan diri dari syirik. Syirik yang dimaksud juga meliputi syirik yang tersembunyi yang tak lain adalah riya’ dan keinginan untuk dipuji.

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:‎

1. Jangan pernah menampilkan diri lebih dari apa yang ada. Para nabi sendiri yang memiliki hubungan dengan wahyu, menyebut dirinya sebagai manusia biasa dan inilah kelebihan mereka di atas yang manusia yang lain. Sebab, hanya manusialah yang bisa menjadi teladan bagi manusia, bukan malaikat atau wujud makhluk yang lain.

2. Mengharap surga tanpa amal saleh adalah harapan yang tidak pada tempatnya. Harapan yang sebenarnya adalah saat diiringi dengan kerja keras dan usaha.

Kamis, 16 Maret 2017

CONTOH TAWASUL

CARA MENGIRIM HADIAH FATIHAH (TAWASUL)

1. Hadiah Fatihah kepada Rosululloh Nabi Muhammad SAW.

ILA HADROTIN NABIYYIL MUSTOFA SAYYIDINA WA MAULANA MUHAMMAD ... (AL-FATIHAH 1X)

2. Hadiah Fatihah kepada 4 Malaikat dan para Malaikat penjaga.

WA ILA HADROTI MALAIKATIL JIBRIIL WA MIKA-IL WA ISROFIL WA 'IZROIL WAL MALAIKATIL MUQORROBIN WAL KARUBIYYIN SYAI-UN LILLAAHI LAHUMUL ... (AL-FATIHAH 1X)

3. Hadiah Fatihah kepada 4 sahabat.

WA ILA HADROTI SADATINA KHULAFAUR ROSYIDIN, ABI BAKAR AS-SIDIQ, WA UMAR BIN KHOTTOB, WA UTSMAN BIN AFFAN, WA ALI BIN ABI THOLIB, SYAI-UN LILLAHI LAHUMUL ... (AL-FATIHAH 1X)

4. Hadiah Fatihah kepada para Wali.

WA ILA HADROTI QUTHBUR ROBBANI SYAIKH 'ABDUL QODIR AL-JAILANI, SYAIKH AHMAD BIN' ALI ALBUNI, SYAIKH AHMAD ADDROBI AS SYAFI'I, SYAIKH TILMISANI MAGHRIBI, SYEIKH ABI HASAN AS SYADZILI, AL IMAM GHOZALI, WAL MASYA-IKHINA, WAL WALIYYINA, SYAI- UN LILLAHI LAHUMUL ... (AL-FATIHAH 1X)

5. Hadiah Fatihah kepada para guru.

WA ILA HADROTI ... (SEBUTKAN NAMA GURUNYA) ... SYAI-UN LILLAHI LAHUMUL ... (AL-FATIHAH 1X)

6. Hadiah Fatihah kepada Ibu dan Bapak, Muslimin wal Muslimat.

WA ILA HADROTI ABI WA UMMI, WAL MUSLIMIINA WAL MUSLIMATI, SYAI-UN LILLAHI LAHUMUL ... (AL-FATIHAH 1X)

7. Hadiah Fatihah kepada diri kita sendiri dan kepada qorin.

WA 'ALA NAFSI ... (SEBUTKAN NAMA SENDIRI) WAL QORINI, WA SEDULUR PAPAT LIMA PANCER SYAI-UN LILLAHI LAHUMUL ... (AL- FATIHAH 1X)

8. Hadiah Fatihah atas hajat pribadi masing-masing.

WA ILAL AMBISINYA ... (SEBUTKAN KEINGINAN KITA) ... (AL-FATIHAH 1X)

9. Hadiah Fatihah kepada pemegang "kunci ilmu hikmah".

BI MU'JIZATI SAYYIDINA KHIDIR ALAIHIS SALAM ... (AL- FATIHAH 1X) WA BIBAROKATI SAYYIDINA KHIDIR ALAIHIS SALAM ... (AL-FATIHAH 1X) WA ILA RUHI SAYYIDINA KHIDIR ALAIHIS SALAM ... (AL-FATIHAH 1X)

Dan dilanjutkan membaca "kunci ilmu hikmah".

ASTAGFIRULLOHAL 'AZHIIM 3X A'UZUBILLAHIMINA SYAITHONIR ROJIM 3X
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM 3X
DUA KALIMAT SYAHADAT 3X
SHOLAWAT 3X
INNA LILLAHI WA INNA ILAIHI ROJI'UN 3X
LA HAULA WALA QUWWATA ILLA BILLAHIL 'ALIYYIL' AZHIIM 3X

Dilanjutkan lagi membaca:

AL-FATIHAH 1X
AL-IKHLAS 3X
AL-FALAQ 1X
AN-NAS 1X

Dilanjutkan lagi dengan membaca tahlil.

LA ILAHA ILLALLOH 100X

Semoga bermanfaat, wassalam ...

#SufiMuda

SEJARAH SULTAN MAULANA HASANUDIN BANTEN

Biografi Sultan Maulana Hasanudin:

Ikhwal muslim di mana saja yang semoga selalu dalam rohmat ampunan Alloh SWT. Dengan berbagai kesempatan yang baik ini saya ingin memberikan sedikit tentang versi sejarah kerajaan Banten, yaitu Sultan Maulana Hasanuddin Banten. 

Sultan Maulana Hasanuddin sangatlah berpengaruh dalam penyebaran Islam di Banten, karena dia adalah seorang Sultan yang pertama kali menjadi penguasa di Kerajaan Islam di Banten, beliau mendirikan Kesultanan Banten, bahkan beliau mendapatkan gelar Pangeran Sabakingking atau Seda Kikin, gelar tersebut di persembahkan dari kakeknya yaitu Prabu Surasowan pada masa itu Prabu Surasowan menjabat menjadi Bupati di Banten.

Sultan Maulana Hasanuddin adalah putera dari Syaikh Syarif Hidayatulloh (Sunan Gunung Djati) dan Nyi Kawunganten (Putri Prabu Surasowan), beliau adalah seorang Sultan yang mengerti dan memahami akan ekonomi dan politik ketika itu. 

Prabu Surasowan wafat, namun kini pemerintahan Banten di wariskan kepada anaknya, yaitu Arya Surajaya (Prabu Pucuk Umun), di mana pada saat itu Arya Surajaya menganut Agama Hindu, pada pemerintahan Arya Surajaya, Syaikh Syarif Hidayatulloh kembali ke Cirebon atas panggilan dari kepengurusan Bupati Cirebon, karena Pangeran Cakrabuana wafat, Lalu Syaikh Syarif Hidayatulloh di angkat menjadi Bupati di Cirebon sekaligus menjadi Susuhanan Jati. Sedangkan putranya, Hasanuddin memilih menjadi Guru Agama Islam di Banten, bahkan beliau di kenal memiliki banyak santri di wilayah Banten, lalu beliau mendapatkan gelar Syaikh dan menjadi Syaikh Hasanuddin. 

Meskipun beliau menetap di Banten, namun beliau tetap menjenguk sang Ayah di Cirebon untuk bersilahturahmi, setelah sering bersilahturahmi, beliau mendapatkan tugas dari ayahnya untuk meneruskan tugas sang ayah yaitu menyebarkan Agama Islam di wilayah Banten. 

"Putraku, Hasanuddin! Kini Engkau sudah dewasa. Pengetahuan akan agama mu pun sudah cukup mumpuni. Saatnya pengetahuan itu kau sebarkan kepada seluruh rakyat Banten," ujar Syaikh Syarif Hidayatulloh. 

"Baik, ayah," jawab Pangeran Hasanuddin seraya berpamitan kembali ke Banten. 

Setiba di Banten, Syaikh Maulana Hasanuddin melanjutkan misi dakwah ayahnya. Bersama para santrinya, beliau berkeliling dari satu daerah ke daerah lainnya, mulai dari Gunung Pulosari, Gunung Karang atau Gunung Lor, hingga ke Pulau Panaitan di Ujung Kulon. 

Pada masa pemerintahan Prabu Pucuk Umun, hubungan antara Prabu Pucuk Umun dan Sultan Maulana Hasanuddin sangatlah buruk yang mana hal itu tidak pahami oleh masyarakat, Prabu Pucuk Umun tetap bersih kukuh untuk mempertahankan Ajaran Sunda Wiwitan (agama Hindu sebagai agama resmi di Padjajaran) di Banten, namun tidak sedemikian dengan Syaikh Maulan Hasanuddin, ia terus melanjutkan dakwahnya dengan tanpa beban karena Alloh.

Namun pada saat itu Prabu Pucuk Umun menantang Syaikh Maulana Hasanuddin untuk berperang, namun bukan berperang untuk duel, namun beradu ayam, karena jika berperang secara duel akan menimbulkan korban yang banyak, itulah alasan Prabu Pucuk Umun mengapa berperang beradu ayam karena tidak ingin menimbulkan banyak korban masyarakat Banten ketika itu.

"Wahai, Mualana Hasanuddin. Jika kamu ingin menyebarkan Islam di daerah Banten, kalahkan dulu ayam jagoku! Jika kamu berhasil memenangkan pertarungan ini, jabatanku sebagai Bupati Banten Girang akan kuserahkan kepadamu. Tapi ingat, jika kamu yang kalah, maka kamu harus menghentikan dakwahmu itu," kata Prabu Pucuk Umun. 

"Baiklah, kalau itu yang Prabu inginkan. Hamba menerima tantangan itu," jawab Maulana Hasanuddin dengan tegas.

Prabu Pucuk Umun memilih tempat adu kesaktian ayam di Lereng Gunung Karang, karena di anggap sebagai tempat yang netral, pada waktu yang di tentukan kedua pihak pun beramai-ramai mendatangi lokasi, Prabu Pucuk Umun dan Syaikh Maulana Hasanuddin tidak hanya membawa ayam jago saja melainkan membawa tim untuk meramaikan dan menyaksikan pertarungan tersebut, bahkan pasukan satu sama lain membawa senjata, karena untuk menghadapi berbagai kemungkinan, Prabu Pucuk Umun membawa golok yang terselip di pinggangnya dan tombak yang di genggamnya, namun Syaikh Maulana Hasanuddin hanya membawa sebilah Keris Pusaka milik ayahnya yaitu Sunan gunung Djati yang di warisi kepada Syaikh Maulana Hasanuddin. 

Setiba di arena pertarungan, Prabu Pucuk Umun mengambil tempat di tepi utara arena dengan mengenakan pakaian hitam-hitam, rambut gondrong sampai leher, dan mengenakan ikat kepala. Sementara itu, Syaikh Maulana Hasanuddin tampak berdiri di sisi selatan arena dengan mengenakan jubah dan sorban putih di kepala. 

Sebelum pertarungan dimulai, kedua ayam jago dibawa ke tengah arena. Kedua ayam jago tersebut masih berada di dalam kandang anyaman bambu. Ayam jago milik Prabu Pucuk Umun telah diberi ajian otot kawat tulang besi dan di kedua tajinya dipasangi keris berbisa. Sementara ayam milik Syaikh Maulana Hasanuddin tidak dipasangi senjata apapun, tapi tubuhnya kebal terhadap senjata tajam. Ayam itu telah di mandikan dengan air sumur Masjid Agung Banten. Pada saat ayam itu di mandikan, di bacakan pula ayat-ayat suci Al-Qur'an. 

Konon menurut riwayat lain, ayam jago milik Syaikh Maulana Hasanuddin adalah penjelmaan salah seorang pengawal sekaligus penasehatnya yang bernama Syaikh Muhammad Saleh. Ia adalah murid Sunan Ampel dan tinggal di Gunung Santri di Bojonegara, Cilegon, Banten. Karena atas izin Alloh dan ketinggian ilmu yang telah di kuasai dan atas kehendak Alloh SWT, ia mengubah dirinya menjadi seekor ayam jago. 

Akhirnya pertarungan tersebut di mulai, dari kedua belah pihak saling memberikan semangat kepada jagoannya masing-masing. 

Tiba-tiba ayam jago Pucuk Umun jatuh terkulai di tanah dan meregang nyawa. Rupanya ayam jago itu terkena tendangan keras ayam jago Syaikh Maulana Hasanuddin. Para pendukung Pucuk Umun pun menjadi bungkam, sedangkan pendukung Syaikh Maulana Hasanuddin melompat kegirangan sambil meneriakkan: 

"Allohu Akbar! Hidup Syaikh Maulana Hasanuddin! Hidup Syari'at Islam!" 

Akhirnya, Syaikh Maulana Hasanuddin memenangkan pertandingan adu ayam itu. Prabu Pucuk Umun pun mengaku kalah. Ia kemudian mendekati Syaikh Maulana Hasanuddin untuk memberi ucapan selamat seraya menyerahkan golok dan tombaknya sebagai tanda pengakuan atas kekalahannya. Penyerahan kedua senjata pusaka juga berarti penyerahan kekuasaannya kepada Syaikh Maulana Hasanuddin atas Banten Girang. 

"Selamat, Maulana Hasanuddin! Sesuai dengan kesepakatan kita, maka kini engkau bebas melakukan dakwah Islam sekaligus menjadi penguasa di Banten Girang," ujar Prabu Pucuk Umun. 

Setelah itu, Prabu Pucuk Umun berpamitan. Ia bersama beberapa pengikutnya kemudian mengungsi ke Banten Selatan, tepatnya di Ujung Kulon atau ujung barat Pulau Jawa. Mereka bermukim di hulu Sungai Ciujung, di sekitar wilayah Gunung Kendeng. Atas perintah Prabu Pucuk Umun, para pengikutnya diharapkan untuk menjaga dan mengelola kawasan yang berhutan lebat itu. Konon, merekalah cikal bakal orang Kanekes yang kini dikenal sebagai suku Baduy. 

Sedangkan para pengikut Prabu Pucuk Umun yang terdiri dari pendeta dan punggawa Kerajaan Padjajaran menyatakan masuk Islam di hadapan Syaikh Maulana Hasanuddin. Dengan demikian, semakin muluslah jalan bagi Syaikh Maulana Hasanuddin dalam menyebarkan dakwah Islam di Banten. Atas keberhasilan tersebut, ia kemudian diangkat oleh Sultan Demak sebagai Bupati Kadipaten Banten. Pusat pemerintahan semula di Banten Girang dipindahkan ke Banten Lor (Surosowan) yang terletak di pesisir utara Pulau Jawa. 

Selanjutnya, karena keberhasilannya memimpin daerah itu dengan membawa kemajuan yang pesat di berbagai bidang, Kadipaten Banten kemudian diubah menjadi negara bagian Demak atau Kesultanan Banten dengan tetap mempertahankan Syaikh Maulana Hasanuddin sebagai Sultan pertama. 

Pada tahun sekitar 1526 M, Banten Pesisir berhasil direbut oleh Panglima Fadillah Khan dan pasukannya, Hasanudin diangkat menjadi Bupati Banten Pesisir, pada usia 48 tahun. Konon ketika terjadi huru hara, Hasanudin dibantu oleh beberapa pasukannya dari Banten Girang. Kelak di kemudian hari Banten Girang menggabungkan diri dengan wilayah Banten Pesisir, sehingga praktis Hasanudin menjadi penguasa Banten Pesisir dan Banten Girang. Hampir semua penduduk Banten beralih agama menganut Islam. Ia bernama Nobat Panembahan Hasanudin. 

Untuk memperkuat posisi pemerintahannya, Sultan Hasanudin membangun wilayah tersebut sebagai pusat pemerintahan dan administratif. Ia pun mendirikan Istana yang megah yang didberi nama Keraton Surasowan, mengambil nama kakeknya (Surasowan) yang sangat menyayanginya. Nama Keraton tersebut akhirnya berkembang menjadi nama pemerintah. Berita ini di abadikan di dalam prasasti tembaga berhuruf Arab yang dibuat oleh Sultan Abdul Nazar (1671-1687), nama resmi pemerintah Islam di Banten adalah Negeri Surasowan. 

Pada tahun 1568 M Susuhunan Jati Wafat, kemudian Penembahan Hasanuddin memproklamirkan Surasowan sebagai Negara yang merdeka, lepas dan kekuasaan Cirebon. Panembahan Hasanuddin menikah dengan putri Indrapura, kemudian memperoleh putera, bernama Maulana Yusuf. Kelak Maulana Yusuf menggantikan posisinya sebagai penguasa Banten. 

Selain Maulana Yusuf, Panembahan Hasanudin dari istrinya yang kedua, yaitu Ratu Ayu Kirana (puteri sulung Raden Patah Sultan Demak) yang juga sering disebut Ratu Mas Purnamasidi, Panembahan Hasanuddin memperoleh putera, diantaranya Ratu Winahon, kelak menjadi istri Tubagus Angke Bupati Jayakarta (Jakarta), dan Pangeran Arya, yang diangkat anak oleh bibinya, Ratu Kalinyamat, kemudian ia dikenal sebagai Pangeran Jepara. 

Kini Banten telah di akui di berbagai wilayah bahkan sampai ke daerah Eropa maupun Asia, Banten juga sempat di sebut sebagai Amsterdam karena Banten adalah pusat perdagangan terbesar, Banten juga terkenal akan kebudayaannya yang mencolok classic sangat mengundang para tamu untuk melihatnya. 

Teruslah belajar sejarah agar kita mengetahui sejarah. Dari sejarah kita besar dan dari sejarah kita dapat tumbuh dengan akhlak. Tahu sejarah sama saja tahu diri. Khususnya yang saat ini kita bahas adalah Perkembangan Sejarah Banten, karena melewati sejarah, anak cucu kita pasti akan bangga dengan kerja keras para Pahlawan khususnya di Banten. Semoga bermanfaat. 

Dihimpun dari berbagai sumber.


#SufiMuda

Rabu, 15 Maret 2017

SIRRULLOH DI DALAM ASMA YA HAYYU YA QOYYUM

Dzikir dan Doa dengan Ya Hayyu Ya Qoyyum.

Ada beberapa dzikir dan do’a yang menggunakan nama Alloh Al-Hayyu Al-Qoyyum.

 

Pertama, meminta dengan nama Alloh yang Agung Al-Hayyu Al-Qoyyum dalam do’a.

عَنْ أَنَسٍ أَنَّهُ كَانَ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- جَالِسًا وَرَجُلٌ يُصَلِّى ثُمَّ دَعَا اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ بِأَنَّ لَكَ الْحَمْدَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ الْمَنَّانُ بَدِيعُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ يَا حَىُّ يَا قَيُّومُ.

فَقَالَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- « لَقَدْ دَعَا اللَّهَ بِاسْمِهِ الْعَظِيمِ الَّذِى إِذَا دُعِىَ بِهِ أَجَابَ وَإِذَا سُئِلَ بِهِ أَعْطَى »

Dari Anas, ia pernah bersama Rosululloh Shollollohu ‘Alaihi Wasallam yang dalam keadaan duduk lantas ada seseorang yang sholat, kemudian ia berdo’a,

Allohumma inni as-aluka bi-anna lakal hamda, laa ilaha illa anta al-mannaan badii’us samaawaati wal ardh, yaa dzal jalali wal ikram, yaa hayyu yaa qoyyum [artinya: Ya Alloh, aku meminta pada-Mu karena segala puji hanya untuk-Mu, tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Engkau, Yang Banyak Memberi Karunia, Yang Menciptakan langit dan bumi, Wahai Alloh yang Maha Mulia dan Penuh Kemuliaan, Ya Hayyu Ya Qoyyum –Yang Maha Hidup dan Tidak Bergantung pada Makhluk-Nya-].”

Kemudian Nabi Shollollohu ‘Alaihi  Wasallam bersabda, “Sungguh ia telah berdo’a pada Alloh dengan nama yang Agung di mana siapa yang berdo’a dengan nama tersebut, maka akan di ijabahi. Dan jika diminta dengan nama tersebut, maka Alloh akan beri.” (HR. Abu Daud no. 1495 dan An-Nasa’i no. 1301. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih).

 

Kedua, nama Alloh Al-Hayyu Al-Qoyyum dalam dzikir pagi petang.

Dari Anas bin Malik RodhiyallohuAnhu, ia berkata bahwa Nabi Shollollohu ‘Alaihi Wasallam bersabda pada Fatimah (puterinya), “Apa yang menghalangimu untuk mendengar wasiat ku atau yang kuingatkan padamu setiap pagi dan petang yaitu ucapkanlah:

يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ، وَأَصْلِحْ لِيْ شَأْنِيْ كُلَّهُ وَلاَ تَكِلْنِيْ إِلَى نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْنٍ أَبَدًا

Ya hayyu ya qoyyum bi rohmatika astaghiits, wa ash-lihlii sya’nii kullahu wa laa takilnii ilaa nafsii thorfata ‘ainin abadan [artinya: Wahai Robb Yang Maha Hidup, wahai Robb Yang Berdiri Sendiri tidak butuh segala sesuatu, dengan rahmat-Mu aku minta pertolongan, perbaikilah segala urusanku dan jangan diserahkan kepadaku sekali pun sekejap mata tanpa mendapat pertolongan dari-Mu selamanya].” (HR. Ibnu As Sunni dalam ‘Amal Al-Yaum wa Al-Lailah no. 46, An-Nasa’i dalam Al-Kubra 381: 570, Al-Bazzar dalam musnadnya 4/ 25/ 3107, Al-Hakim 1: 545. Sanad hadits ini hasan sebagaimana dikatakan oleh Syaikh Al-Albani dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah no. 227).

 

Ketiga, ketika dirundung duka.

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ كَانَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- إِذَا كَرَبَهُ أَمْرٌ قَالَ « يَا حَىُّ يَا قَيُّومُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيثُ »

Dari Anas bin Malik, ia berkata, “Nabi Shollollohu 'Alaihi Wasallam ketika dapat masalah berat, beliau membaca: Yaa Hayyu Yaa Qoyyum, bi rahmatika as-taghiits [artinya: Wahai Robb Yang Maha Hidup, wahai Robb Yang Berdiri Sendiri tidak butuh segala sesuatu, dengan rahmat-Mu aku minta pertolongan].” (HR. Tirmidzi no. 3524. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini hasan)

Ada juga do'a yang lafazhnya hampir mirip dengan lafazh di atas dari hadits Abu Bakrah Rodhiyallohu ‘Anhu bahwasanya Nabi Shollollohu 'Alaihi Wasallam bersabda,

دَعَوَاتُ الْمَكْرُوبِ اللَّهُمَّ رَحْمَتَكَ أَرْجُو فَلاَ تَكِلْنِى إِلَى نَفْسِى طَرْفَةَ عَيْنٍ وَأَصْلِحْ لِى شَأْنِى كُلَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ

“Doa orang yang dirundung duka: Allohumma rohmataka arjuu fa laa takilnii ilaa nafsii thorfata ‘ainin wa ash-lihlii sya’nii kullahu laa ilaha illa anta." [artinya: Ya Alloh, dengan rahmat-Mu, aku berharap, janganlah Engkau sandarkan urusanku pada diriku walau sekejap mata, perbaikilah segala urusanku seluruhnya, tidak ada illah yang berhak disembah selain Engkau]. (HR. Abu Daud no. 5090, Ahmad 5: 42. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan karena mengingat adanya penguat.)

Referensi:

Fiqh Al-Ad’iyyah wa Al-Adzkar. Cetakan pertama, tahun 1426 H. Syaikh ‘Abdurrazaq bin ‘Abdul Muhsin Al-Badar. Penerbit Kunuz Isybiliya.

Kitab At-Tauhid fi Dhau’ Al-Qur’an wa As-Sunnah. Cetakan pertama, tahun 1432 H. Muhammad bin Ibrahim bin ‘Abdullah At-Tuwaijiri. Penerbit Dar Ashda’ Al-Mujtama’.

Syarh Asma’ Allah Al-Husna fi Dhau’ Al-Kitab wa As-Sunnah. Cetakan kedua belas, tahun 1431 H. Syaikh Dr. Sa’id bin ‘Ali bin Wahf Al-Qahthani. Maktabah Al-Malik Fahd.

Zaad Al-Ma’ad fi Hadyi Khair Al-‘Ibad. Cetakan keempat, tahun 1425 H. Ibnu Qayyim Al-Jauziyah. Penerbit Muassasah.

Selesailah kajian nama Alloh Al-Hayyu Al-Qoyyum, semoga manfaat. Syukron.

#MajlisIlmu
#SufiMuda