Selasa, 05 Desember 2017

KISAH PERANG BADAR

KISAH PERANG BADAR

Ketika Rasullulah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan pasukannya sampai di dekat Safra` (suatu daerah di dekat Badar); beliau mengutus Basbas dan Ady bin Abi Zaghba` ke Badar. Keduanya disuruh mencari informasi tentang Abu Sufyan dan rombongan dagangnya.[1] Dalam riwayat lainnya disebutkan bahwa beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan Abu Bakar Radhiyallahu anhu juga keluar untuk tujuan ini. Keduanya bertemu dengan seseorang yang sudah tua. Rasulullah bertanya kepadanya tentang pasukan Quraisy. Orang tua itu mau menjawab asalkan mereka berdua memberitahu dari mana asal mereka ? Keduanya setuju. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memintanya agar bercerita lebih dahulu. Orang itu menjelaskan bahwa ia mendengar berita tentang Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para Sahabatnya telah berangkat pada hari ini dan ini. Jika si pembawa berita itu benar, berarti mereka sekarang sudah sampai di tempat ini dan ini. Dan jika si pembawa berita tentang pasukan Quraisy juga jujur, berarti mereka sekarang berada di tempat ini dan ini.

Setelah menyelesaikan ceritanya, orang itu bertanya: “Dari mana kalian berdua ?” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Kami berasal dari air”. Kemudian keduanya meninggalkan orang tua itu yang masih bertanya : “Dari air ? Apakah dari air Irak ?”[2]

Sore harinya, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutus Ali, Zubair, dan Sa`d Bin Abi Waqqash Radhiyallahu anhum beserta sekelompok Sahabat lainnya untuk mengumpulkan data-data tentang musuh. Di sekitar sumur Badar, rombongan ini menemukan dua orang yang bertugas mengambil air untuk pasukan Mekah. Mereka membawa dua orang ini ke Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang saat itu sedang shalat. Lantas mereka mulai mengorek keterangan dari keduanya. Dua orang ini mengakui bahwa mereka pemberi minum pada pasukan Mekah. Namun, para Sahabat tidak mempercayai mereka. Para Sahabat mengira keduanya adalah anak buah Abu Sufyan. Lalu mereka memukuli keduanya hingga mau mengaku bahwa mereka anak buah Abu Sufyan.

Ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam selesai shalat, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan para Sahabatnya, karena mereka telah memukul keduanya saat jujur dan membiarkan mereka saat berdusta. Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya kepada keduanya tentang posisi pasukan Mekah. Mereka menjawab: “Mereka di belakang bukit di Udwatul Qushwa.”

Kemudian beliau bertanya tentang jumlah pasukan Mekah. Akan tetapi, dua orang ini tidak bisa menyebutkan jumlah pastinya, namun keduanya menyebutkan jumlah unta yang mereka sembelih setiap harinya, yaitu antara 9 sampai 10. Dari sini, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyimpulkan bahwa jumlah mereka antara 900 – 1000 pasukan. Dua orang ini juga menyebutkan bahwa di antara pasukan itu ada beberapa tokoh Mekah. Dalam kitab Rahîqul Makhtûm disebutkan, Beliau bertanya dua orang ini, “Siapa sajakah pemuka Quraisy yang ikut?” Mereka menjawab, “Utbah dan Syaibah, keduanya anak Rabî`ah, Abul Bakhtari bin Hisyâm, Hakim bin Hizâm, Naufal bin Khuwailid, al-Hârits bin Amir, Thaîmah bin Adi, an-Nadhr bin Harits, Zam`ah bin al-Aswad, Abu Jahl bin Hisyam, Umayah bin Khalaf dan lainnya.” Rasululllah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun berkata kepada para Sahabatnya: “Mekah telah mencampakkan para tokohnya ke hadapan kalian.”[4] Lalu Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menunjukkan beberapa tempat yang akan menjadi tempat tewasnya beberapa tokoh Quraisy.

Malam itu Allah Azza wa Jalla menurunkan hujan untuk mensucikan kaum Muslimin dan meneguhkan telapak kaki mereka di atas bumi. Allah Azza wa Jalla jadikan hujan tersebut sebagai bencana yang besar bagi kaum Musyrikin.[5] Tentang ini Allah Azza wa Jalla berfirman :

وَيُنَزِّلُ عَلَيْكُمْ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً لِيُطَهِّرَكُمْ بِهِ وَيُذْهِبَ عَنْكُمْ رِجْزَ الشَّيْطَانِ وَلِيَرْبِطَ عَلَىٰ قُلُوبِكُمْ وَيُثَبِّتَ بِهِ الْأَقْدَامَ

Dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk mensucikan kamu dengan hujan itu dan menghilangkan dari kamu gangguan-gangguan setan dan untuk menguatkan hatimu dan memperteguh dengannya telapak kaki(mu) [al-Anfâl/8:11]

Di antara nikmat Allah Azza wa Jalla kepada kaum Muslimin saat itu adalah Allah Azza wa Jalla menjadikan para Sahabat mengantuk sebagai penenteram jiwa.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam membawa pasukannya mendekati mata air Badar mendahului orang-orang Musyrik agar musuh tidak bisa menguasai mata air. Saat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sudah menentukan satu posisi, al-Habâb bin Mundzir Radhiyallahu anhu mengeluarkan pendapatnya, “Wahai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam , bagaimanakah pendapat anda tentang posisi ini ? Apakah posisi ini diwahyukan oleh Allah Azza wa Jalla sehingga kita tidak boleh maju atau mundur ? Ataukah ini hanya pendapat, siasat dan takti perang saja”? Beliau menjawab: “Ini hanya pendapat, siasat dan taktik perang saja.” al-Habâb Radhiyallahu anhu mengatakan : “Wahai Rasulullah, posisi ini kurang tepat, bawalah orang-orang ini ke sumur yang paling dekat dengan posisi musuh. kita kuasai sumur itu lalu yang lainnya kita rusak. Kita membuat telaga besar lalu kita penuhi air. Kemudian baru kita perangi mereka, kita bisa minum sementara mereka tidak bisa.” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada al-Habâb Radhiyallahu anhu , “Engkau telah menyampaikan pendapat yang jitu.” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyetujuinya dan melakukannya.[6]

Ketika sudah menguasai tempat yang ditunjukkan oleh al-Habbab, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dibuatkan `arisy (tenda) [7] oleh para Sahabat sebagai tempat beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bermunajat kepada Allah Azza wa Jalla dan memantau jalannya peperangan.

Dari beberapa nash tentang perang Badar dapat dipahami bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ikut serta dalam perang. Beliau tidak terus-menerus di dalam tendanya atau tidak terus-menerus berdoa. Di antara kisah yang membuktikannya adalah ucapan Ali Radhiyallahu anhu, “Aku memperhatikan diri kami pada saat Badar. Saat itu, kami berlindung dengan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Beliau adalah orang yang paling dekat dengan musuh dan orang yang paling susah.”[8] Dalam riwayat lain diceritakan, “Ketika peperangan sudah berkecamuk, kami berlindung dengan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Beliau adalah orang yang paling menderita. Tidak ada seorang pun yang lebih dekat posisinya dengan orang Musyrik dibandingkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ”

Di antara buktinya juga, sabda beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada para Sahabatnya saat perang Badar, “Janganlah sekali-kali ada salah seorang di antara kalian yang maju kepada sesuatu, sampai aku berada di dekat sesuatu itu.”[9] Ibnu Katsîr [10] mengatakan, “Sungguh beliau telah berperang dengan sungguh-sungguh. Demikian pula Abu Bakar Radhiyallahu anhu. Sebagaimana keduanya berjihad di tenda dengan berdo’a, mereka juga keluar, memberikan motivasi untuk berperang dan mereka juga ikut berperang dengan fisik.”

Setelah melakukan semua persiapan fisik yang memungkinan untuk mewujudkan kemenangan di lapangan, malam itu beliau bertadarru` (memohon) kepada Allah Azza wa Jalla agar menolongnya. Di antara doa yang beliau ucapkan adalah:

اللَّهُمَّ أَنْجِزْ لِيْ مَا وَعَدْتَنِي اللَّهُمَّ آتِ مَا وَعَدْتَنِيْ اللَّهُمَّ إِنْ تُهْلِكْ هَذِهِ الْعِصَابَةَ مِنْ أَهْلِ الإِِسْلاَمِ لاَ تُعْبَدْ فِي الأَرْضِ

Ya Allah Azza wa Jalla , penuhilah janji-Mu kepadaku. Ya Allah Azza wa Jalla berikanlah apa yang telah Engkau janjikan kepadaku. Ya Allah Azza wa Jalla , jika Engkau membinasakan pasukan Islam ini, maka tidak ada yang akan beribadah kepada-Mu di muka bumi ini. [HR. Muslim 3/1384 hadits no 1763]

Dalam riwayat ini juga disebutkan bahwa beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam terus bermunajat kepada Rabbnya hingga selendang beliau jatuh dari pundak. Abu Bakar Radhiyallahu anhu datang dan mengambil selendang tersebut kemudian meletakkan kembali di pundak beliau. Abu Bakar Radhiyallahu anhu berkata, “Wahai Nabi Allah Azza wa Jalla , sudah cukup engkau bermunajat kepada Rabbmu dan Allah Azza wa Jalla pasti akan memenuhi janji-Nya.” Kemudian turunlah firman Allah Azza wa Jalla :

إِذْ تَسْتَغِيثُونَ رَبَّكُمْ فَاسْتَجَابَ لَكُمْ أَنِّي مُمِدُّكُمْ بِأَلْفٍ مِنَ الْمَلَائِكَةِ مُرْدِفِينَ

“(Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu : “Sesungguhnya aku akan mendatangkan bala bantuan kepada kamu dengan seribu Malaikat yang datang berturut-turut”.[al-Anfâl/8:9]

Setelah itu Abu Bakar Radhiyallahu anhu memegang tangan beliau dan berkata, “Cukup wahai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam , engkau telah berkali-kali memohon kepada Rabbmu”. Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam segera mengambil baju besi dan terjun ke medan tempur seraya membaca firman Allah Azza wa Jalla :

سَيُهْزَمُ الْجَمْعُ وَيُوَلُّونَ الدُّبُرَ

“Golongan itu pasti akan dikalahkan dan mereka akan mundur ke belakang”. [al-Qamar 54 : 45]

Ibnu Abi Hatim meriwayatkan bahwa ketika ayat ini turun, Umar Radhiyallahu anhu berkata, “Golongan manakah yang akan dikalahkan? Dan golongan apa yang akan dimenangkan?” Umar bin Khattab Radhiyallahu anhu melanjutkan, “Tatkala perang Badar aku melihat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menerjang musuh dengan baju besinya, seraya mengucapkan ayat ini. Ketika itu tahulah aku maksud ayat ini.”

(Disadur dari as-Sîratun Nabawiyah Fî Dhau’il Mashâdiril Ashliyah, hal. 342-347)

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 03/Tahun XIII/1430H/2009. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-761016]
_______
Footnote
[1]. Disebutkan oleh Ibnu Hisyam-tanpa sanad- mungkin bagian dari hadits tentang perang badar yang shahîh- Ibnu Hisyâm 3/304
[2]. Diriwayatkan Ibnu Hisyâm dengan sanad yang terputus –Ibnu Hisyâm 2/306-307
[3]. Lihat kisahnya dalam Muslim 3/1404 hadits 1779.
[4]. Lihat ar-Rahîqul Makhtûm, hlm. 164
[5]. Lihatlah kabar tentang hujan ini dalam Ahmad 2/193 dan Ibnu Hisyâm 2/312
[6]. Disebutkan oleh Ibnu Hisyâm dengan sanad yang terputus-Ibnu Hisyâm 2/312-313 dan dengan sanad yang mursal mauquf pada Urwah sebagaimana dalam Ishâbah 1/302
[7]. Semacam kemah sebagai tempat untuk mengomando pasukan dan berteduh bagi panglima
[8]. Ahmad dalam Al-Musnad 2/63
[9]. HR. Muslim 3/1510 hadits no 1901. Pentahqiq kitab Jâmi’ul Ushûl (8/182) menyebutkan bahwa yang terdapatkan naskah aslinya : … sampai aku mengidzinkannya.” Sedangkan dalam naskah kitab Shahih Muslim yang dicetak : … sampai aku berada didekat sesuatu itu.”
[10]. Bidâyah Wan Nihâyah 3/306

Sabtu, 25 November 2017

WAHYU KIDUNG KOLOSEBO

RUMEKSO INGSUN LAKU NISTO NGOYO WORO
KELAWAN MEKAK HOWO, HOWO KANG DUR ANGKORO
SENAJAN SYETAN GENTAYANGAN, TANSAH GAWE RUBEDO
HINGGO PUPUSING JAMAN

(TUHAN… Dengan seluruh kekuatan yang Engkau berikan, sesungguhnya saya akan berjuang memerangi sifat dusta yang ada didalam diri saya, dan dengan sepenuh hati saya akan membentengi diri saya dari gerakan nafsu angkara murka yang menyesatkan, meskipun syetan laknat terus ber-grelya membujuk anak manusia berbuat jahat sepanjang jaman)

HAMETEG INGSUN, NYIREP GENI WISO MURKO
MEPER HARDANING PONCO, SABEN ULESING NETRO
LINAMBARAN SIH KAWELASAN, INGKANG PARING KAMULYAN
SANG HYANG JATI PENGERAN

(TUHAN… Rupanya iblis membiuskan api – api kesesatannya di dalam jiwa dan raga saya, dan saya sudah bertekat disetiap nafas berhembus bahkan pada setiap mata berkedip saya akan berperang dengan mereka di medan laga, sehingga mereka tidak lagi memiliki kemampuan menguasai 5 perkara yang ada di tubuh saya *Telinga, mata, hidung, mulut dan 2 lubang di bawah perut*, dan dengan Kasih Sayang-MU TUHAN… Hujanilah jiwa raga saya dengan kemualian-kemulian-MU, dan sungguh Engkaulah TUHAN YANG MAHA ABADI)

JIWANGGO KALBU SAMODRO PEPUNTONING LAKU
TUMUJU DATENG GUSTI DZAT KANGA AMURBO DUMADI
MANUNGGALING KAWULO GUSTI, KRENTEG ATI BAKAL DUMADI
MUKTI INGSUN TANPO PIRANTI

(Ketika kesadaran jiwa setiap insan merasakan dirinya berada dalam KUASA TUHAN, sungguh ia akan memiliki kekuatan hati yang bila berdoa di kabulkan, bila meminta di penuhi, bila berharap di wujudkan, bila berperang melawan kebathilan dimenangkan, dan ia akan merasakan kelezatan kehidupan jiwa tanpa harus melewati proses yang melelahkan, karena sesungguhnya TUHAN MAHA BERKUASA terhadap seluruh Ciptaan-NYA)

SUMEBYAR ING SUKSMO MADU SARINING PERWITO
MANEKO WARNO PRODO MBANGUN PROJO SAMPURNO
SENGKOLO TIDO MUKSO KOLOBENDU NYOTO SIRNO
TYASING ROSO MARDIKO

(Tahukah kalian wahai insan yang di hidupkan dimuka bumi, ketika jiwamu di penuhi dengan ilmu dan kasih sayang, maka engkau akan mendapatkan berbagai cahaya kebenaran, ruh kebaikan serta pancaran kemuliaan yang sempurna, sebagai Anugerah dari TUHAN-mu Yang Maha SEMPURNA, sehingga akan lenyap kesedihan didalam dirimu, dan akan sirna segala macam bentuk angkara murka di dalam jiwamu, sampai akhirnya suatu hari nanti kamu bangkit menjadi insan yang tidak terjajah oleh nafsu yang menyesatkan, maka bangkitlah dengan kasih sayang TUHAN-mu)

MUGIYO DEN SEDYO PUSOKO KALIMOSODO
YEKTI DADI MUSTIKO SAK JRONING JIWO ROGO
BEJO MULYO WASKITO DIGDOYO BOWO LEKSONO
BYAR MANJING SIGRO SIGRO

(TUHAN… melalui bait bait Kidung yang saya lantunkan ini, semoga Engkau berkenan menanam ke-IMANAN yang sejati di dalam jiwaku bahwa TIADA TUHAN selain ENGKAU YANG MAHA SEJAHTERA, dan saya memohon kepada-MU TUHAN… anugerahkan pula terhadap diri saya sebuah kedudukan sebagai hamba-MU yang memiliki keberuntungan hidup, memiliki banyak ilmu dan berpengetahuan luas, tidak lemah dan selalu memiliki keberanian membela kebenaran, berwibawa dan bisa menjadi suri tauladan terhadap sesama, sehingga siapa saja insan yang berada di sekeliling saya segera merasakan indahnya hidup berkat KASIH SAYANG-MU YANG SANGAT LUHUR LAGI AGUNG)

AMPUH SEPUH WUTUH TAN KENO ISO PANELUH
GAGAH BUNGAH SUMRINGAH NDADAR ING WAYAH WAYAH
SATRIYO TOTO SEMBODO WIROTOMO KATON SEWU KARTIKO
KETAMAN WAHYU KOLOSEBO

(Karena saya tahu, sesungguhnya seorang hamba-MU yang telah ENGKAU menangkan, akan memiliki kekuatan yang utuh, bahkan segala macam pengaruh sihir jahat akan lumpuh seketika dihadapannya, dia begitu bijak dan sangat mulia, wajahnya-pun memancarkan cahaya yang mampu meredam semua unsur amarah serta kebencian, bahkan dia akan tampil sebagai kesatriya yang mengobarkan api kebenaran, tiada henti terus menerus menyerukan perdamaian dan sungguh dialah sosok sang raja pembawa kesejahteraan yang bermahkotakan kasih sayang)

MEMUJI INGSUN KANTI SUWITO LINUHUNG
SEGORO GONDO ARUM SWUH REP DUPO KUMELUN
GINULAH NIAT INGSUN HANGIDUNG SABDO KANG LUHUR
TITAHING SANG HYANG AGUNG

(Wahai TUHAN YANG MAHA LUHUR, saya adalah hamba-MU yang lemah, datang bersimpuh dihadapan-MU, memohon kepada-MU dengan jeritan hati yang terdalam, tenggelamkan saya Wahai TUHAN kedalam samodra kemenangan-MU, dan bangkitkan saya kembali kepermukaan bumi setelah tubuh dan jiwa ini ENGKAU lengkapi dengan berbagai cahaya kemenangan-MU, sehingga saya memiliki kekuatan mengibarkan panji – panji kemenangan-MU diseluruh penjuru bumi, dan sungguh jika itu terlaksana semata – mata hanya ENGKAU-lah yang menghendakinya, karena sungguh hanya ENGKAULAH TUHAN YANG MAHA BIJAKSANA)

REMBESING TRESNO TONDO LUHING NETRO ROSO
ROSO RASANING ATI KADYO TIRTO KANG SUCI
KAWISTORO JOPO MONTRO KONDANG DADI PEPADANG
PALILAHING SANG HYANG WENANG

(Wahai insan sejagad raya, ketahuilah bahwa cinta akan selalu melahirkan air mata, sebuah air mata yang akan membentuk jiwamu, hatimu serta seutuhnya yang ada pada dirimu mengerti bahwa cinta itu suci, sesuci air matamu yang jatuh membasahi bumi, maka berharaplah dengan berbagai untaian doa, agar suatu ketika kalian dapat berjumpa dengan SANG PENCIPTA kesucian air mata, karena sesungguhnya hanya DIA sebagai MAHA TERTINGGI yang menguasai jiwa – jiwa para PECINTA)

NOWO DEWO JAWOTO TALISANTIKO BAWONO
PRASIDO SIDIKORO ING SASONO ASMORO LOYO
SRI NARENDRO KOLOSEBO WINISUDO ING GEGONO
DATAN GINGSIR SEWU SEWU WARSO

(Sesungguhnya tidak ada tali sakti yang dapat mengikat sembilan dimensi bumi, kecuali talinya para kestriya yang memiliki kesaktian berupa sifat bersahaja, berbudi pekerti mulia, senang berbagi kebaikan dan tidak gentar memperjuangkan kebenaran ajaran TUHAN, dan mereka sangat pantas mendapat anugerah mahkota sang raja pembawa kesejahteraan dunia, bahkan seluruh Malaikat yang ada dilangitpun mengaguminya dan sejarah akan mencatat derajat mereka sebagai hamba yang teristimewa, dan seandainya kita hidup bersamanya rasanya kebahagian itu tidak bisa di ungkapkan walau kita hidup seribu tahun lamanya)

»»» KIDUNG INI DISUSUN MELALUI PROSES YANG SANGAT PANJANG DAN MEMAKAN WAKTU KURANG LEBIH 9 TAHUN, DIRANGKAI DENGAN HATI, DILANTUKAN DENGAN JIWA, DITUANGKAN DEMI ATAS NAMA CINTA DAN DIPERSEMBAHKAN UNTUK PARA PERINDU TUHAN-NYA «««

Rabu, 22 November 2017

Ilmu Syahadad Langit

ILMU SYAHADAH LANGIT (1)

Ilmu ini adalah ilmu Gaib yang menggunakan Dua Kalimat Syahadat sebagai sandaran keyakinan serta Sholat, do’a dan sedekah sebagai sarananya. Niatkanlah mempelajari ilmu ini sebagai rasa syukur atas karunia ruhani yang diberikan Allah SWT.

Bacalah amalan utama dibawah ini :

1. BACA BASMALAH 1x
2. BACA DUA KALIMAT SYAHADAT 1x
3. BACA SHOLAWAT 3x
4. Tawasul kepada: Nabi Muhammad Rasulullah SWA, Nabi Sulaiman a.s, Nabi Khidir a.s, Khulafaurrasidin Abu Bakar – Umar – Usman – Ali r.a, Malaikat Muqorrobin, Syekh Abdul Qodir Jailani r.a, Syekh Abil Hasan As-Syadziliy r.a, Syekh Ahmad Ali Al-Bunni r.a, Sunan Kalijogo, Kedua orang tua, Man Ajazani
5. BACA SURAT AL IKHLAS 3x, AL-FALAQ 1x, AN-NAAS 1x
6. IBAADALLAAH AGHIITSUUNII TA’AALAW WANSHURUULILLAAH 7x
7. BACA SHOLAWAT NARIYAH 11x
8. BACA DO’A NUR NUBUWWAH 1x/7x/40x/100x
9. BACA DO’A SULAIMAN 1x

BISMILAHIROHMANIRROHIM
ALLAHUMMA INDA KHOLA FI SHUROTI SULAIMANA MINAL MASYRIQI WAL MAGHRIBI LIDZATIHI WA QUWWATIHI WA JABROILA WA A’ZROILA WAMULKI SULAIMANNA MINAL MASYRIQI WAL MAGHRIBI JINNAN WA INSAN WA RIHAN WA GHOMAMAN WA SALLAMA TASLIMAN JALA JALALUHU YA IBLISAS SYAITHONI FI DHULUMATI WAN NUR ROBBANA TAQOBBAL SULAIMANABNA DAWUDA A’LAIHIMAS SALAMU BIROHMATIKA YA ARHAMAR ROHIMIN
10. BACA HIZIB TAUHID 1x :
BISSMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIM
LAA ILAAHA ILLALLAHU HAWALAINA HISARUN
MUHAMMADURASULULLAHI QUFULAN WA MISMARAN
LAA ILAAHA ILLALLAAHU MUHAMMADARASULULLAH
LAA ILAAHA ILLALLAAHU MUHAMMADARASULULLAH
QAULAN WA FI’LAN INNA BATSYA ROBBIKA LAA SYADIID
WALLAAHU MIW-WAROOIHIM MUHIITH, BAL HUWA QUR AANUMMAJIIDUN FII LAUHIM MAHFUD
SUMMUM BU’MUN UMYUN FAHUM LAA YARJI’UN
SUMMUM BU’MUN UMYUN FAHUM LAA YA’KILUUN
SUMMUM BU’MUN UMYUN FAHUM LAA YATAKALLAMUN
SUMMUM BU’MUN UMYUN FAHUM LAA YUBSIRUN
SHALALLAHU ‘ALA KHOIRI KHOLQIHI MUHAMMADIN WA’ALA AALIHI WA ASKHAABIHI ‘AJMAIIN BIRAHMATIKA YAA ARHAMAR RAHIMIIN
Pemanfaatan ilmu

Ilmu Syahadat Langit dapat dimanfaatkan untuk hal-hal sebagai berikut:

1. Benteng Badan Ghaib.
Setiap selesai sholat fardhu atau setiap malam bacalah “Laa ilaaha illallaah“ 11x dengan 1x menahan nafas. Ulangi semampu anda. Ini adalah selembut-lembut dan sedahsyat-dahsyatnya benteng dan senjata gaib. Semakin sering anda mengamalkan, insya Allah ilmu anda akan semakin sempurna. Apabila anda sanggup mendawamkan / membaca terus menerus, insya Allah akan banyak rahasia langit dan bumi yang dibukakan untuk anda.
2. Memagari Rumah Atau Memagari Orang.
Untuk memagari rumah, bacalah Do’a Nur Nubuwwah 1x. Kemudian berdo’a “Ya Allah, Hamba berniat menggunakan semua kekuatan gaib yang ada di dalam diri hamba. Hamba mohon dengan perantara air ini, lindungilah rumah / sawah / kebun … bin … ( nama dan nama bapak ) dari kejahatan kasar dan halus, amin“ Kemudian tiupkan 3x pada sebotol air. Gunakan air untuk menyiram sekeliling rumah. InsyaAllah akan terlindung dari kejahatan halus, pencuri, perampok dll. Bila ada yang berniat jahat maka ia akan bingung dan tidak dapat pulang. Namun jangan disakiti atau dizalimi. Berilah ia makan kalau ada kelebihan uang brilah uang dan tunjukkan jalan pulang. Ingat ! Tidak boleh disakiti melainkan disadarkan.
Untuk memagari orang caranya sama hanya tidak perlu menggunakan kata rumah dan alamat. Air digunakan untuk minum dan mandi.
3. Melancarkan Rezeki, Meraih Kekayaan, Kebutuhan Duniawi & Melunasi Hutang.
Dirikanlah sholat sunat fajar 2 raka’at sebelum sholat subuh. Amalkanlah “Subhanallahi wabihamdi subhanaallahil ‘adzimim astaqfirullah“ 100x. Insya Allah semua kebutuhan duniawi kita akan terpenuhi. Amalan ini telah dibuktikan oleh para sahabat pada zaman Rosulullah SAW.
Bila ingin cepat memperoleh keberhasilan, dirikanlah sholat tahajut sekitar jam 02:00.Wiridkanlah amalan di atas terus menerus sanpai tiba sholat sunat fajar. Dirikan sholat sunat fajar dan amalkan kembali 100x. InsyaAllah kita akan melihat berhasilnya.
Dengan kemurahan Allah, bila kita sabar dan istiqomah mengamalkannya, kita yang miskin akan berlimpah harta, kita yang sempit rezeki akan dilapangkan, dan kita yang terbelit hutang akan diberi jalan untuk melunasi.
4. Menyerap Energi Metafisis.
Untuk menambah daya bathin yang kiata miliki agar semakin besar, maka kita dapat melakukan penyerapan energi tambahan metafiss dari alam, misalnya dari air, matahari, bumi, awan, bintang. Cara ini pun dapat digunakan untuk menyerap energi positif, energi gaib atau mengosongkan energi lawan. Berikut ini cara melatihnya :
– Cara menyerap energi air
Banyak diantara pendekar jawa yang waskita melakukan laku kungkum (berendam dalam air) untuk mendapatkan kesaktian. Dibalik itu semua ternyata air memiliki daya energi yang dapat kita serap sebagai energi tambahan.
Berendamlah dalam suangai atau sendang, duduklah pada batu di dasarnya sampai sebatas leher. Pejamkan mata, atur nafas dan konsentrasi. Tarik nafas halus dan panjang kemudian tahan sekuatnya di perut. Bacalah Do’a Nur Nubuwwah 1x dan berdo’alah “Yaa Allah, berikanlah kepada hamba energi metafisis dari energi. Berikanlah manfaat dan kebaikan yang banyak untuk hamba, amiin “. Banyangkan dan rasakan adanya energi yang masuk. Dalam hati membaca Yaa Allah Yaa Lathif sebanyak-banyaknya. Ulangi sebanyak yang anda inginkan.
– Cara menyerap energi matahari
Penyerapan energi matahari ini sebaiknya anda kerjakan mulai pukul 06:00, batas waktu yang baik adalah pukul 08:00, selama 20 atau 30 menit.
Duduklah tangan kiri ditekuk di atasa, telapak tangan menghadap kedepan. Tangan kanan menghadap matahari . mata terpejam, atur konsentrasi. Tarik nafas pelan dan panjang, lalu simpan di bawah perut. Bacalah Do’a Nur Nubuwwah 1x dan berdo’alah “Yaa Allah, berikanlah kepada hamba energi metafisis dari energi matahari. Berikanlah manfaat dan kebaikan yang banyak untuk hamba, amiin “Tarik dan tahanlah nafas selama mungkin. Banyangkan dan rasakan adanya energi yang masuk melalui telapak tangan kiri dan getaran halus-panas merasuk dalam tubuh melalui telapak tangan kanan. Bayangkan pancaran sinar kuning merasuk dalam tubuh anda membakar kotoran dan baksil-baksil penyakit. Dalam hati membaca Yaa Allah Yaa Lathif sebanyak-banyaknya lalu lepaskan nafas anda. Ulangi sebanyak yang anda inginkan.
– Cara menyerap energi bumi.
Usahakan memakai celana pendek saja dan duduk menyentuh tanah langsung, tempelkan pergelangan tangan pada lutut masing-masing dengan telapak menghadap kebawah. Atur konsentrasi. Tarik nafas pelan dan panjang, lalu simpan di bawah perut. Bacalah Do’a Nur Nubuwwah 1x dan berdo’alah “Yaa Allah, berikanlah kepada hamba energi metafisis dari energi matahari. Berikanlah manfaat dan kebaikan yang banyak untuk hamba, amiin “Tarik dan tahanlah nafas selama mungkin. Banyangkan dan rasakan adanya energi yang masuk melalui telapak tangan dan getaran halus-panas merasuk dalam tubuh melalui telapak tangan. Dalam hati membaca Yaa Allah Yaa Lathif sebanyak-banyaknya lalu lepaskan nafas anda. Ulangi sebanyak yang anda inginkan.
– Cara menyerap energi awan
Duduk , konsentrasi kemudian tarik nafas halus panjang sambil mengangkat tangan ke atas menyamping kanan kiri, kedua telapak tangan menghadap ke atas kesamping. Bacalah Do’a Nur Nubuwwah 1x dan berdo’alah “Yaa Allah, berikanlah kepada hamba energi metafisis dari energi matahari. Berikanlah manfaat dan kebaikan yang banyak untuk hamba, amiin “Tarik dan tahanlah nafas selama mungkin. Banyangkan dan rasakan bahwa telapak tangan anda sedang menyentuh awan yang halus-lembut dan rasakan resapan energinya.. Dalam hati membaca Yaa Allah Yaa Lathif sebanyak-banyaknya lalu lepaskan nafas anda. Ulangi sebanyak yang anda inginkan.
– Cara menyerap energi bintang
Latihan ini berfungsi untuk mendapatkan pagaran energi sinar metafisika, berlatihnya di malam hari yang tidak mendung. Berdiri tegak, kedua tangan direntang ke samping lurus horizontal. Telapak tangan menghadap ke depan. Mata berkonsentrasi penuh pada gugusan bintang berkilauan dilangit. Kemudian pejamkan mata dan bayangkan gugusan bintang tersebut. Bacalah Do’a Nur Nubuwwah 1x dan berdo’alah “Yaa Allah, berikanlah kepada hamba energi metafisis dari energi bintang. Berikanlah manfaat dan kebaikan yang banyak untuk hamba, amiin “Tarik dan tahanlah nafas selama mungkin. Banyangkan dan rasakan kemilau gugusan bintang tersebut memancarkan sinar putih yang menyelimuti tubuh anda yang semakin menebal. Dalam hati membaca Yaa Allah Yaa Lathif sebanyak-banyaknya Jika tubuh bergetar dan panas, lepaskan nafas sambil membayangkan memutus pancaran sinar tersebut. Dan tubuh anda berkeliau.
5. Silat Karomah / Beladiri Setrum / Beladiri Kontak / Silat Ghaib.
Berwudhulah terlebih dahulu. Carilah tempat yang lapang dan mintalah seorang kawan untuk mengawasi. Kosongkan pikiran dan pejamkan mata. Bacalah :
a) Basmalah 1x
b) Ila hadroti Rasulullah Muhammad SAW, Bacalah Al-Fatihah 1x.
c) Ila hadroti Syeh Abdul Qodir Jaelani radhiyallahuanhu, Bacalah Al-Fatihah 1x.
d) Baca Do’a Nur Nubuwwah 1x.
e) Berdo’a “ Yaa Allah, berikanlah kepada hamba kebaikan dan berkah dari karomah Syeh Abdul Qodir Jaelani untuk memainkan jurus …(sebut nama jurus yang diinginkan seperti jurus macan, thai chi dll), amiin”.
f) Baca terus menerus Yaa Allah Yaa Lathiif. Perlahan-lahan tangan anda akan bergerak memainkan jurus yang diinginkan. Bila ingin menyudahi, bacalah istifar 3x sambil mengusap wajah. Bila belum berhasil, cobalah terus. Dalam keadaan terdesak, kekuatannya akan bekerja secara otomatis dan dapat digunakan untuk bertempur di alam nyata maupun gaib.
6. Mengobati Penyakit & Membuat Air Pengoabatan.

ILMU SYAHADAH LANGIT (2)

1. Ilmu Syahadat Ghaib ( Tingkat Lanjutan )
Ilmu Syahadat Ghaib insya Allah dapat digunakan untuk menembus semua tingkatan alam ghaib. Baik alam jin, khodam, syetan, qarin, malaikat sampai segala hal yang berkaitan dengan dimensi ghaib termasuk terawangan . Dalam melakukan penembusan alam ghaib saudara harus siap lahir bathin, tidak takut dan ragu. Segala sesuatu yang terjadi selama proses penembusan sepenuhnya menjadi tanggung jawab saudara. Mulanya kita akan melakukan penembusan dengan mata bathin. Bila telah terbiasa insya Allah kita bisa melakukannya dengan mata fisik. Dengan mata fisik terkadang kita melihat alam nyata dan alam ghaib secara bersama-sama. Bila ini terjadi bacalah syahadat, sholawat atau Allahu Akbar.
Adapun cara menembus alam ghaib adalah sebagai berikut :
a) Bersihkan diri lahir dan bathin
b) Dirikan sholat hajat 2 rakaat. Setelah selesai, duduklah bersila. Pejamkan mata dan konsentrasi di atara kedua alis. Berdo’a “ Yaa Allah, Berikanlah kepada hamba karomah, kemu’jiatan dan keghaiban dari syahadat ghaib untuk menembus … (sebut nama yang ingin ditembus seperti alam jin, alam khodam, khodam suatu tempat dll menurut yang saudara inginkan). Berilah hamba ilmu dan lindungilah hamba dari kejahatan makhluk yang Engkau ciptakan, amiin”.
c) Bacalah Basmalah 1x
d) Dua kalimat Syahadat 3x
e) Sholawat Nabi 3x
f) Ila hadroti Rasulullah Muhammad SAW….Al-Fatihah 1x
g) Ila hadhroti Syeh Abdul Qadir Jaelani ra…..Al-Fatihah 1x
h) Ila hadroti Malaikat Jibril AS, Mikail AS, Isrofil AS, Izroil AS….Al-Fatihah 1x
i) Ila hadroti Rijalul ghoib…..Al-Fatihah1x
j) Ila hadroti Arwahul Muqoddas…..Al-Fatihah 1x
k) Bacalah Surat Al Ikhlas 3x, Al Falaq 1x, An Naas 1x
l) Bacalah Laa ilaha illallah, alam awal, awal ‘alimullah, ‘alimul ghoibi wa syahadah sebanyak-banyaknya.
m) Insya Allah saudara akan melihat alam ghaib yang diinginkan seperti melihat tayangan televise. Terkadang makhluk disana pun ada yanga tidak suka dengan kehadiran kita. Hati-hatilah karena mereka juga bisa menyerang kita. Karena itu akan lebih baik bila kita siap dengan tenaga dalam. Satu hal yang penting jangan terpesona dengan alam ghaib apabila punya keinginan untuk menetap disana karena itu bukan kodrat kita. Semua yang terjadi dalam penembusan alam ghaib sepenuhnya menjadi tanggung jawab saudara. Cara ini pun sangat efektif untuk melakukan terawangan dll. Do’a pada poin b dapat dirubah sesuai keinginan kita. Saudara akan belajar banyak dari pengalaman.
n) Bila ingin kembali cukup membaca istiqfar atau sholawat.
2. Ilmu Menarik Merah Delima.
MD adalah batu alam berwarna merah yang secara fisik dibuat di perut bumi tempat pemasakan kerak bumi. Secara fisik MD digunakan untuk pembuatan sinar laser dan serbuknya digunakan untuk mengasah intan. Batu ini memiliki struktur yang sangat rapat sehingga dapat membiaskan cahaya mendekati sempurna. Secara metafisik batu MD berisi khodam yang memiliki power sebagai anti cukur ataupun dapat memerahkan air. Harganya sampai milyaran rupiah per buah. Batu MD biasanya banyak tertanam di tempat yang merupakan sumber air.
Adapun cara menarik merah delima adalah sebagai berikut :
a) Terawanglah tempat-tempat yang diduga terkandung MD seperti pantai, sungai, danau, air terjun, sumur dll.
b) Lakukanlah sholat sunat hajat 2 rakaat dan mohon pertolongan Allah SWT
c) Dudulah bersila ditempat yang akan kita terawang
d) Tawasul : Ila hadroti Rasulullah Muhammad SAW wa ila hadroti Nabiullah Sulaiman AS wa ila hadroti Shultonil Aba Yusuf Al Bagdadi wa ila hadroti Syeh Abdul Jabbar wa hadroti khodamus syarifah merah delima alukasy syafaah wasslamah wal barokah wal ijabah wasysyafaah wa’ syiful hijabah min ridhoilah syaiun lilah lahum alfatihah, baca AlFatihah 333x.
e) Syahadat 101x
f) Do’a Nur Nubuwwah 41x
g) Basmalah 13x
h) Ya Rohman Ya Rohim 300x
i) Allahu 150x
j) Allahu 9x (dalam 1x menahan nafas)
k) Kun fayakun 100x
l) Bismillahirrohmaanirrohiim Allahu Akbar 3x dengan posisi telapak tangan kanan diatas tanah atau air seperti menyedot MD. Insya Allah MD akan keluar dengan sendirinya. Terkadang khodam MD mengajak kita bertempur. Karena itu siapkan lahir dan bathin. Disinilah gunanya amalan kita yang merupakan simpanan energi yang bisa kita gunakan untuk pertempuran ghaib dll.
3. Menangkap Tuyul.
Menjadi penangkap tuyul merupakan sebuah ilmu spesialis karena mengamalkannya harus setiap malam. Amalkan do’a dibawah ini setiap malam. Boleh diamalkan bersama-sama dengan Syahadat Langit. “Fatakuluna matahadzal fa’du inkuntum shodikin” 333x.
Cara menggunakan dapat dilakukan pada malam atau siang hari. Syaratnya tidak diperkenankan menggunakan alas kaki ketika akan menangkap tuyul. Boleh mengajak teman yang kita ketahui kualitas keilmuannya agar pekerjaan lebih mudah. Dengan amalan ini insya Allah kita akan lebih peka dan mudah melihat tuyul. Tuyul terkadang lari namun juga terkadang tidak. Setelah tuyul kita tangkap, kedua telapak tangannya kita rapatkan. Ambil sehelai rambut kita. Ikatkan pada kedua ibu jari yang telah direkatkan. Insya Allah tuyul tidak akan bisa lari lagi. Kita bisa menanyakan kepadanya tentang banyak hal seperti siapa tuannya, berapa usianya dll. Tuyul ini bisa kita simpan di dalam botol dan dibuang kelaut. Bila kita menyakiti tuyul maka tuannya yang akan tersakiti. Namun akan lebih baik bila kita menyadarkannya karena menghukum hanya menjadi hak Allah SWT. Orang lain belum tentu bisa melihat tuyul yang telah kita tangkap.

HIPNOTIS, TELEPATI DAN MAGNETIS

1. Hipnotis.
Titik pandang untuk menghipnotis adalah sebagai berikut ( pilih salah satu ) :
a) Antara kedua alis
b) 2 cm di bawah pusar
c) Tengkuk ( bagian belakang kepala )
d) Tulang belakang / tulang ekor
e) Pelipis kiri atau kanan
Amalan yang digunakan dalam menghipnotis adalah sebagai berikut “ Inafathna laka fathan mubina “
Bacalah sebanyak 300x sambil melihat api lilin pada jarak 1,5 meter. Mata divisualisasikan menyerap api lilin. Begitu juga dalam posisi menghipnotis saat melihat titik pandang, mata seakan-akan menyerap titik pandang tersebut.
Bila hendak menghipnotis, lihatlah salah satu titik pandang tersebut diatas. Tarik nafas dan tahan sambil membaca Basmalah 3x dan Laa maujuda ilallah 3x. Keluarkan nafas sambil mengucapkan Kunci Perintah “ Turuti keinginan saya “. Ulangi kunci perintah selama 3 menit. Dekati orang yang dituju. Ajaklah bicara, insya Allah ia akan menuruti keinginan Anda. Pandangan mata jangan sampai lepas dari titik pandang dan mata menyerap titik tersebut.
2. Telepati.
Untuk memanggil orang yang pergi tanpa pamit, dapat digunakan telepati. Caranya bayangkanlah orang tersebut seolah wajahnya ada di hadapan kita. Dapat juga dengan media foto. Lihat atau bayangkan titik antara kedua alis. Tariklah nafas dan tahan sambil membacaBasmalah 3x dan Laa maujuda ilallah 3x. Nafas dikeluarkan sambil mengucapkan kata kunci seperti : “Pulanglah ibumu sedang sakit dll” sesuai keperluan. Ulangi terus sampai kita merasa yakin. Pandangan mata kita tetap terkonsentrasi pada titik diantara alis sambil menyeraptitik tersebut. Mata boleh terpejam atau terbuka. Lebih baik lagi bila didahului dengan sholat hajat. Cara inipun dapat digunakan untuk mengirim mimpi. Ilmu ini hanya boleh digunakan untuk keperluan yang baik.
3. Magnetis ( Ilmu Pengobatan ).
Untuk melakukan magnetis, lihatlah tulang ekor sebagai titik pandang dengan amalan dan cara yang sama seperti hipnotis. Adapun kunci perintahnya tergantung keadaan pasien misalnya “Sakit mata. Dengan ijin Allah sembuhlah sakit matamu” yang diulang 3 – 5 menit.
Cara Melatih Hipnotis dan Magnetis
Mintalah salah seorang teman saudara untuk berdiri menghadap tembok dan pasrah sebenar-benarnya pasrah. Kaki dirapatkan tapi santai. Posisi saudara ada dibelakangnya. Lihat tulang ekor atau tengkuknya. Lakukan seperti cara menghipnoptis dengan amalan dan kunci di atas dengan mata menyerap titik pandang. Insya Allah teman saudara akan tertarik ke belakang seperti ada yang menarik tubuhnya. Saudara sudah berhasil.
ILMU SYAHADAT LABGIT (3)
MENGISI ILMU DAN RUWATAN QUBRO
Setelah menguasai ilmu syahadat tingkat satu (1) dan dua (2) serta memiliki sertifikat, Saudara diperkenankan untuk membuka perguruan, praktek pengobatan, menjadi konsultan dan spiritualis aliran putih dengan keilmuan yang telah saudara kuasai. Saudara dapat memberi nama perguruan dan memberi keilmuan sesuai pemahaman dan keinginan saudara.
Adapun cara mengisi getaran ilmu dan ruwatan qubro kepada murid saudara adalah sebagai berikut :
1. Siapkan 1 sendok garam dan 3 buah jeruk nipis
2. Lakukanlah sholat hajat 2 raka’at
3. Berdo’alah “Ya Allah bersihkanlah kebatilan dari diri … (sebut nama murid saudara atau orang yang mau di isi). Berilah dia ilmu yang haq. Berilah dia kemu’jizatan dan keghaiban dari amalan-amalan dan do’a-do’anya. Satukanlah dengan dirinya. Bangkitkanlah kapan saja dia butuhkan. Berilah dia kekuatan ghaib. Lindungilah dia dari bala’ dan musuh-musuhnya. Kabulkanlah setiap do’anya. Amin”
4. Tiupkan 3x pada garam. Tiupan pertama sambil membaca syahadat. Tiupan kedua sambil membaca sholawat. Tiupan ketiga sambil membaca lahawla walaquwwata illabillahil ‘aliyyil ‘adziim.
5. Tiupkan juga 3x pada ketiga jeruk nipis dengan cara seperti poin 4. Kemudian jeruk nipis dikupas dan dipotong-potong.
6. Campurkan ¾ garam dengan potongan 3 buah jeruk nipis sambil diremas-remas pada seember air bersih. Gunakan untuk mandi bersih pada sore atau malam hari. ¼ bagian garam digunakan untuk minum dengan mencampurkan pada 1 gelas air putih.
7. Orang yang telah diruwat diharuskan sholat taubat, meminta maaf atas kesalahan kepada kedua orang tua dan orang lain, tidak berbuat dzalim, tidak berbuat zina, tidak mengulangi maksiat dan kesalahan – kesalahan masa lalu.
Demikian amalan ilmu syahadat langit yang saya jabarkan, semoga bermaanfaat bagi rekan-rekan yang ingin mengamalkan.

Sabtu, 18 November 2017

Ilmu Tauhid

Memahami tauhid

Untuk mencapai kesempurnaan pemujaan umat Islam, perlu untuk melakukan dan mempraktikkan Alquran. Tapi saat mendengarkan Al Qur'an secara keseluruhan orang akan bingung dari mana mereka harus pergi. Sementara Nabi saw melihat wahyu Allah swt berangsur-angsur, tidak sekaligus dikuasai oleh Nabi. Al Qur'an diturunkan oleh Allah kepada nabi selama 22 tahun 2 bulan 22 hari. Oleh karena itu Allah swt memahami pemahaman dari 'Ulama yang diridhoi Nya untuk membagi panggung, sehingga ummah dengan mudah mencapai pemahaman akan Alquran dalam kaffah. Pemilahan secara kronologis dibagi sebagai berikut: 1. Disiplin Ilmu Syariah, adalah jalan dan praktik yang harus dilalui 2. Thariqah, adalah jalan kedua menuju urutan kedua yang harus ditempuh 3. Faktanya, adalah jalan lurus ketiga menuju Haqul yang pasti 4 Ma'rifat, adalah tujuan menyembah ummat kepada Allah dengan cara. Implementasi pelaksanaan disiplin Pengetahuan tidak boleh menyimpang dari koridor pembinaannya yang dicontohkan oleh nabi di Al Hadits. Disiplin ini disebut Tauhid Mukasyafah atau Tauhid Mardhatillah atau Tauhid Uluhiyah. Dalam ajaran Mukasyafah Tauhid tidak ada doktrin atau cerita satir yang disebut cephalic, semua realisasi pencarian nyata yang dikejar oleh teladan dan perintah oleh nabi. Sang Tauhid sendiri mengandung makna Penciptaan Tuhan "Allahu Akbar", sedangkan Tuhan Tunggal yang kita sembah adalah Glisified Essence atau disebut Al Qudus. Dalam pemujaan menyembah Allah swt melalui media ritual yang disebut SHALAT. Jadi ilegal bagi Mukhasyah Mukah untuk meninggalkan ibadah sholat kepada Allah swt. Karena doa adalah salah satu media untuk menyelaraskan sikap naasud dengan sikap Ilahiyat. Ada tiga hal yang dilakukan manusia untuk masuk ke dalam sikap Ilahiyat, termasuk: 1. Pengampunan Tuhan dan penguatan Shahadah Ketika hal-hal yang disebutkan di atas tentang Tuhan yang kita sembah adalah Essence Mulia, maka dalam debat mengenai sikap Ilahiyat, manusia harus mengejar pemurnian jiwa dengan memohon pengampunan dari dosa yang telah dilakukan Tahap pengetahuan Thariqah ini disebut tahab Thakhali. Perintah Allah swt dalam kata-katanya: "Fa'lam 'anahu laa ilaaha illallaahu wastaghfir lidzanbika - Ketahuilah pasti tidak ada Tuhan selain Allah dan untuk melakukan penebusan atas dosamu." QS Muhammad 19. Nabi saw: "Wallaahi inniy laa astaghfirullaaha waanggu ilayhi fiyl yaumi aksyara min sab'iyna marratan - Demi Allah sungguh saya membaca astaghfirullah dan (untuk) bertaubat kepada-Nya lebih dari 70 kali setiap hari." HR Bukhari. Pernyataan Tuhan dalam kata-katanya: "Ini adalah sebuah ghafarul liman wa aamina wa 'amila shalihan syummah tadaa - Dan tentunya saya harus dimaafkan kepada orang-orang yang bertobat, percaya dan melakukan perbuatan baik dan menikmati bimbingannya." QS Thaha 82 Nabi sendiri sendiri memiliki proses pemurnian jiwa untuk pertama kalinya pada usia 9 tahun. Proses mengalikan ummat dengan nabi-Nya jelas berbeda. Jika nabi melihat kehendak Tuhan dan jika orang mau dan mau. Upaya manusia untuk mencapai pengampunan (Takhali) meliputi "1. Menyesal semua perbuatan dan kesalahan yang telah dilakukan 2. Meningkatkan membaca Istighfar untuk mohon maaf kepada Allah 3. Menegaskan kembali syahadah dengan membaca tahlil "Laa illaaha illallah" (untuk dijelaskan secara terpisah). 1. Sisipkan dan embed al-Qur'an di dalam Jiwa (di mana Alquran) Agar Alquran berubah menjadi Al Furqan dalam jiwa manusia, maka setelah berlatih taqwa mohon ampunan kepada Allah swt, insyaallah akan menjadi kudus. Setelah bersih dilakukan proses Tahali dalam ilmu Thariqah, atau bahkan pengisian Alquran. Dengan cara seperti yang dilakukan nabi saat menerima wahyu pertama, dia menguduskan dirinya dalam pembelaan gua Hira. Setelah mencapai kemurnian kehendak Tuhan, hal itu diwujudkan di dalam hati nabi pertama. Kita melihat firman Allah Ta'ala: "Wa nnahuu latanziilu Rabbil 'aalamiina. Nazala bihir ruuhul Amiinu. 'Alaa qalbika litak kuuna minal mundziriina. Jadilah disalahkan untuk orang Arab - Dan memang Alquran adalah wahyu yang diwahyukan oleh Tuan Rumah Jemaat. Kejatuhan dibawa oleh jiwa yang percaya (Gabriel). Turunkan hatimu agar kamu bisa memperingatkanku. Dengan menggunakan bahasa Arab yang cerah. "QS Al Syu'ara 192-195. Tujuan dan tujuan belajar Tuhan kepada orang-orang yang dicontohkan oleh tindakan Nabi saw adalah sebagai berikut: Pemurnian diri adalah tindakan positif karena wahyu Tuhan dalam bentuk Alquran itu sakral, itu positif dan tidak bisa merujuk pada Al Qur'an ke dalam hati manusia kecuali orang yang telah dimurnikan tidak hanya di tempat pertama melainkan dalam pengertian "La yamasyuhu illaa muthaharun - Tidak dapat menyentuhnya (Qur'an) kecuali orang-orang kudus. "QS Al Waqiah 79. Karena Allah swt menetapkan tempat Al Qur'an seperti pada firmanNya" (Alquran) adalah tempatnya di payudara orang-orang yang berpengetahuan luas. "QS Al Ankabut 49. Sementara Nabi berkata:" Buniya dinu 'alan nadhafat - Islam dibangun di atas kemurnian. "HR Bukhari Saat disentuh oleh jiwa yang masih kotor dengan rumus matematika, plus X minus hasilnya akan minus, meski menghafal Al Qur'an, itu tidak membawa dampak apapun dan perilakunya masih minus. Alquran setelah menghafal membuat arogansi, dilambangkan untuk pamer terhadap tindakan Riya 'dan bahkan Alquran pun diperdagangkan. Karena beratnya petualangan dalam mempelajari Alquran tidak ada karena Allah swt tidak senang dengan penyiksaan manusia dalam mempelajari wahyu ilahi dari Alquran sendiri. Dia menganggap belajar Al Qur'an sebagai sejarah belajar. Hasilnya hanya pengetahuan yang bukan tindakan berbobot sedangkan Hadis Aisyah mengatakan "Kanna khuluqul nabi Alquran - Bahwa moralitas Nabi saw adalah Alquran." HR Bukhari dari Aisyah ra. Jadi meski menghafal Al Qur'an mereka tetap memiliki arogansi yang mendominasi jiwanya. Firman Allah: "Laa tata'allamul ilma litubahun bihi 'ulama' walitumarun bihis sufaha a walitushri fau bihii wajuuhun nasi ilaikum fiman fa'ala dzaalika fahuwa fiyn nari - Janganlah kamu belajar dari ilmu untuk berbangga kepada 'Ulama dengan ilmu itu, untuk berdebat dengan orang bodoh, dan untuk mengubah wajah orang-orang kepada Anda. Siapa pun yang melakukan itu maka dia kesal. "HR Ibnu Majah dari Jabir ra bersama sanad shahih. Kita melihat kata-kata nabi "Alla ukhbirukum bialin naari? Kullu 'utulli jawaajinn fustak biriin - Maukah anda menceritakan tentang ahli neraka? Itu adalah setiap orang yang kejam, serakah dan sombong. "HR Bukhari dan Muslim. Dari tata cara belajar Al Qur'an yang tidak sesuai Sunah yang dicontohkan Rasulullah Muhammad saw inilah maka diakhir zaman para ahli kitab membuat ritual ibadah yang tidak diperintahkan nabi saw. Seperti nabi Maulit, peringatan Nuzulul Qur'an, peringatan 'Isra' Mi'raj, shalat Taubat, shalat tolak balak dll. Tujuan mereka baik untuk syi'ar Islam, namun dampaknya penyebaran dosa jual-beli ayat-ayat Allah dan merubah ayat Allah menjadi mantra sihir. Pelanggaran huruf Al Baqarah 17-175 dan 102 yang semuanya mengancam Neraka Neraka. Firman Allah: "An yuthahara qulubuhum fiy dunya khizyun walahum fil akhirati 'adzabun' adziymun - Mereka itu adalah orang-orang yang tidak diinginkan Allah mensucikan hati mereka, bagi mereka dunia ini kehinaan (disisi Allah) sedang di akhirat siksa yang besar (Jahanam) . "QS Al Maidah 41 Kita simak sabda nabi saw:" Man thalaba 'ilman mimma yabtaghiy bihi wajhallaahi yushiyba bihi' aradhan minadunya lam yajid arfaal jannati yaumal qiyamati - Barang siapa yang menuntut ilmu yang seharusnya untuk mencari keridhaan Allah Ta'ala, Tapi terbiasa mencari harta benda dunia maka dia tidak akan mencium Langit pada hari kiyamat. "Ibnu Majah HR dari Abu Hurairah ra dengan sanad sejati. Kita melihat nabi berikutnya: Teman bertanya: "Apakah ada kejahatan yang baik setelah kebaikan? Nabi berkata: "Ya, si penelpon (dakwah) yang berada di atas gerbang neraka. Siapa pun yang menerima panggilan tersebut, mereka (malaikat) akan melemparkannya ke neraka, "Sahabat bertanya:" Ya, Rasulullah menunjukkan sifat mereka kepada kita! Nabi berkata: "Mereka berasal dari orang-orang kita dan mereka berbicara bahasa kita," HR Bukhari dari Hudzaifah ra 1. Lakukan Doa sebagai ritual penyerahan diri kepada Allah swt Doa adalah puncak pemujaan terhadap hamba-hamba Allah dalam ritual, Diiringi dengan tebusan wajib Allah tidak dapat ditambahkan dan tidak dapat dikurangi agar sesuai dengan jumlah nabi yang tampil dan mencontohkannya. Dikatakan ritual karena hubungannya sangat kuat dengan spiritual. Hati memiliki peran penting dalam mengendalikan jiwa untuk mencapai fokus dalam mengingat tuhan Allah SWT. Hal ini sangat sulit dan menghambat - hampir tidak mungkin manusia melakukan dari awal ihraatra sampai salam perpisahan. Hal ini disebabkan oleh kotoran dalam bentuk "dosa", Nabi saw menjelaskan dalam perkataannya "Al Ismun haza zul khulub - Dosa sebagai kotoran hati. "HR Bukhari. Pewarnaan hati inilah yang menjadi jilbab di hablum minallah, oleh karena itu jilbab ini harus dirasakan untuk membuka mata jantung agar berfungsi dengan baik dan benar. Karena itu, ada upaya untuk menghilangkan jilbab hati dengan melakukan Takholi, Tahali dan Tajjali. Jika sholat masih bisa terbengkalai oleh iblis, maka pelaku shalat punah. Allah swt berkata: "Fawailul lil mushalin alladinahum a shalaatihim sahuun - ratapan adalah untuk orang-orang shalat, orang-orang yang lalai dalam sholat. "QS Al Ma'un 4-5 Karena Allah telah memutuskan:" Inani Anallah, laa ilaaha ila ana fa'budni aqimis shalah li dzikri - Akulah Allah, tidak ada Tuhan selain Aku yang menyembahKu, mengatur doa untuk mengingat Aku . "QS Thaha 14. Pelayan diperintahkan untuk melakukan sholat hanya untuk mengingat Allah, tidak untuk mengingat yang lain. Bila ada penyimpangan dalam memori doa sa'at, ada sebuah persekutuan dalam ingatan. Sementara Allah tidak mau berhubungan dengan apapun. Maka Allah swt mendirikan tempat yang disebut ratapan untuk membersihkan kotoran hati yang mengubah manusia menjadi peringatan Allah. Sementara Nabi Suci bersabda: "Seringkali siksaan di neraka bagaimana jika kedua kaki direndam dalam api neraka (magma) maka otaknya mendidih, itu adalah siksaan yang paling ringan tapi orang yang paling menyiksa." HR Bukhari. Padahal nanti pada hari kiyamat, amal yang pertama adalah shalat, saat diterima sholat maka seluruh amal yang telah dilakukan diperhitungkan. Dan saat shalat ditolak, maka ditolaklah semua amal temporer untuk bertanggung jawab atas kelalaian shalatnya, tepat setelah jaring maka hitung kembali amaliyah lainnya. "Seringkali penyiksaan di neraka bagaimana jika kedua kaki direndam dalam api neraka (magma) maka otaknya mendidih, itu adalah siksaan yang paling ringan namun menyangkut siksaan yang paling parah." HR Bukhari. Padahal nanti pada hari kiyamat, amal yang pertama adalah shalat, saat diterima sholat maka seluruh amal yang telah dilakukan diperhitungkan. Dan saat shalat ditolak, maka ditolaklah semua amal temporer untuk bertanggung jawab atas kelalaian shalatnya, tepat setelah jaring maka hitung kembali amaliyah lainnya. "Seringkali penyiksaan di neraka bagaimana jika kedua kaki direndam dalam api neraka (magma) maka otaknya mendidih, itu adalah siksaan yang paling ringan namun menyangkut siksaan yang paling parah." HR Bukhari. Padahal nanti pada hari kiyamat, amal yang pertama adalah shalat, saat diterima sholat maka seluruh amal yang telah dilakukan diperhitungkan. Dan saat shalat ditolak, maka ditolaklah semua amal temporer untuk bertanggung jawab atas kelalaian shalatnya, tepat setelah jaring maka hitung kembali amaliyah lainnya. Saat diterima sholat maka seluruh amal yang telah dilakukan diperhitungkan. Dan saat shalat ditolak, maka ditolaklah semua amal temporer untuk bertanggung jawab atas kelalaian shalatnya, tepat setelah jaring maka hitung kembali amaliyah lainnya. Saat diterima sholat maka seluruh amal yang telah dilakukan diperhitungkan. Dan saat shalat ditolak, maka ditolaklah semua amal temporer untuk bertanggung jawab atas kelalaian shalatnya, tepat setelah jaring maka hitung kembali amaliyah lainnya.

Rabu, 15 November 2017

Mengenal Dasar-Dasar Ilmu Islam

PENDIDIKAN DASAR AGAMA ISLAM.

Berikut adalah pengertian dari beberapa cabang ilmu dalam mempelajari agama Islam.

Ilmu Fiqih

Ilmu fiqih adalah ilmu untuk mengetahui hukum Allah yang berhubungan dengan segala amaliah mukallaf baik yang wajib, sunah, mubah, makruh atau haram yang digali dari dalil-dalil yang jelas (tafshili).

Produk ilmu fiqih adalah “fiqih”. Sedangkan kaidah-kaidah istinbath (mengeluarkan) hukum dari sumbernya dipelajari dalam ilmu “Ushul Fiqih”.

Ilmu Aqidah

Ilmu Aqidah adalah ilmu yang mengajarkan manusia mengenai kepercayaan yang pasti dan wajib dimiliki oleh setiap manusia.

Ilmu Akhlak

Ilmu Akhlak adalah ilmu yangmengajarkan manusia untuk dapat berperangai,berbudi pekerti,tingkah laku dan tabiat.

Ilmu Ibadah

Ilmu ibadah adalah sambungan dari pada ilmu ahlak dimana semuanya membahas tentang tingkah laku serta cara-cara kita untuk beribadah kepada Tuhan (pencipta kita) sesuai dengan Aqidah yang kita yakini.

Ilmu Tajwid

Ilmu Tajwid adalah ilmu yang membahas tentang tata cara dan bagaimana cara kita membaca Al’Quran (Ejaan-ejaan dll)dengan baik dan benar sesuai dengan tuntunan Sunnah Rasulullah Saw.

Ilmu Tauhid

 ilmu Tauhid yakni ilmu yang mempelajari dan membahas masalah-masalah yang berhubungan dengan keimanan terutama yang menyangkut masalah ke-Maha Esa-an Allah.

Hukum mempelajari ilmu tauhid adalah fardhu ‘ain bagi setiap muslim dan muslimah sampai ia betul-betul memiliki keyakinan dan kepuasan hati serta akal bahwa ia berada di atas agama yang benar. Sedangkan mempelajari lebih dari itu hukumnya fardhu kifayah, artinya jika telah ada yang mengetahui, yang lain tidak berdosa. Allah swt berfirman:

Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (Yang Haq) melainkan Allah. (47:19).

Macam-Macam Tauhid

Tauhid, adalah konsep dalam aqidah Islam yang menyatakan keesaan Allah.

Tauhid dibagi menjadi 3 macam yakni tauhid rububiyah, uluhiyah dan Asma wa Sifat. Mengamalkan tauhid dan menjauhi syirik merupakan konsekuensi dari kalimat sahadat yang telah diikrarkan oleh seorang muslim.

Rububiyah

Beriman bahwa hanya Allah satu-satunya Rabb yang memiliki, merencanakan, menciptakan, mengatur, memelihara, memberi rezeki, memberikan manfaat, menolak mudharat serta menjaga seluruh Alam Semesta. Sebagaimana terdapat dalam Al Quran surat Az Zumar ayat 62 :”Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu”. Hal yang seperti ini diakui oleh seluruh manusia, tidak ada seorang pun yang mengingkarinya. Orang-orang yang mengingkari hal ini, seperti kaum atheis, pada kenyataannya mereka menampakkan keingkarannya hanya karena kesombongan mereka. Padahal, jauh di dalam lubuk hati mereka, mereka mengakui bahwa tidaklah alam semesta ini terjadi kecuali ada yang membuat dan mengaturnya. Mereka hanyalah membohongi kata hati mereka sendiri. Hal ini sebagaimana firman Alloh “Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatu pun ataukah mereka yang menciptakan? Ataukah mereka telah menciptakan langit dan bumi itu? sebenarnya mereka tidak meyakini (apa yang mereka katakan).“(Ath-Thur: 35-36)

Namun pengakuan seseorang terhadap Tauhid Rububiyah ini tidaklah menjadikan seseorang beragama Islam karena sesungguhnya orang-orang musyrikin Quraisy yang diperangi Rosululloh mengakui dan meyakini jenis tauhid ini. Sebagaimana firman Alloh, “Katakanlah: ‘Siapakah Yang memiliki langit yang tujuh dan Yang memiliki ‘Arsy yang besar?’ Mereka akan menjawab: ‘Kepunyaan Alloh.’ Katakanlah: ‘Maka apakah kamu tidak bertakwa?’ Katakanlah: ‘Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan atas segala sesuatu sedang Dia melindungi, tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dari -Nya, jika kamu mengetahui?’ Mereka akan menjawab: ‘Kepunyaan Alloh.’ Katakanlah: ‘Maka dari jalan manakah kamu ditipu?’” (Al-Mu’minun: 86-89).

Uluhiyah/Ibadah

Beriman bahwa hanya Allah semata yang berhak disembah, tidak ada sekutu bangiNya. “Allah menyatakan bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang orang yang berilmu (juga menyatakan demikian). Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia yang Mahaperkasa lagi Maha Bijaksana” (Al Imran : 18). Beriman terhadap uluhiyah Allah merupakan konsekuensi dari keimanan terhadap rububiyahNya. Mengesakan Alloh dalam segala macam ibadah yang kita lakukan. Seperti shalat, doa, nadzar, menyembelih, tawakkal, taubat, harap, cinta, takut dan berbagai macam ibadah lainnya. Dimana kita harus memaksudkan tujuan dari kesemua ibadah itu hanya kepada Alloh semata. Tauhid inilah yang merupakan inti dakwah para rosul dan merupakan tauhid yang diingkari oleh kaum musyrikin Quraisy. Hal ini sebagaimana yang difirmankan Alloh mengenai perkataan mereka itu “Mengapa ia menjadikan sesembahan-sesembahan itu Sesembahan Yang Satu saja? Sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan.” (Shaad: 5). Dalam ayat ini kaum musyrikin Quraisy mengingkari jika tujuan dari berbagai macam ibadah hanya ditujukan untuk Alloh semata. Oleh karena pengingkaran inilah maka mereka dikafirkan oleh Alloh dan Rosul-Nya walaupun mereka mengakui bahwa Alloh adalah satu-satunya Pencipta alam semesta.

Asma wa Sifat

Beriman bahwa Allah memiliki nama dan sifat baik (asma’ul husna) yang sesuai dengan keagunganNya. Umat Islam mengenal 99 asma’ul husna yang merupakan nama sekaligus sifat Allah.

Tidak ada Tauhid Mulkiyah

Tauhid itu ada tiga macam, seperti yang tersebut di atas dan tidak ada istilah Tauhid Mulkiyah ataupun Tauhid Hakimiyah karena istilah ini adalah istilah yang baru. Apabila yang dimaksud dengan Hakimiyah itu adalah kekuasaan Allah Azza wa Jalla, maka hal ini sudah masuk ke dalam kandungan Tauhid Rububiyah. Apabila yang dikehendaki dengan hal ini adalah pelaksanaan hukum Allah di muka bumi, maka hal ini sudah masuk ke dalam Tauhid Uluhiyah, karena hukum itu milik Allah Subhanahu wa Ta’ala dan tidak boleh kita beribadah melainkan hanya kepada Allah semata. Lihatlah firman Allah pada surat Yusuf ayat 40. [Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas]

Al-Quran adalah Kitab Tauhid Terbesar

Sesungguhnya pembahasan utama Al-Quran adalah tauhid. Kita tidak akan menemukan satu halaman pun yang tidak mengandung ajakan untuk beriman kepada Allah, rasul-Nya, atau hari akhir, malaikat, kitab-kitab yang diturunkan Allah, atau taqdir yang diberlakukan bagi alam semesta ini. Bahkan dapat dikatakan bahwa hampir seluruh ayat Al-Quran yang diturunkan sebelum hijrah (ayat-ayat Makkiyyah) berisi tauhid dan yang terkait dengan tauhid.

Karena itu tak heran masalah tauhid menjadi perhatian kaum muslimin sejak dulu, sebagaimana masalah ini menjadi perhatian Al-Quran. Bahkan, tema tauhid adalah tema utama dakwah mereka. Umat Islam sejak dahulu berdakwah mengajak orang kepada agama Allah dengan hikmah dan pelajaran yang baik. Mereka mendakwahkan bukti-bukti kebenaran akidah Islam agar manusia mau beriman kepada akidah yang lurus ini.

Bagi seorang muslim, akidah adalah segala-galanya. Tatkala umat Islam mengabaikan akidah mereka yang benar -yang harus mereka pelajari melalui ilmu tauhid yang didasari oleh bukti-bukti dan dalil yang kuat– mulailah kelemahan masuk ke dalam keyakinan sebagian besar kaum muslimin. Kelemahan akidah akan berakibat pada amal dan produktivitas mereka. Dengan semakin luasnya kerusakan itu, maka orang-orang yang memusuhi Islam akan mudah mengalahkan mereka. Menjajah negeri mereka dan menghinakan mereka di negeri mereka sendiri.

Sejarah membuktikan bahwa umat Islam generasi awal sangat memperhatikan tauhid sehingga mereka mulia dan memimpin dunia. Sejarah juga mengajarkan kepada kita, ketika umat Islam mengabaikannnya akidah, mereka menjadi lemah. Kelemahan perilaku dan amal umat Islam telah memberi kesempatan orang-orang kafir untuk menjajah negeri dan tanah air umat Islam.

Bidang Pembahasan Ilmu Tauhid

Ilmu tauhid membahas enam hal, yaitu:

1. Iman kepada Allah, tauhid kepada-Nya, dan ikhlash beribadah hanya untuk-Nya tanpa sekutu apapun bentuknya.

2. Iman kepada rasul-rasul Allah para pembawa petunjuk ilahi, mengetahui sifat-sifat yang wajib dan pasti ada pada mereka seperti jujur dan amanah, mengetahui sifat-sifat yang mustahil ada pada mereka seperti dusta dan khianat, mengetahui mu’jizat dan bukti-bukti kerasulan mereka, khususnya mu’jizat dan bukti-bukti kerasulan Nabi Muhammad saw.

3. Iman kepada kitab-kitab yang diturunkan Allah kepada para nabi dan rasul sebagai petunjuk bagi hamba-hamba-Nya sepanjang sejarah manusia yang panjang.

4. Iman kepada malaikat, tugas-tugas yang mereka laksanakan, dan hubungan mereka dengan manusia di dunia dan akhirat.

5. Iman kepada hari akhir, apa saja yang dipersiapkan Allah sebagai balasan bagi orang-orang mukmin (surga) maupun orang-orang kafir (neraka).

6. Iman kepada takdir Allah yang Maha Bijaksana yang mengatur dengan takdir-Nya semua yang ada di alam semesta ini.

Allah swt berfirman:

 “Rasul telah beriman kepada Al-Qur’an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya.” (Al-Baqarah: 285)

Rasulullah saw. ditanya tentang iman, beliau menjawab,

 “Iman adalah engkau membenarkan dan meyakini Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan taqdir baik maupun buruk.” (HR. Muslim).

Mengenal Dasar-Dasar Ilmu Islam

PENDIDIKAN DASAR AGAMA ISLAM.

Berikut adalah pengertian dari beberapa cabang ilmu dalam mempelajari agama Islam.

Ilmu Fiqih

Ilmu fiqih adalah ilmu untuk mengetahui hukum Allah yang berhubungan dengan segala amaliah mukallaf baik yang wajib, sunah, mubah, makruh atau haram yang digali dari dalil-dalil yang jelas (tafshili).

Produk ilmu fiqih adalah “fiqih”. Sedangkan kaidah-kaidah istinbath (mengeluarkan) hukum dari sumbernya dipelajari dalam ilmu “Ushul Fiqih”.

Ilmu Aqidah

Ilmu Aqidah adalah ilmu yang mengajarkan manusia mengenai kepercayaan yang pasti dan wajib dimiliki oleh setiap manusia.

Ilmu Akhlak

Ilmu Akhlak adalah ilmu yangmengajarkan manusia untuk dapat berperangai,berbudi pekerti,tingkah laku dan tabiat.

Ilmu Ibadah

Ilmu ibadah adalah sambungan dari pada ilmu ahlak dimana semuanya membahas tentang tingkah laku serta cara-cara kita untuk beribadah kepada Tuhan (pencipta kita) sesuai dengan Aqidah yang kita yakini.

Ilmu Tajwid

Ilmu Tajwid adalah ilmu yang membahas tentang tata cara dan bagaimana cara kita membaca Al’Quran (Ejaan-ejaan dll)dengan baik dan benar sesuai dengan tuntunan Sunnah Rasulullah Saw.

Ilmu Tauhid

 ilmu Tauhid yakni ilmu yang mempelajari dan membahas masalah-masalah yang berhubungan dengan keimanan terutama yang menyangkut masalah ke-Maha Esa-an Allah.

Hukum mempelajari ilmu tauhid adalah fardhu ‘ain bagi setiap muslim dan muslimah sampai ia betul-betul memiliki keyakinan dan kepuasan hati serta akal bahwa ia berada di atas agama yang benar. Sedangkan mempelajari lebih dari itu hukumnya fardhu kifayah, artinya jika telah ada yang mengetahui, yang lain tidak berdosa. Allah swt berfirman:

Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (Yang Haq) melainkan Allah. (47:19).

Macam-Macam Tauhid

Tauhid, adalah konsep dalam aqidah Islam yang menyatakan keesaan Allah.

Tauhid dibagi menjadi 3 macam yakni tauhid rububiyah, uluhiyah dan Asma wa Sifat. Mengamalkan tauhid dan menjauhi syirik merupakan konsekuensi dari kalimat sahadat yang telah diikrarkan oleh seorang muslim.

Rububiyah

Beriman bahwa hanya Allah satu-satunya Rabb yang memiliki, merencanakan, menciptakan, mengatur, memelihara, memberi rezeki, memberikan manfaat, menolak mudharat serta menjaga seluruh Alam Semesta. Sebagaimana terdapat dalam Al Quran surat Az Zumar ayat 62 :”Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu”. Hal yang seperti ini diakui oleh seluruh manusia, tidak ada seorang pun yang mengingkarinya. Orang-orang yang mengingkari hal ini, seperti kaum atheis, pada kenyataannya mereka menampakkan keingkarannya hanya karena kesombongan mereka. Padahal, jauh di dalam lubuk hati mereka, mereka mengakui bahwa tidaklah alam semesta ini terjadi kecuali ada yang membuat dan mengaturnya. Mereka hanyalah membohongi kata hati mereka sendiri. Hal ini sebagaimana firman Alloh “Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatu pun ataukah mereka yang menciptakan? Ataukah mereka telah menciptakan langit dan bumi itu? sebenarnya mereka tidak meyakini (apa yang mereka katakan).“(Ath-Thur: 35-36)

Namun pengakuan seseorang terhadap Tauhid Rububiyah ini tidaklah menjadikan seseorang beragama Islam karena sesungguhnya orang-orang musyrikin Quraisy yang diperangi Rosululloh mengakui dan meyakini jenis tauhid ini. Sebagaimana firman Alloh, “Katakanlah: ‘Siapakah Yang memiliki langit yang tujuh dan Yang memiliki ‘Arsy yang besar?’ Mereka akan menjawab: ‘Kepunyaan Alloh.’ Katakanlah: ‘Maka apakah kamu tidak bertakwa?’ Katakanlah: ‘Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan atas segala sesuatu sedang Dia melindungi, tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dari -Nya, jika kamu mengetahui?’ Mereka akan menjawab: ‘Kepunyaan Alloh.’ Katakanlah: ‘Maka dari jalan manakah kamu ditipu?’” (Al-Mu’minun: 86-89).

Uluhiyah/Ibadah

Beriman bahwa hanya Allah semata yang berhak disembah, tidak ada sekutu bangiNya. “Allah menyatakan bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang orang yang berilmu (juga menyatakan demikian). Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia yang Mahaperkasa lagi Maha Bijaksana” (Al Imran : 18). Beriman terhadap uluhiyah Allah merupakan konsekuensi dari keimanan terhadap rububiyahNya. Mengesakan Alloh dalam segala macam ibadah yang kita lakukan. Seperti shalat, doa, nadzar, menyembelih, tawakkal, taubat, harap, cinta, takut dan berbagai macam ibadah lainnya. Dimana kita harus memaksudkan tujuan dari kesemua ibadah itu hanya kepada Alloh semata. Tauhid inilah yang merupakan inti dakwah para rosul dan merupakan tauhid yang diingkari oleh kaum musyrikin Quraisy. Hal ini sebagaimana yang difirmankan Alloh mengenai perkataan mereka itu “Mengapa ia menjadikan sesembahan-sesembahan itu Sesembahan Yang Satu saja? Sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan.” (Shaad: 5). Dalam ayat ini kaum musyrikin Quraisy mengingkari jika tujuan dari berbagai macam ibadah hanya ditujukan untuk Alloh semata. Oleh karena pengingkaran inilah maka mereka dikafirkan oleh Alloh dan Rosul-Nya walaupun mereka mengakui bahwa Alloh adalah satu-satunya Pencipta alam semesta.

Asma wa Sifat

Beriman bahwa Allah memiliki nama dan sifat baik (asma’ul husna) yang sesuai dengan keagunganNya. Umat Islam mengenal 99 asma’ul husna yang merupakan nama sekaligus sifat Allah.

Tidak ada Tauhid Mulkiyah

Tauhid itu ada tiga macam, seperti yang tersebut di atas dan tidak ada istilah Tauhid Mulkiyah ataupun Tauhid Hakimiyah karena istilah ini adalah istilah yang baru. Apabila yang dimaksud dengan Hakimiyah itu adalah kekuasaan Allah Azza wa Jalla, maka hal ini sudah masuk ke dalam kandungan Tauhid Rububiyah. Apabila yang dikehendaki dengan hal ini adalah pelaksanaan hukum Allah di muka bumi, maka hal ini sudah masuk ke dalam Tauhid Uluhiyah, karena hukum itu milik Allah Subhanahu wa Ta’ala dan tidak boleh kita beribadah melainkan hanya kepada Allah semata. Lihatlah firman Allah pada surat Yusuf ayat 40. [Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas]

Al-Quran adalah Kitab Tauhid Terbesar

Sesungguhnya pembahasan utama Al-Quran adalah tauhid. Kita tidak akan menemukan satu halaman pun yang tidak mengandung ajakan untuk beriman kepada Allah, rasul-Nya, atau hari akhir, malaikat, kitab-kitab yang diturunkan Allah, atau taqdir yang diberlakukan bagi alam semesta ini. Bahkan dapat dikatakan bahwa hampir seluruh ayat Al-Quran yang diturunkan sebelum hijrah (ayat-ayat Makkiyyah) berisi tauhid dan yang terkait dengan tauhid.

Karena itu tak heran masalah tauhid menjadi perhatian kaum muslimin sejak dulu, sebagaimana masalah ini menjadi perhatian Al-Quran. Bahkan, tema tauhid adalah tema utama dakwah mereka. Umat Islam sejak dahulu berdakwah mengajak orang kepada agama Allah dengan hikmah dan pelajaran yang baik. Mereka mendakwahkan bukti-bukti kebenaran akidah Islam agar manusia mau beriman kepada akidah yang lurus ini.

Bagi seorang muslim, akidah adalah segala-galanya. Tatkala umat Islam mengabaikan akidah mereka yang benar -yang harus mereka pelajari melalui ilmu tauhid yang didasari oleh bukti-bukti dan dalil yang kuat– mulailah kelemahan masuk ke dalam keyakinan sebagian besar kaum muslimin. Kelemahan akidah akan berakibat pada amal dan produktivitas mereka. Dengan semakin luasnya kerusakan itu, maka orang-orang yang memusuhi Islam akan mudah mengalahkan mereka. Menjajah negeri mereka dan menghinakan mereka di negeri mereka sendiri.

Sejarah membuktikan bahwa umat Islam generasi awal sangat memperhatikan tauhid sehingga mereka mulia dan memimpin dunia. Sejarah juga mengajarkan kepada kita, ketika umat Islam mengabaikannnya akidah, mereka menjadi lemah. Kelemahan perilaku dan amal umat Islam telah memberi kesempatan orang-orang kafir untuk menjajah negeri dan tanah air umat Islam.

Bidang Pembahasan Ilmu Tauhid

Ilmu tauhid membahas enam hal, yaitu:

1. Iman kepada Allah, tauhid kepada-Nya, dan ikhlash beribadah hanya untuk-Nya tanpa sekutu apapun bentuknya.

2. Iman kepada rasul-rasul Allah para pembawa petunjuk ilahi, mengetahui sifat-sifat yang wajib dan pasti ada pada mereka seperti jujur dan amanah, mengetahui sifat-sifat yang mustahil ada pada mereka seperti dusta dan khianat, mengetahui mu’jizat dan bukti-bukti kerasulan mereka, khususnya mu’jizat dan bukti-bukti kerasulan Nabi Muhammad saw.

3. Iman kepada kitab-kitab yang diturunkan Allah kepada para nabi dan rasul sebagai petunjuk bagi hamba-hamba-Nya sepanjang sejarah manusia yang panjang.

4. Iman kepada malaikat, tugas-tugas yang mereka laksanakan, dan hubungan mereka dengan manusia di dunia dan akhirat.

5. Iman kepada hari akhir, apa saja yang dipersiapkan Allah sebagai balasan bagi orang-orang mukmin (surga) maupun orang-orang kafir (neraka).

6. Iman kepada takdir Allah yang Maha Bijaksana yang mengatur dengan takdir-Nya semua yang ada di alam semesta ini.

Allah swt berfirman:

 “Rasul telah beriman kepada Al-Qur’an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya.” (Al-Baqarah: 285)

Rasulullah saw. ditanya tentang iman, beliau menjawab,

 “Iman adalah engkau membenarkan dan meyakini Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan taqdir baik maupun buruk.” (HR. Muslim).

Minggu, 22 Oktober 2017

Macam-macam tauhid

Macam-Macam Tauhid dan Penjelasannya

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembahasan Tauhid merupakan hal yang paling penting dalam islam, karena tauhid dalam hal ini mengambil posisi penting menjadi inti pondasi dari sebuah ‘Aqidah Islam. Seiring berkembangnya masyarakat, tauhid dalam posisinya yang sangat penting ini cenderung sedikit demi sedikit dilupakan oleh umat islam sendiri. Tentunya beragam faktor yang telah mengancam lunturnya tauhid ini. Urusan-urusan duniawi mungkin adalah faktor yang sangat dominan dalam hal ini. Tak heran, kerap kita temukan banyaknya penyimpangan-penyimpangan yang terjadi di tengah-tengah kehidupan kita.
Padahal, seperti yang kita ketahui bersama bahwa islam sebagai rahmatan lil ‘alamin telah mengatur kehidupan ini tidak hanya ukhrawi saja, namun kehidupan duniawi pun juga diatur. Permasalahannya adalah, kita sebagai seorang muslim secara tidak sadar telah melupakan sendi-sendi pokok ajaran islam. Tauhid sebagai salah satu unsurnya yang menjadi pilar pokok dalam kehidupan justru semakin luntur akan perkembangan zaman.
Melalui makalah ini, penyusun berusaha mengingatkan kembali bagaimana esensi sebenarnya tauhid, sehingga diharapkan pembaca menjadi paham akan pentingnya tauhid ini. Tidak hanya sekedar paham akan maknanya saja, tetapi bagaimana kemudian kita sebagai seorang muslim mampu mengaplikasikannya kedalam kehidupan sehari-hari.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana dalil-dalil mengenai tauhid ?
2. Apa saja macam-macam tauhid ?
3. Bagaimana penjelasan macam-macam tauhid tersebut ?

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tauhid dan Macam-Macamnya
Kata “Tauhid” berasal dari akar kata bahasa Arab (وحّد – يوحّد – توحيدا) yang berarti “menjadikan sesuatu satu atau esa”. توحيد الله berati menjadikan, mengakui dan meyakini bahwa Allah Esa. Tauhid adalah pembahasan mengenai pengokohan keyakinan-keyakinan agama Islam dengan dalil-dalil naqli maupun aqli yang pasti kebenarannya sehingga dapat menghilangkan semua keraguan atau ilmu yang disebut tentang mengesakan Allah. Tauhid mempunyai beberapa macam, ada tauhid uluhiyah, tauhid ubudiyah, dan tauhid rububiyah.
Macam-Macam Tauhid menurut pembagiannya:
1. Tauhid Rububiyah
Rububiyah berasal dari kata Rabb, dari sisi bahasa berarti tuan dan pemilik. Dikatakan Rabb ad-Dar berarti tuan rumah Secara etimologi yaitu menumbuhkan, mengembangkan, sedangkan secara terminology berarti keyakinan bahwa Allah swt. Adalah Tuhan Pencipta semua makhluk dan alam semesta.

حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ مُوسَى أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْمُبَارَكِ أَخْبَرَنَا لَيْثُ بْنُ سَعْدٍ وَابْنُ لَهِيعَةَ عَنْ قَيْسِ بْنِ الْحَجَّاجِ قَالَ ح و حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَخْبَرَنَا أَبُو الْوَلِيدِ حَدَّثَنَا لَيْثُ بْنُ سَعْدٍ حَدَّثَنِي قَيْسُ بْنُ الْحَجَّاجِ الْمَعْنَى وَاحِدٌ عَنْ حَنَشٍ الصَّنْعَانِيِّ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ كُنْتُ خَلْفَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمًا فَقَالَ يَا غُلَامُ إِنِّي أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ احْفَظْ اللَّهَ يَحْفَظْكَ احْفَظْ اللَّهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلْ اللَّهَ وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَاعْلَمْ أَنَّ الْأُمَّةَ لَوْ اجْتَمَعَتْ عَلَى أَنْ يَنْفَعُوكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَنْفَعُوكَ إِلَّا بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللَّهُ لَكَ وَلَوْ اجْتَمَعُوا عَلَى أَنْ يَضُرُّوكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَضُرُّوكَ إِلَّا بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللَّهُ عَلَيْكَ رُفِعَتْ الْأَقْلَامُ وَجَفَّتْ الصُّحُفُ
Artinya:
“Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Muhammad bin Musa telah mengkhabarkan kepada kami Abdullah bin Al Mubarak telah mengkhabarkan kepada kami Laits bin Sa’ad dan Ibnu Lahi’ah dari Qais bin Al Hajjaj berkata, dan telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Abdurrahman telah mengkhabarkan kepada kami Abu Al Walid telah menceritakan kepada kami Laits bin Sa’ad telah menceritakan kepadaku Qais bin Al Hajjaj -artinya sama- dari Hanasy Ash Shan’ani dari Ibnu Abbas berkata: Aku pernah berada di belakang Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam pada suatu hari, beliau bersabda: “Hai ‘nak, sesungguhnya aku akan mengajarimu beberapa kalimat; jagalah Allah niscaya Ia menjagamu, jagalah Allah niscaya kau menemui-Nya dihadapanmu, bila kau meminta, mintalah pada Allah dan bila kau meminta pertolongan, mintalah kepada Allah, ketahuilah sesungguhnya seandainya ummat bersatu untuk memberimu manfaat, mereka tidak akan memberi manfaat apa pun selain yang telah ditakdirkan Allah untukmu dan seandainya bila mereka bersatu untuk membahayakanmu, mereka tidak akan membahayakanmu sama sekali kecuali yang telah ditakdirkan Allah padamu, pena-pena telah diangkat dan lembaran-lembaran telah kering. (maksudnya takdir telah ditetapkan).”

Tahqiq dan Takhrij hadis 
Nama Perawi Wafat Kalangan(Masa) Komentar Ulama
Abdullah bin ‘Abbas bin ‘Abdul Muthallib bin Hasyim – Sahabat Sahabat
Hanasy bin ‘Abdullah 100 H Tabi’in Pertengahan Tsiqah
Qais bin Al Hajaj bin Khaliy 129 H Tabi’in akhir Shaduq
Laits bin Sa’ad bin ‘Abdur Rahman 175 H Tabi’ut Tabi’in Tsiqah
Abdullah bin Al Mubarak bin Wadlih 181 H Tabi’ut Tabi’in Tsiqah
Ahmad bin Muhammad bin Musa 238 H Tabi’ul Atba’ Tsiqah Hafidz

Hadist mengenai tauhid Rububiyah ini, mempunyai sanad dari rawi-rawi yang tsiqoh. Sehingga hadist ini mempunyai kualitas shahih untuk keseluruhan rawinya dan Hadisnya.

2. Tauhid Uluhiyah
Tauhid Uluhiyah artinya mengesakan Allah sebagai satu-satunya Tuhan yang wajib disembah dan tidak ada tuhan lain selain Dia. Pengakuan dan keyakinan bahwa Allah swt adalah satu-satunya Dzat yang berhak disembah yang direalisasikan dalam bentuk ibadah.

حَدَّثَنِي زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ أَخْبَرَنَا رَوْحُ بْنُ الْقَاسِمِ عَنْ الْعَلَاءِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ يَعْقُوبَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى أَنَا أَغْنَى الشُّرَكَاءِ عَنْ الشِّرْكِ مَنْ عَمِلَ عَمَلًا أَشْرَكَ فِيهِ مَعِي غَيْرِي تَرَكْتُهُ وَشِرْكَهُ
Artinya:
“Telah menceritakan kepadaku Zuhair bin Harb telah menceritakan kepada kami Isma’il bin Ibrahim telah menceritakan kepada kami Rauh bin Al Qasim dari Al Ala` bin Abdurrahman bin Ya’qub dari ayahnya dari Abu Hurairah berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda: “Allah Tabaraka wa Ta’ala berfirman: ‘Aku adalah sekutu yang paling tidak memerlukan sekutu, barangsiapa melakukan suatu amalan dengan menyekutukanKu dengan selainKu, Aku meninggalkannya dan sekutunya.”
Tahqiq dan Takhrij hadis
Nama Perawi Wafat Kalangan(Masa) Komentar Ulama
Abdur Rahman bin Shakhr 57 H Sahabat Sahabat
Abdur Rahman bin Ya’qub – Tabi’in Pertengahan Tsiqah
Al ‘Alaa’ bin ‘Abdur Rahman bin Ya’qub 132 H Tabi’in Tsiqah
Rauh bin Al Qasim 141 H Tabi’in Akhir Tsiqah Hafidz
Isma’il bin Ibrahim bin Muqsim 193 H Tabi’ut Tabi’in Tsiqah
Zuhair bin Harb bin Syaddad 234 H Tabi’ul Atba’ Tsiqah Tsabat

Hadist mengenai tauhid Uluhiyah ini, mempunyai sanad dari rawi-rawi yang tsiqoh. Sehingga hadist ini mempunyai kualitas shahih untuk keseluruhan rawinya dan Hadisnya.
3. Tauhid Ubudiyah
Suatu keyakinan bahwa Allah swt, merupakan Yuhan yang patut disembah, ditaati, dipuja dan diagungkan. menghambakan diri dengan keikhlasan tanpa disertai penyimpangan dan penyesatan. Sehingga beliau juga menyebutkan mengenai perincian dari hakikat tauhid bahwa, “ tidaklah disebut bertauhid hingga mengakui bahwa tiada tuhan selain allah. Dan juga mengakui bahwa dialah ilah yang sesungguhnya bagi hamba. Lalu menyerukan peribadatan hanya kepada allah tanpa disertai penyelewengan.

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مُقَاتِلٍ أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ أَخْبَرَنَا زَكَرِيَّاءُ بْنُ إِسْحَاقَ عَنْ يَحْيَى بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ صَيْفِيٍّ عَنْ أَبِي مَعْبَدٍ مَوْلَى ابْنِ عَبَّاسٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِمُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ حِينَ بَعَثَهُ إِلَى الْيَمَنِ إِنَّكَ سَتَأْتِي قَوْمًا أَهْلَ كِتَابٍ فَإِذَا جِئْتَهُمْ فَادْعُهُمْ إِلَى أَنْ يَشْهَدُوا أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ فَإِنْ هُمْ أَطَاعُوا لَكَ بِذَلِكَ فَأَخْبِرْهُمْ أَنَّ اللَّهَ قَدْ فَرَضَ عَلَيْهِمْ خَمْسَ صَلَوَاتٍ فِي كُلِّ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ فَإِنْ هُمْ أَطَاعُوا لَكَ بِذَلِكَ فَأَخْبِرْهُمْ أَنَّ اللَّهَ قَدْ فَرَضَ عَلَيْهِمْ صَدَقَةً تُؤْخَذُ مِنْ أَغْنِيَائِهِمْ فَتُرَدُّ عَلَى فُقَرَائِهِمْ فَإِنْ هُمْ أَطَاعُوا لَكَ بِذَلِكَ فَإِيَّاكَ وَكَرَائِمَ أَمْوَالِهِمْ وَاتَّقِ دَعْوَةَ الْمَظْلُومِ فَإِنَّهُ لَيْسَ بَيْنَهُ وَبَيْنَ اللَّهِ حِجَابٌ
Artinya:
“Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Muqatil telah mengabarkan kepada kami ‘Abdullah telah mengabarkan kepada kami Zakariya’ bin Ishaq dari Yahya bin ‘Abdullah bin Shayfiy dari Abu Ma’bad sahayanya Ibnu ‘Abbas radliallahu ‘anhuma berkata; Rasulullah Shallallahu’alaihiwasallam berkata, kepada Mu’adz bin Jabal Radhiyalahu’anhu ketika Beliau mengutusnya ke negeri Yaman: “Sesungguhnya kamu akan mendatangi kaum Ahlul Kitab, jika kamu sudah mendatangi mereka maka ajaklah mereka untuk bersaksi tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Jika mereka telah mentaati kamu tentang hal itu, maka beritahukanlah mereka bahwa Allah mewajibkan bagi mereka shalat lima waktu pada setiap hari dan malamnya. Jika mereka telah mena’ati kamu tentang hal itu maka beritahukanlah mereka bahwa Allah mewajibkan bagi mereka zakat yang diambil dari kalangan orang mampu dari mereka dan dibagikan kepada kalangan yang faqir dari mereka. Jika mereka mena’ati kamu dalam hal itu maka janganlah kamu mengambil harta-harta terhormat mereka dan takutlah terhadap do’anya orang yang terzholimi karena antara dia dan Allah tidak ada hijab (pembatas yang menghalangi) nya”.
Tahqiq dan Takhrij hadis
Nama Perawi Wafat Kalangan(Masa) Komentar Ulama
Abdullah bin ‘Abbas bin ‘Abdul Muthallib bin Hasyim 68 H Sahabat Sahabat
“Nafidz, maula Inbu ‘Abbas” 104 H Tabi’in Pertengahan Tsiqah
Yahya bin ‘Abdullah bin Muhammad bin Shaifiy – Tabi’in Akhir Tsiqah
Zakariya bin Ishaq – Tabi’in Akhir Tsiqah
Abdullah bin Al Mubarak bin Wadlih 181 H Tabi’ut Tabi’in Tsiqah Tsabat
Muhammad bin Muqatil 226 H Tabi’ut Tabi’in Tsiqah

Hadist mengenai tauhid Ubudiyah ini, mempunyai sanad dari rawi-rawi yang tsiqoh. Sehingga hadist ini mempunyai kualitas shahih untuk keseluruhan rawinya dan Hadisnya.
Tauhid ubudiyyah adalah perbuatan yang mengesakan Allah bardasarkan niat taqarrub dalam melakukan berbagai macam ibadah yang disyari’atkan. Seperti berdo’a, sholat, thawaf memohon pertolongan pada Allah, menyembelih hewan kurban, bernadzar dll. Dalam kata lain tauhid ubudiyyah adalah ilmu ikatan kepercayaan karena dalam pengetahuan ini ada pasal-pasal yang harus diikat dan ditanamkan dalam hati yang harus menjadi kepercayaan yang teguh yang menjadi dasar-dasar pokok agama.

B. Ayat-ayat al-Qur’an yang berkorelasi
                           
Artinya:”Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: “Bahwasanya Allah salah seorang dari yang tiga”, padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan yang Esa. jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir diantara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih.”
   •  •                         
Artinya:” Dia memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. yang (berbuat) demikian Itulah Allah Tuhanmu, kepunyaan-Nyalah kerajaan. dan orang-orang yang kamu seru (sembah) selain Allah tiada mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit ari.
                 
Artinya:” Barangsiapa membawa amal yang baik, Maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat Maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan).
C. Pendapat para ahli: mutakallimun, fuqaha’, muhadditsun, mufassirun, Islamis/islamolog
Menurut Yazid bin Abdul Qadir Jawas, tauhid uluhiyah adalah mengesakan Allah Subhanahu wa Ta’ala melalui segala pekerjaan hamba, yang dengan cara itu mereka bisa mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala apabila hal itu disyari’atkan oleh-Nya, seperti berdo’a, khauf (takut), raja’ (harap), mahabbah (cinta), dzabh (penyembelihan), bernadzar, isti’anah (minta pertolongan), isthighotsah (minta pertolongan di saat sulit), isti’adzah (meminta perlindungan) dan segala apa yang disyari’atkan dan diperintahkan Allah Azza wa Jalla dengan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Semua ibadah ini dan lainnya harus dilakukan hanya kepada Allah semata dan ikhlas karena-Nya.
Syekh Ibnu Taimiyah menjelaskan dalam kitabnya bahwa, kebutuhan seorang hamba untuk menyembah Allah SWT tanpa menyekutukannya dengan sesuatu apapun tidak memiliki bandingan yang dapat dikiaskan, tetapi dari sebagian segi mirip dengan kebutuhan jasad kepada makanan dan minuman. Akan tetapi, diantara keduanya ini terdapat perbedaan mendasar. Karena, hakikat seorang hamba adalah hati dan rohnya, ia tidak bisa baik, kecuali dengan Allah SWT yang tiada tuhan selainnya. Ia tidak bisa tenang di dunia, kecuali dengan mengingat nya. Seandainya hamba memperoleh kenikmatan dan kesenangan tanpa Allah SWT, maka hal itu tidak akan berlangsung lama,tetapi akan berpindah-pindah dari satu macam ke macam yang lain, dari satu orang kepada orang lain. Adapun tuhannya, maka dia dibutuhkan setiap saat dan setiap waktu, dimanapun ia berada, maka dia akan selau bersamanya.
Menurut Abdurrahman Nashir Tauhid ubudiyyah yaitu mengetahui bahwa Allah adalah yang mempunyai sifat uluhiyah dan ‘ubudiyah terhadap semua hambaNya. Penyendirian ketunggalan dalam peribadatan seluruhnya dan menyukian din hanya kepada Allah Yang Maha Tunggal. Inilah penetapan terakhir yang menguatkan tauhid rububiyyah dan asma’ wa shifat. Sebab sebenarnya tauhid ini merupakan sifat yang sempurna dan megah dan dan sudah termasuk penggabungan Rububiyah dan kemuliaannya.

D. Analisis, respons penulis, review, komentar kritis
Hakikat tauhid uluhiyah adalah mengesakan Allah dalam beribadah. Menujukan segala bentuk ibadah hanya kepada-Nya, dan meninggalkan sesembahan selain-Nya. Ibadah itu sendiri harus dibangun di atas landasan cinta dan pengagungan kepada-Nya. Berdasarkan hadis diatas bahwa, Allah SWT memang tunggal. Tidak ada satu zat pun yang bisa menyamai Allah SWT. Oleh karena itu, kita sebagai manusia, yang notabene sebagai makhluk Allah SWT haruslah meyakini Allah hanya satu. Kita meminta apapun juga hanya kepada Allah SWT. Apabila kita berbuat syirik kepada Allah SWT maka Allah akan menimpakan hukuman pada kita.
Iman terhadap Rububiyah Allah, artinya mengimani bahwa Allah semata sebagai Rabb, tidak ada sekutu dan pembantu bagi-Nya. Rabb artinya adalah yang mencipta, menguasai, dan memerintah. Itu artinya tidak ada pencipta selain Allah. Tidak ada penguasa selain Dia. Tidak ada perintah kecuali wewenang-Nya. Tidak pernah diketahui ada seorang pun di antara manusia ini yang mengingkari rububiyah Allah Yang Maha Suci kecuali karena faktor kesombongan dan tidak dilandaskan dengan keyakinan atas apa yang diucapkannya. Hal itu sebaagaimana yang terjadi pada diri Fir’aun ketika dia berkata kepada kaumnya. Urusan Allah Yang Maha Suci meliputi urusan kauni (alam) dan urusan syar’i (syari’at). Sebagaimana Allah adalah pengatur alam semesta dan pemutus perkara di dalamnya sesuai dengan apa yang dikehendaki-Nya dan menurut ketetapan hikmah-Nya. Maka demikian pula Allah menjadi hakim/pemutus urusan di dalamnya dengan mensyari’atkan berbagai macam ibadah dan hukum mu’amalah sesuai dengan tuntutan hikmah/kebijaksanaan-Nya. Barangsiapa yang mengangkat selain Allah sebagai pembuat syari’at bersama-Nya dalam perkara ibadah, atau menjadikannya sebagai hakim/pemutus urusan dalam hal mu’amalah, maka sesungguhnya dia telah mempersekutukan Allah dan belum dianggap mewujudkan keimanan.
Tauhid ubudiyyah adalah perbuatan yang mengesakan Allah bardasarkan niat taqarrub dalam melakukan berbagai macam ibadah yang disyari’atkan. Seperti berdo’a, sholat, thawaf memohon pertolongan pada Allah, menyembelih hewan kurban, bernadzar dll. Dalam kata lain tauhid ubudiyyah adalah ilmu ikatan kepercayaan karena dalam pengetahuan ini ada pasal-pasal yang harus diikat dan ditanamkan dalam hati yang harus menjadi kepercayaan yang teguh yang menjadi dasar-dasar pokok agama.

E. Simpulan 
Ilmu yang membahas tentang wujud Allah, sifat-sifat yang mesti ada padaNya, sifat-sifat yang boleh ada padaNya, sifat-sifat yang tidak boleh ada padaNya; membahas tentang para Rasul untuk menetapkan keutusan mereka, sifat-sifat yang mesti dipertautkan kepada mereka, sifat-sifat yang boleh dipertautkan kepada mereka,dan sifat yang tidak mungkin ada pada mereka.
Tauhid sebagai salah satu pilar dalam beragama islam mempunyai 3 macam jenis. Pertama, tauhid uluhiyah. Kedua, tauhid rububiyah. Dan ketiga, tauhid ‘Ubudiyah. Ketiga macam tauhid ini mempunyai persamaan, yaitu sama-sama kita sebagai makhluk Allah SWT harus mengesakan Allah SWT, hanya saja wujud kita dalam mengesakan Allah SWT yang berbeda-beda.
Obyek kajian Ilmu Tauhid berupa :
1. Hal-hal yang berkaitan dengan Allah: dzat, sifat, maupun perbuatannya
2. Hal-hal yang berkaitan dengan Rasulullah: kerasulannya, sifat yang ada padanya
3. Hal-hal yang berkaitan dengan alam barzah dan akhirat: hisab, surga, dan neraka

Daftar Pustaka
At-Tam-hid li Syarh Kitab at-Tauhid, hal. 6 dan 74-76, lihat juga al-Mufradat fi Gharib al-Qur’an [1/26] karya Imam ar-Raghib al-Ashfahani.
Rahman,Muhammad.1999.Dasar-Dasar Ketauhidan.Grafindo:Jakarta.
Makna tauhid, ahmad firdaus,2009
Kitab al-Bab al-Hadi ‘Asyr, karya Allamah al-hilli.
Qathfu al-Jana ad-Dani, hal. 56).