Sabtu, 18 November 2017

Ilmu Tauhid

Memahami tauhid

Untuk mencapai kesempurnaan pemujaan umat Islam, perlu untuk melakukan dan mempraktikkan Alquran. Tapi saat mendengarkan Al Qur'an secara keseluruhan orang akan bingung dari mana mereka harus pergi. Sementara Nabi saw melihat wahyu Allah swt berangsur-angsur, tidak sekaligus dikuasai oleh Nabi. Al Qur'an diturunkan oleh Allah kepada nabi selama 22 tahun 2 bulan 22 hari. Oleh karena itu Allah swt memahami pemahaman dari 'Ulama yang diridhoi Nya untuk membagi panggung, sehingga ummah dengan mudah mencapai pemahaman akan Alquran dalam kaffah. Pemilahan secara kronologis dibagi sebagai berikut: 1. Disiplin Ilmu Syariah, adalah jalan dan praktik yang harus dilalui 2. Thariqah, adalah jalan kedua menuju urutan kedua yang harus ditempuh 3. Faktanya, adalah jalan lurus ketiga menuju Haqul yang pasti 4 Ma'rifat, adalah tujuan menyembah ummat kepada Allah dengan cara. Implementasi pelaksanaan disiplin Pengetahuan tidak boleh menyimpang dari koridor pembinaannya yang dicontohkan oleh nabi di Al Hadits. Disiplin ini disebut Tauhid Mukasyafah atau Tauhid Mardhatillah atau Tauhid Uluhiyah. Dalam ajaran Mukasyafah Tauhid tidak ada doktrin atau cerita satir yang disebut cephalic, semua realisasi pencarian nyata yang dikejar oleh teladan dan perintah oleh nabi. Sang Tauhid sendiri mengandung makna Penciptaan Tuhan "Allahu Akbar", sedangkan Tuhan Tunggal yang kita sembah adalah Glisified Essence atau disebut Al Qudus. Dalam pemujaan menyembah Allah swt melalui media ritual yang disebut SHALAT. Jadi ilegal bagi Mukhasyah Mukah untuk meninggalkan ibadah sholat kepada Allah swt. Karena doa adalah salah satu media untuk menyelaraskan sikap naasud dengan sikap Ilahiyat. Ada tiga hal yang dilakukan manusia untuk masuk ke dalam sikap Ilahiyat, termasuk: 1. Pengampunan Tuhan dan penguatan Shahadah Ketika hal-hal yang disebutkan di atas tentang Tuhan yang kita sembah adalah Essence Mulia, maka dalam debat mengenai sikap Ilahiyat, manusia harus mengejar pemurnian jiwa dengan memohon pengampunan dari dosa yang telah dilakukan Tahap pengetahuan Thariqah ini disebut tahab Thakhali. Perintah Allah swt dalam kata-katanya: "Fa'lam 'anahu laa ilaaha illallaahu wastaghfir lidzanbika - Ketahuilah pasti tidak ada Tuhan selain Allah dan untuk melakukan penebusan atas dosamu." QS Muhammad 19. Nabi saw: "Wallaahi inniy laa astaghfirullaaha waanggu ilayhi fiyl yaumi aksyara min sab'iyna marratan - Demi Allah sungguh saya membaca astaghfirullah dan (untuk) bertaubat kepada-Nya lebih dari 70 kali setiap hari." HR Bukhari. Pernyataan Tuhan dalam kata-katanya: "Ini adalah sebuah ghafarul liman wa aamina wa 'amila shalihan syummah tadaa - Dan tentunya saya harus dimaafkan kepada orang-orang yang bertobat, percaya dan melakukan perbuatan baik dan menikmati bimbingannya." QS Thaha 82 Nabi sendiri sendiri memiliki proses pemurnian jiwa untuk pertama kalinya pada usia 9 tahun. Proses mengalikan ummat dengan nabi-Nya jelas berbeda. Jika nabi melihat kehendak Tuhan dan jika orang mau dan mau. Upaya manusia untuk mencapai pengampunan (Takhali) meliputi "1. Menyesal semua perbuatan dan kesalahan yang telah dilakukan 2. Meningkatkan membaca Istighfar untuk mohon maaf kepada Allah 3. Menegaskan kembali syahadah dengan membaca tahlil "Laa illaaha illallah" (untuk dijelaskan secara terpisah). 1. Sisipkan dan embed al-Qur'an di dalam Jiwa (di mana Alquran) Agar Alquran berubah menjadi Al Furqan dalam jiwa manusia, maka setelah berlatih taqwa mohon ampunan kepada Allah swt, insyaallah akan menjadi kudus. Setelah bersih dilakukan proses Tahali dalam ilmu Thariqah, atau bahkan pengisian Alquran. Dengan cara seperti yang dilakukan nabi saat menerima wahyu pertama, dia menguduskan dirinya dalam pembelaan gua Hira. Setelah mencapai kemurnian kehendak Tuhan, hal itu diwujudkan di dalam hati nabi pertama. Kita melihat firman Allah Ta'ala: "Wa nnahuu latanziilu Rabbil 'aalamiina. Nazala bihir ruuhul Amiinu. 'Alaa qalbika litak kuuna minal mundziriina. Jadilah disalahkan untuk orang Arab - Dan memang Alquran adalah wahyu yang diwahyukan oleh Tuan Rumah Jemaat. Kejatuhan dibawa oleh jiwa yang percaya (Gabriel). Turunkan hatimu agar kamu bisa memperingatkanku. Dengan menggunakan bahasa Arab yang cerah. "QS Al Syu'ara 192-195. Tujuan dan tujuan belajar Tuhan kepada orang-orang yang dicontohkan oleh tindakan Nabi saw adalah sebagai berikut: Pemurnian diri adalah tindakan positif karena wahyu Tuhan dalam bentuk Alquran itu sakral, itu positif dan tidak bisa merujuk pada Al Qur'an ke dalam hati manusia kecuali orang yang telah dimurnikan tidak hanya di tempat pertama melainkan dalam pengertian "La yamasyuhu illaa muthaharun - Tidak dapat menyentuhnya (Qur'an) kecuali orang-orang kudus. "QS Al Waqiah 79. Karena Allah swt menetapkan tempat Al Qur'an seperti pada firmanNya" (Alquran) adalah tempatnya di payudara orang-orang yang berpengetahuan luas. "QS Al Ankabut 49. Sementara Nabi berkata:" Buniya dinu 'alan nadhafat - Islam dibangun di atas kemurnian. "HR Bukhari Saat disentuh oleh jiwa yang masih kotor dengan rumus matematika, plus X minus hasilnya akan minus, meski menghafal Al Qur'an, itu tidak membawa dampak apapun dan perilakunya masih minus. Alquran setelah menghafal membuat arogansi, dilambangkan untuk pamer terhadap tindakan Riya 'dan bahkan Alquran pun diperdagangkan. Karena beratnya petualangan dalam mempelajari Alquran tidak ada karena Allah swt tidak senang dengan penyiksaan manusia dalam mempelajari wahyu ilahi dari Alquran sendiri. Dia menganggap belajar Al Qur'an sebagai sejarah belajar. Hasilnya hanya pengetahuan yang bukan tindakan berbobot sedangkan Hadis Aisyah mengatakan "Kanna khuluqul nabi Alquran - Bahwa moralitas Nabi saw adalah Alquran." HR Bukhari dari Aisyah ra. Jadi meski menghafal Al Qur'an mereka tetap memiliki arogansi yang mendominasi jiwanya. Firman Allah: "Laa tata'allamul ilma litubahun bihi 'ulama' walitumarun bihis sufaha a walitushri fau bihii wajuuhun nasi ilaikum fiman fa'ala dzaalika fahuwa fiyn nari - Janganlah kamu belajar dari ilmu untuk berbangga kepada 'Ulama dengan ilmu itu, untuk berdebat dengan orang bodoh, dan untuk mengubah wajah orang-orang kepada Anda. Siapa pun yang melakukan itu maka dia kesal. "HR Ibnu Majah dari Jabir ra bersama sanad shahih. Kita melihat kata-kata nabi "Alla ukhbirukum bialin naari? Kullu 'utulli jawaajinn fustak biriin - Maukah anda menceritakan tentang ahli neraka? Itu adalah setiap orang yang kejam, serakah dan sombong. "HR Bukhari dan Muslim. Dari tata cara belajar Al Qur'an yang tidak sesuai Sunah yang dicontohkan Rasulullah Muhammad saw inilah maka diakhir zaman para ahli kitab membuat ritual ibadah yang tidak diperintahkan nabi saw. Seperti nabi Maulit, peringatan Nuzulul Qur'an, peringatan 'Isra' Mi'raj, shalat Taubat, shalat tolak balak dll. Tujuan mereka baik untuk syi'ar Islam, namun dampaknya penyebaran dosa jual-beli ayat-ayat Allah dan merubah ayat Allah menjadi mantra sihir. Pelanggaran huruf Al Baqarah 17-175 dan 102 yang semuanya mengancam Neraka Neraka. Firman Allah: "An yuthahara qulubuhum fiy dunya khizyun walahum fil akhirati 'adzabun' adziymun - Mereka itu adalah orang-orang yang tidak diinginkan Allah mensucikan hati mereka, bagi mereka dunia ini kehinaan (disisi Allah) sedang di akhirat siksa yang besar (Jahanam) . "QS Al Maidah 41 Kita simak sabda nabi saw:" Man thalaba 'ilman mimma yabtaghiy bihi wajhallaahi yushiyba bihi' aradhan minadunya lam yajid arfaal jannati yaumal qiyamati - Barang siapa yang menuntut ilmu yang seharusnya untuk mencari keridhaan Allah Ta'ala, Tapi terbiasa mencari harta benda dunia maka dia tidak akan mencium Langit pada hari kiyamat. "Ibnu Majah HR dari Abu Hurairah ra dengan sanad sejati. Kita melihat nabi berikutnya: Teman bertanya: "Apakah ada kejahatan yang baik setelah kebaikan? Nabi berkata: "Ya, si penelpon (dakwah) yang berada di atas gerbang neraka. Siapa pun yang menerima panggilan tersebut, mereka (malaikat) akan melemparkannya ke neraka, "Sahabat bertanya:" Ya, Rasulullah menunjukkan sifat mereka kepada kita! Nabi berkata: "Mereka berasal dari orang-orang kita dan mereka berbicara bahasa kita," HR Bukhari dari Hudzaifah ra 1. Lakukan Doa sebagai ritual penyerahan diri kepada Allah swt Doa adalah puncak pemujaan terhadap hamba-hamba Allah dalam ritual, Diiringi dengan tebusan wajib Allah tidak dapat ditambahkan dan tidak dapat dikurangi agar sesuai dengan jumlah nabi yang tampil dan mencontohkannya. Dikatakan ritual karena hubungannya sangat kuat dengan spiritual. Hati memiliki peran penting dalam mengendalikan jiwa untuk mencapai fokus dalam mengingat tuhan Allah SWT. Hal ini sangat sulit dan menghambat - hampir tidak mungkin manusia melakukan dari awal ihraatra sampai salam perpisahan. Hal ini disebabkan oleh kotoran dalam bentuk "dosa", Nabi saw menjelaskan dalam perkataannya "Al Ismun haza zul khulub - Dosa sebagai kotoran hati. "HR Bukhari. Pewarnaan hati inilah yang menjadi jilbab di hablum minallah, oleh karena itu jilbab ini harus dirasakan untuk membuka mata jantung agar berfungsi dengan baik dan benar. Karena itu, ada upaya untuk menghilangkan jilbab hati dengan melakukan Takholi, Tahali dan Tajjali. Jika sholat masih bisa terbengkalai oleh iblis, maka pelaku shalat punah. Allah swt berkata: "Fawailul lil mushalin alladinahum a shalaatihim sahuun - ratapan adalah untuk orang-orang shalat, orang-orang yang lalai dalam sholat. "QS Al Ma'un 4-5 Karena Allah telah memutuskan:" Inani Anallah, laa ilaaha ila ana fa'budni aqimis shalah li dzikri - Akulah Allah, tidak ada Tuhan selain Aku yang menyembahKu, mengatur doa untuk mengingat Aku . "QS Thaha 14. Pelayan diperintahkan untuk melakukan sholat hanya untuk mengingat Allah, tidak untuk mengingat yang lain. Bila ada penyimpangan dalam memori doa sa'at, ada sebuah persekutuan dalam ingatan. Sementara Allah tidak mau berhubungan dengan apapun. Maka Allah swt mendirikan tempat yang disebut ratapan untuk membersihkan kotoran hati yang mengubah manusia menjadi peringatan Allah. Sementara Nabi Suci bersabda: "Seringkali siksaan di neraka bagaimana jika kedua kaki direndam dalam api neraka (magma) maka otaknya mendidih, itu adalah siksaan yang paling ringan tapi orang yang paling menyiksa." HR Bukhari. Padahal nanti pada hari kiyamat, amal yang pertama adalah shalat, saat diterima sholat maka seluruh amal yang telah dilakukan diperhitungkan. Dan saat shalat ditolak, maka ditolaklah semua amal temporer untuk bertanggung jawab atas kelalaian shalatnya, tepat setelah jaring maka hitung kembali amaliyah lainnya. "Seringkali penyiksaan di neraka bagaimana jika kedua kaki direndam dalam api neraka (magma) maka otaknya mendidih, itu adalah siksaan yang paling ringan namun menyangkut siksaan yang paling parah." HR Bukhari. Padahal nanti pada hari kiyamat, amal yang pertama adalah shalat, saat diterima sholat maka seluruh amal yang telah dilakukan diperhitungkan. Dan saat shalat ditolak, maka ditolaklah semua amal temporer untuk bertanggung jawab atas kelalaian shalatnya, tepat setelah jaring maka hitung kembali amaliyah lainnya. "Seringkali penyiksaan di neraka bagaimana jika kedua kaki direndam dalam api neraka (magma) maka otaknya mendidih, itu adalah siksaan yang paling ringan namun menyangkut siksaan yang paling parah." HR Bukhari. Padahal nanti pada hari kiyamat, amal yang pertama adalah shalat, saat diterima sholat maka seluruh amal yang telah dilakukan diperhitungkan. Dan saat shalat ditolak, maka ditolaklah semua amal temporer untuk bertanggung jawab atas kelalaian shalatnya, tepat setelah jaring maka hitung kembali amaliyah lainnya. Saat diterima sholat maka seluruh amal yang telah dilakukan diperhitungkan. Dan saat shalat ditolak, maka ditolaklah semua amal temporer untuk bertanggung jawab atas kelalaian shalatnya, tepat setelah jaring maka hitung kembali amaliyah lainnya. Saat diterima sholat maka seluruh amal yang telah dilakukan diperhitungkan. Dan saat shalat ditolak, maka ditolaklah semua amal temporer untuk bertanggung jawab atas kelalaian shalatnya, tepat setelah jaring maka hitung kembali amaliyah lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar