Minggu, 05 Maret 2017

KISAH SAYYIDINA ALI JUAL BELI DENGAN MALAIKAT

BAB: SIROH SEJARAH

Kisah ini diriwayatkan Ja'far bin Muhammad, yang memiliki sanad dari ayahnya, lalu dari kakeknya.

Suatu ketika, cerita dari kakek Ja'far.
Sayyidina Ali bin Abi Tholib Karomallohu Wajhah mengunjungi rumahnya selepas silaturahim kepada Rosululloh SAW.

Di rumah itu Ali menjumpai istrinya, Sayyidah Fatimah, yang sedang terduduk memintal kain wol, sementara Salman al-Farisi berada di hadapannya tengah menggelar wol.

"Wahai perempuan mulia, adakah makanan yang bisa kau berikan kepada suamimu ini?" Tanya Ali kepada istrinya.

"Demi Alloh, aku tidak mempunyai apapun. Hanya 6 dirham ini, ongkos dari Salman karena aku telah memintal wol." Jawabnya. "Uang ini ingin aku belikan makanan untuk (anak kita) Husain dan Hasan. (Menurut versi kitab, an-Nawadir, keluarga ini sudah tak makan selama berhari-hari.)

"Bawa kemari uang itu." Fatimah segera memberikannya dan Ali pun keluar untuk membeli makanan.

Tiba-tiba di tengah perjalanan, ia bertemu seorang laki-laki yang berdiri sambil berujar: "Siapa yang bersedia memberikan hutang (karena) Alloh Yang Maha Menguasai dan Mencukupi?"
Sayyidina Ali mendekati laki-laki itu dan langsung memberikan 6 dirham yang ada di tangannya kepada laki-laki tersebut.

Ali kemudian pulang menemui istrinya yang sudah menanti-nantikan kepulangan Ali, dan saat mengetahui hal ini Fatimah menangis karena suaminya pulang begitu saja dengan tangan kosong, Sayyidina Ali hanya bisa menjelaskan peristiwa yang terjadi secara apa adanya.

"Baiklah", kata Fatimah. Tanda bahwa ia sudah menerima keputusan dan tindakan suaminya dengan ikhlas lillah karena Alloh.

Sayyidina Ali segera bergegas pergi keluar namun bukan untuk mencari makanan, melainkan untuk mengunjungi Rosululloh SAW. Di tengah-tengah perjalanan, Ali menjumpai seorang Badui yang sedang menuntun seekor unta menyapanya. "Hai Ali, belilah unta ini dariku."

"Aku sudah tak punya uang sepeser pun". Jawab Ali.

"Ah, kau bisa bayar nanti." Timpal Badui. 

"Berapa?" Jawab Ali lagi.

"100 dirham..." (Badui)

Sayyidina Ali sepakat membeli unta itu meskipun dengan cara hutang. Sesaat kemudian, tanpa disangka-sangka, sepupu Nabi ini berjumpa dengan orang Badui lainnya dan menanyakan: "Apakah unta ini kau jual?"

"Benar." Jawab Ali.

"Baiklah, aku akan membelinya 160 dirham."

Ali pun sepakat dengan harga itu, si Badui pun segera membayarnya kontan. (Pada riwayat lain unta tersebut dibeli seharga 300 dirham). 

Setelah Ali menerima uang pembelian unta tersebut, tiba-tiba datang Badui yang pertama datang untuk menagih: "Kau telah menjual unta tadi Ali?" Tanyanya.

"Iya". Jawab Ali.

"Kalau begitu, mana hakku?" Tagihnya.

Ali segera membayarkan hak Badui pertama sebesar 100 dirham. Kemudian dia pulang kepada istrinya Fatimah, wajah Fatimah kali ini tampak berseri-seri sambil mendengarkan penjelasan dari Ali atas kejadian yang baru saja dialami olehnya. 

"Syukur alhamdulillah jika memang begitu..." Kata Fatimah selepas mendengarkan cerita suaminya.

Ali bertekad menghadap kepada Rosululloh kembali untuk mengadukan kejadian-kejadian yang telah di alaminya. Saat kaki memasuki pintu masjid, sambutan hangat langsung datang dari Rosululloh. Nabi menebar senyum dan salam, lalu bertanya: "Hai Ali, kau yang akan memberiku kabar, atau aku yang akan memberimu kabar?"

"Sebaiknya Engkau, ya Rosululloh, yang memberi kabar kepadaku." Ali menjawab dengan adab nya kepada Rosululloh.

"Tahukah kamu, siapa orang Badui yang menjual unta kepadamu dan Badui yang membeli unta darimu?" 

"Allohu wa Rosuuluhu a'lam. Alloh dan Rosul Nya tentu lebih mengetahui." Sahut Ali memasrahkan jawaban.

"Sangat beruntung kau wahai Ali, kau telah memberi pinjaman karena Alloh sebesar 6 dirham, dan Alloh pun telah memberimu 60 dirham. Setiap 1 dirham dibalas 10 kali lipat oleh Alloh." Badui yang pertama Rosul mengatakan adalah malaikat Jibril, sedangkan Badui yang kedua adalah malaikat Israfil (dalam riwayat lain, malaikat Mika'il.)

Nabi Shollollohu Alaihi Wasallam menambahkan dalam riwayat lain: "Hai Ali, engkau diberikan tiga hal yang tak pernah diberikan kepada siapapun. Engkau punya seorang istri yang akan menjadi pimpinan wanita Surga. Engkau mempunyai dua anak laki-laki yang akan menjadi pimpinan penduduk Surga, serta engkau mempunyai mertua yang akan menjadi pimpinan para utusan. Bersyukurlah engkau kepada Alloh, pujalah Dia atas segala nikmat yang diberikan kepadamu."

"Unta tersebut adalah kendaraan Fatimah kelak saat hari Kiamat."

Kisah ini diriwayatkan pada kitab: an-Nawadir dan al-Aqthaf ad-Daniyah dengan versi yang sedikit berbeda namun point-pointnya mengandung arti dan makna yang sama. Kisah ini menggambarkan betapa ketulusan Ali dalam menolong sesama telah membuahkan balasan Alloh yang berlipat. Bahkan dengan cara dan hasil di luar dugaan. Karena Ali adalah gerbangnya segala gudang ilmu Alloh, tentu saja beliau mengetahui rumus Alloh. Bahwa taqwa adalah sebab turunnya rizki. Alloh berfirman: "Barang siapa yang bertaqwa kepada Alloh, niscaya Dia akan mengadakan jalan keluar baginya, dan memberinya rizki dari arah yang tiada disangka-sangkanya." (QS: Ath-Thalaq: ayat: 2-3)


Man dzaal-ladzii yuqridhullaaha qordhan hasanah fayudaa'ifahu lahuu walahu ajrun kariimun. (Barang siapa yang mau meminjamkan kepada Alloh pinjaman yang baik, maka Alloh akan melipat-gandakan {balasan} pinjaman itu untuknya, dan dia akan memperoleh pahala yang banyak.) [QS. Al-Hadid, ayat: 11]



SEJARAH SINGKAT IMAM ALI KAROMALLOHU WAJHAH

Sejak kecil Sayyidina Ali Karomallohu Wajhah adalah hasil binaan langsung dari Baginda Rosul Shollollohu Alaihi Wasallam, maka sifat-sifat beliau terbentuk dari akhlak Rosululloh, dan sifatnya adalah sifat Rosululloh, beliau menempuh dan mengikuti jejak langkah-langkah Rosululloh. 

Alloh Subhanahu Wa Ta'ala begitu Agung dalam pandangan Sayyidina Ali, sehingga ibadah yang dilakukan merupakan ungkapan kerinduan dan rasa cinta kepada Nya. Seperti ungkapan beliau: "Ilahi, aku tidak menyembah Mu lantaran takut siksa Mu, dan tidak pula berharap akan pahala dari Mu. Tetapi aku menyembah Mu semata-mata lantaran aku mendapatkan Mu sebagai Dzat yang semestinya disembah."

Al-Murtadho (Yang Terpilih)

Imam Ali Karomallohu Wajhah yang dikenal sebagai Imam besar dalam ilmu hikmah (pemahaman yang dalam) dan futuwwah yang mendapatkan pengajaran dan bimbingan langsung dari Imam segala mursyid yaitu: Baginda Rosulillah SAW. 

Dalam sebuah hadits Jabir bin Abdillah berkata: Aku pernah mendengar Rosululloh SAW bersabda kepada Ali Rhodiyallohu Anhum: "Hai Ali, sesungguhnya umat manusia berasal dari berbagai pohon yang berbeda-beda. Sementara engkau dan aku berasal dari satu pohon yang sama." 

Kemudian beliau membacakan ayat: "Dan di atas bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan (tapi berbeda-beda), dan kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman, dan pohon kurma yang bercabang dan yang tidak bercabang, disirami dengan air yang sama." (QS: Ar-RA'D [13]: 4)

Rosul SAW bersabda: "Aku dan Ali berasal dari satu pohon, sedangkan umat manusia berasal dari pohon yang berbeda-beda." 

Sumber: Kitab: Kanz Al-'Ummal. Jil 6/154.

Inna fil jannati nahron min laban (Sungguh, di Surga ada sungai dari susu dan madu)

Li 'Aliyyin wa Husainin wa Hasan (Yang disediakan untuk Ali, Husain dan Hasan)

Kun man'Allohi tarollaha ma'ak, watrukil kulla wa hadzir thoma'ak (Hidup-hiduplah bersama Alloh niscaya kau dapati Alloh bersamamu dan tinggalkanlah selain Alloh serta waspada terhadap nafsu tamakmu)


Subhanallohil 'Adziim wa shodaqo Rosuluhu Nabiyyul Karim...

#SufiMuda

 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar