Cristian Snouck Hurgronje adalah pengabdi setia kolonial Belanda, dia seorang ahli politik imperalis dan seorang orientalis Kristen yang tidak percaya Tuhan. Dia di tugaskan khusus untuk mempelajari Islam sebagai modal utama menghancurkan Islam khususnya di Indonesia.
Dia sangat fasih berbahasa Arab, dengan intelektual dan keramahannya, dia di terima di kalangan Ulama di Jeddah untuk menimba ilmu. Sampai pada akhirnya dia berhasil menghafal Al Qur'an, Shohih Bukhori, Shohih Muslim, Alfiyyah Ibnu Malik dan Futhul Mu'in hingga dia mendapatkan nama Islam sebagai Abdul Ghoffar.
Misi dan tugas pertamanya pada saat itu adalah menghancurkan Islam di Aceh, hingga rakyat Aceh pada saat itu mengecapnya sebagai penghkianat! Dia berhasil berkhotbah Jum'at dalam bahasa Arab yang mengandung do'a untuk kesejahteraan Ratu Belanda Wilhelmina yang di kenal oleh rakyat Aceh pada saat itu sebagai "khotbah penjilat".
Bagi kolonial Belanda dialah pahlawan besar, yang berhasil menjalankan tugasnya memanipulasi tugas keilmuan untuk kepentingan politik. Untuk kesetiaan dan loyalitasnya kepada kolonial Belanda, dia sampai dianugerahi "Bintang Salib Singa Belanda" .
Seorang peneliti Belanda kontemporer Koningsveld, menjelaskan bahwa realitas budaya di negerinya membawa pengaruh besar terhadap kejiwaan dan sikap Snouck pada perkembangan hidup dan kejiwaannya.
Snouck berpendapat bahwa Al-Quran bukanlah wahyu dari Alloh, melainkan adalah karya Muhammad yang mengandung ajaran agama. Pada saat itu, para ahli perbandingan agama dan ahli perbandingan sejarah sangat dipengaruhi oleh teori “Evolusi” Darwin. Hal ini membawa konsekuensi khusus dalam teori peradaban di kalangan cendikiawan Barat, bahwa peradaban Eropa dan Kristen adalah puncak peradaban dunia.
Sementara, Islam yang datang belakangan, menurut mereka, adalah upaya untuk memutus perkembangan peradaban ini. Bagi kalangan Nasrani, kenyataan ini dianggap hukuman atas dosa-dosa mereka. Ringkasnya, agama dan peradaban Eropa adalah lebih tinggi dan lebih baik dibanding agama dan peradaban Timur. Teori peradaban ini berpengaruh besar terhadap sikap dan pemikiran Snouck dalam kehidupannya.
Pada tahun 1876, saat menjadi mahasiswa di Leiden, Snouck pernah mengatakan, “Adalah kewajiban kita untuk membantu penduduk negeri jajahan -maksudnya warga Muslim Indonesia- agar terbebas dari Islam“. Sejak saat itu, sikap dan pandangan Snouck terhadap Islam tidak pernah berubah.
*Kegagalan Snouck "Menghancurkan Islam Jawa".
Pada saat pemerintah kolonial Belanda merasa Snouck telah berhasil dan sukses menghancurkan Islam di Aceh, mereka kemudian mengutus Snouck untuk menghancurkan Islam di Jawa. Pemerintah kolonial Belanda sebelumnya mengutus Snouck untuk lebih memperdalam ilmu Islam nya.
Karena Islam di Jawa selalu melawan Belanda pada saat itu.
Sultan Hasanuddin, santri Pangeran Diponegoro atau Mbah Abdul Hamid, santri Sultan Agung, santri Mbah Zaenal Mustofa, bahkan semua santri kok melawan Belanda.
Akhirnya Snouck belajar secara khusus mencari rahasia bagaimana caranya Islam Jawa ini remuk. Snouck Hurgronje masuk ke Jawa dengan menyamarkan namanya menjadi Syekh Abdul Ghoffar yang dia dapat dari Jeddah (Mekah). Setelah dirasa ilmu Islamnya telah matang betul selama dia belajar di Arab.
Namun ternyata, setelah Syekh Abdul Ghoffar ini masuk ke Jawa, sang Syekh kebingungan mencari Islam dengan wajah Islam, tidak ketemu. Ternyata Islam yang dibayangkan dan dipelajari Snouck Hurgronje selama di Arab itu tidak ada.
Mencari Alloh disini tidak ketemu, ketemunya Pangeran. Ketemunya Gusti. Padahal ada Pangeran namanya Pangeran Diponegoro. Ada Gusti namanya Gusti Kanjeng. Mencari istilah sholat tidak ketemu, ketemunya sembahyang. Mencari Syaikhun, Ustadzun, tidak ketemu, ketemunya Kyai. Padahal ada nama kerbau namanya Kyai Slamet. Mencari Musholla tidak ketemu, ketemunya Langgar.
Maka, ketika Snouck Hurgronje bingung, dia dibantu Van Der Plas. Ia menyamar dengan nama Syekh Abdurrahman. Mereka memulai dengan belajar bahasa Jawa. Karena ketika masuk Indonesia, mereka sudah bisa bahasa Indonesia, namun bahasa Melayu, tapi tidak bisa bahasa Jawa.
Begitu belajar bahasa Jawa, mereka tambah bingung, semakin bingung dan stresss. Orang disini makanannya nasi (sego). Snouck Hurgronje dan Van Der Plas tahu bahasa beras itu, bahasa Inggrisnya rice, bahasa arabnya ar-ruz. Yang disebut ruz, ketika di sawah, di Jawa namanya pari (padi). Disana di Belanda sana masih ruz, rice. Namun di Jawa, begitu padi dipanen, namanya ulen-ulen, ulenan. Disana masih ruz, rice. Jadi ilmunya si Snouck sudah mulai kucluk, (koplak).
Begitu ditutu, ditumbuk, digiling, mereka masih mahaminya sebagai ruz, rice, padahal disini (di Jawa) namanya sudah berubah dan di namai sebagai gabah. Begitu gabah di kupas disini namanya beras, disana masih ruz, rice. Begitu bukaannya cuil terbelah menjadi dua, disini namanya menir, disana masih ruz, rice. Begitu dimasak, disini sudah dinamai sego atau nasi, disana masih ruz, rice.
Begitu diambil cicak satu, disini namanya
upo, disana namanya masih ruz, rice. Begitu dibungkus daun pisang, disini namanya lontong, sana masih ruz, rice. Begitu dibungkus janur kuning namanya ketupat, disana masih ruz, rice. Ketika diaduk dan hancur, lembut, disini namanya bubur, disana namanya masih ruz, rice.
Inilah bangsa aneh, yang membuat Snouck Hurgronje judeg dan pusing. Akhirnya dia kucluk sendiri. Mempelajari Islam Jawa tidak paham-paham, akhirnya mencirikan Islam Indonesia dengan tiga hal. Pertama, kethune miring sarunge nglinting (berkopiah miring dan bersarung ngelinting). Kedua, mambu rokok (bau rokok). Ketiga, tangane gudigen (tangannya berpenyakit kulit).
Cuma tiga hal itu catatan (pencirian Islam Jawa) oleh Snouck Hurgronje di Perpustakaan Leiden, Belanda. Tidak pernah ada cerita apa-apa, yang lain sudah biasa. Maka, jangankan Snouck Hurgronje, orang Indonesia saja kadang tidak paham dengan Islam Jawa, karena kelamaan di tanah Arab.
Lihat tetangga pujian, karena tidak paham, bilang bid’ah. Melihat tetangga menyembelih ayam untuk tumpengan, dibilang bid’ah. Padahal itu produk Islam Indonesia. Kelamaan diluar Indonesia, jadi tidak paham. Masuk kesini sudah kemlinthi, sok-sokan, memanggil Nabi dengan sebutan “Muhammad” saja. Padahal, disini, tukang bakso saja dipanggil “Mas”. Padahal orang Jawa nyebutnya Kanjeng Nabi.
Lha, akhir-akhir ini semakin banyak yang tidak paham Islam Indonesia. Kenapa? Karena Islam Indonesia keluar dari rumus-rumus Islam dunia, Islam pada umumnya. Kenapa? Karena Islam Indonesia ini saripati (essensi) Islam yang paling baik yang ada di dunia.
Kenapa? Karena Islam tumbuhnya tidak disini, tetapi di Arab. Rosululloh orang Arab. Bahasanya bahasa Arab. Yang dimakan juga makanan Arab. Budayanya budaya Arab. Kemudian Islam datang kesini, ke Indonesia.
Kalau Islam masuk ke Afrika itu mudah, tidak sulit, karena waktu itu peradaban mereka masih belum maju, belum terdidik. Orang belum terdidik itu mudah dijajah. Seperti pilkada, misalnya, diberi Rp 20.000 atau mie instan sebungkus, beres. Kalau mengajak orang berpendidikan, sulit, dikasih uang Rp 10 juta belum tentu mau.
Islam datang ke Eropa juga dalam keadaan terpuruk. Tetapi Islam datang kesini, mikir-mikir dulu, karena bangsa di Nusantara ini sedang kuat-kuatnya. Bangsa anda sekalian ini bukan bangsa kecoak. Ini karena ketika itu sedang ada dalam kekuasaan negara terkuat yang menguasai 2/3 dunia, namanya Majapahit.
Majapahit ini bukan negara sembarangan. Universitas terbesar di dunia ada di Majapahit, namanya Nalanda. Hukum politik terbaik dunia yang menjadi rujukan adanya di Indonesia, waktu itu ada di Jawa, kitabnya bernama Negarakertagama. Hukum sosial terbaik ada di Jawa, namanya Sutasoma. Bangsa ini tidak bisa ditipu, karena orangnya pintar-pintar dan kaya-raya.
Cerita surga di Jawa itu tidak laku. Surga itu (dalam penggambaran Al Qur'an): tajri min tahtihal anhaar (airnya mengalir), seperti kali. Kata orang disini: “mencari air kok sampai Surga segala? Disini itu, sawah semua airnya mengalir.” Artinya, pasti bukan itu yang diceritakan para Ulama penyebar Islam. Cerita Surga tentang buahnya banyak juga tidak, karena disini juga banyak buah. Artinya dakwah disini tidak mudah.
Diceritain pangeran, orang Jawa sudah punya Sanghyang Widhi. Diceritain Ka’bah orang jawa juga sudah punya Stupa: sama-sama batunya dan tengahnya sama berlubangnya. Dijelaskan menggunakan tugu Jabal Rahmah, orang Jawa punya Lingga Yoni.
Dijelaskan memakai hari raya kurban, orang Jawa punya peringatan hari raya kedri. Sudah lengkap. Islam datang membawa harta-benda, orang Jawa juga tidak doyan. Kenapa? Orang Jawa pada waktu itu beragama hindu. Hindu itu berprinsip yang boleh bicara agama adalah orang Brahmana, kasta yang sudah tidak membicarakan dunia.
Dibawah Brahmana ada kasta Ksatria, seperti kalau sekarang Gubernur atau Bupati. Ini juga tidak boleh bicara agama, karena masih ngurusin dunia. Dibawah itu ada kasta namanya Wesya (Waisya), kastanya pegawai negeri. Kasta ini tidak boleh bicara agama.
Di bawah itu ada petani, pedagang dan saudagar, ini kastanya Sudra. Kasta ini juga tidak boleh bicara agama. Jadi kalau ada cerita Islam dibawa oleh para saudagar, tidak bisa diterima akal. Secara teori ilmu pengetahuan ditolak, karena saudagar itu Sudra dan Sudra tidak boleh bicara soal agama.
Yang cerita Islam dibawa saudagar ini karena saking judeg-nya, bingungnya memahami Islam di Indonesia.
Kembali kepada kisah Snouck yang sudah terlancur kucluk tadi, akhirnya dia menyerah, karena dia mencari syahadad di sini tidak ada syahadad, yang ada kalimosodo. Jadi orang Jawa di anggap tidak Islam, dan tidak perlu dirusak-rusak karena sudah rusak. Padahal yang rusak alias kucluk adalah pikiran si Snouck sendiri.
Penulis: Jadmiko
Sumber: Literatur dari berbagai sumber
Kamu nulis...,
BalasHapusApa nyontek?
Ehh..nyontek masih bagus...ad nulisnya jg...
Copy paste yaa..?💻🖥🖨😂😁😭😭😭
Nulis cong...mosok copy paste...ada sumbernya dong...
BalasHapusNgene-ngene bosss, permasalahannya itu, bukan itu copas atau tidak, copas pun kan pasti butuh referensi dan ilmu, jadi pasti di edit edit juga. Saya itu mau menjadikan blog saya ini lengkap dari sisi ke ilmuan, jadi orang mau cerita sejarah apa, ada, cerita ilmu islam dan siroh sejarah para sahabat dan nabi pun ada. Jadi saya mau menghimpun seluruh ke ilmuan di dalam satu blog....gitu bosssss, ra sah protes ae bosssss ga enak di lihat dunia ini hlo.... ha ha ha ha...
BalasHapus