J-Taqlid dan Ittiba
Islam mencela taqlid yang membatasi dan melumpuhkan fungsi dan kerja akal.
Allah berfirman:
"Artinya: Dan apabila dikatakan kepada mereka: 'Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah, mereka menjawab:' Tidak! Tapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami temukan dari (perbuatan) nenek moyang kami. (Apakah mereka akan mengikutinya juga) walau-pun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk? "[Al-Baqarah: 170]
Perbedaan antara taqlid dan ittiba 'adalah sebagaimana telah dikatakan oleh Imam Ahmad bin Hanbal," ittiba' adalah seseorang mengikuti apa-apa yang datang dari Rasulullah "
Ibnu 'Abdil Barr (wafat th. 463 H) dalam kitabnya, Jaami'ul Bayanil' Ilmi wa Fadhlihi [9] menjelaskan perbedaan antara ittiba '(mengikuti) dan taqlid yaitu terletak pada adanya dalil-dalil qath'i yang jelas. Bahwa ittiba 'yaitu penerimaan riwayat berdasarkan diterimanya hujjah sedangkan taqlid adalah penerimaan yang berdasarkan pemikiran logika semata.
Berkata Ibnu Khuwaiz Mindad al-Maliki (namanya adalah Muhammad bin Ahmad bin 'Abdillah, wafat th. 390 H): "Makna taqlid secara syar'i adalah mengacu pada kata yang tidak ada hujjah / dalil atas orang yang mengatakannya. Dan makna ittiba 'yaitu mengikuti apa-apa yang berdasarkan atas hujjah / dalil yang tetap. Ittiba 'diperkenankan dalam agama, namun taqlid dilarang. "
Jadi definisi taqlid adalah menerima pendapat orang lain tanpa dilandasi dalil.
oleh: Anda Jangan Percaya Saya (Christian Mamat Junaedi).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar